Jilid 84

1.3K 26 0
                                    

Dia melihat kekuatan yang amat besar di dalam pasukan itu, dengan senjata-senjata apinya besar kecil yang amat sukar dilawan dengan ilmu silat saja. Maka, selain mencari tempat yang aman untuk berlindung, juga dia dapat mempergunakan kekuatan pasukan kulit putih untuk mencapai kedudukan, baik sebagi pimpinan kaum sesat, juga kedudukan tinggi di dalam pasukan itu sendiri.

Dia sengaja membiarkan Peter Dull dan pasukannya mencari-cari Diana, pura-pura membantu namun tidak sungguh-sungguh membantu. Dia ingin melihat Peter Dull gagal dalam usahanya, dan kelak setelah keluarga Charles Elliot benar-benar kebingungan, barulah dia akan tampil sebagai bintang penolong! Tentu jasanya akan besar sekali.

Kedudukan Peter Dull sebagai tangan kanan kapten itu harus diraihnya. Dia memiliki cita-cita yang lebih besar lagi. Bahkan pernah dia bermimpi betapa bersama pasukan kulit putih, dia menyerbu dan merampas tahta Kerajaan Mancu dan karena jasa-jasanya, maka orang-orang kulit putih mengangkat dia sebagai kaisar baru!

Karena itu, mendengar perintah yang dikeluarkan oleh mulut Peter Dull tadi, Koan Jit menoleh kepada Kapten Charles Elliot. Dia tahu bahwa kapten itu belum percaya benar kepadanya, baik kelihaiannya maupun kesetiaannya.

Dengan pandang matanya, dia bertanya dan menanti keputusan kapten itu sebagai orang atasan yang paling berkuasa. Agaknya kapten inipun maklum bahwa orang tinggi kurus ini mengharapkan pendapatnya, maka diapun mengangkat tangan berkata.

"Hajar saja mereka semua, jangan membunuh....... karena hal itu akan menimbulkan keributan."

"Kalian berlima berlututlah dan menerima hukuman cambuk dengan suka rela, atau aku akan menghajarmu lebih parah lagi," kata Koan Jit, sengaja berkata demikian untuk memperlihatkan kebesarannya.

Tentu saja lima orang yang anti kulit putih itu tidak sudi menyerah, dan mereka semua memandang Koan Jit yang dianggap sebagai antek dan kaki tangan kulit putih itu penuh kebencian.

"Cuhhh!"

Pemimpin kelompok yang masih muda dan bertubuh kokoh itu meludah ke arah Koan Jit, lalu dia berkata kepada teman-temannya.

"Biar aku sendiri yang mematahkan kaki tangan anjing penjilat iblis-iblis putih ini!" Dan diapun menerjang dengan dahsyatnya, mengirim pukulan ke arah kepala Koan Jit.

Koan Jit miringkan kepalanya sehingga pukulan itu lewat. Akan tetapi kuli muda itu memukul lagi dengan tangan kiri, menonjok dada. Sekali ini, Koan Jit tidak mengelak, juga tidak menangkis.

"Dukkk!!"

Pukulan itu kuat sekali datangnya dan tepat mengenai dada Koan Jit. Akan tetapi tubuh yang jangkung kurus itu sama sekali tidak tergoyahkan, dan sebaliknya, si pemukul yang merasa tangannya seolah-olah bertemu dengan dinding baja dan nyeri sekali, seperti remuk-remuk semua tulangnya. Dan pada saat itu, Koan Jit mengayun tangannya menampar.

Menyaksikan kehebatan ini, Kapten Charles Elliot sendiri terkejut dan kagum bukan main, akan tetapi juga khawatir.

"Jangan membunuh.......!"

"Harap Kapten jangan khawatir. Koan Jit akan mentaati perintah dan orang-orang itu tidak dibunuh, hanya dipukul pingsan saja," kata Peter Dull dengan suara mengandung kebanggaan, karena bagaimanapun juga, dialah yang telah menemukan Koan Jit dan berhasil membujuknya menjadi sekutu.

Kini, duapuluh lebih orang kuli yang menjadi kawan-kawan lima orang itu sudah menyerbu dan mengeroyok Koan Jit, bahkan di antara mereka ada yang membawa senjata sepotong besi dan lain-lain alat pengangkut yang terdapat di tempat itu. Dan terjadilah perkelahian yang makin mengagumkan hati Kapten Charles Elliot dan juga mengagumkan hati semua mandor dan orang kulit putih yang berada di situ.

Pedang Naga Kemala - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang