Jilid 164

1K 22 0
                                    

Siu Coan tahu bahwa kakek ini memiliki banyak harta, maka memamerkan harta kepadanya tidak akan ada artinya, juga memamerkan kepandaian tidak ada gunanya karena Hai-tok adalah seorang yang sakti.

"Locianpwe, saya mempunyai cita-cita untuk membentuk perkumpulan besar yang akan memiliki balatentara yang kuat. Sekarangpun, saya sudah mulai memupuk perkumpulan Pai Sang Ti-hwe untuk menjadi sebuah perkumpulan yang amat kuat.

"Kalau saya sudah berhasil membangun balatentara yang kuat, saya akan menyerbu dan meruntuhkan kekuasaan penjajah, dan saya akan menjadi pemimpinnya. Dan itulah yang dapat saya persembahkan kepada locianpwe dan Ki-moi, tentu saja kalau saya berhasil berkat bantuan Ki-moi, juga locianpwe."

Kakek itu kembali mengangguk-angguk. Diam-diam dia kagum akan kecerdikan yang terkandung dalam jawaban pemuda itu.

"Baiklah, Siu Coan. Engkau bentuklah balatentara besar itu, dan kalau sudah ada buktinya, engkau boleh menikah dengan Kiki, tentu saja kalau Kiki mau menerimamu. Bagaimana, Kiki....... maukah engkau menerima Siu Coan sebagai suamimu kalau dia sudah berhasil menghimpun balatentara yang besar......."

Kini Kiki menghadapi ayahnya dengan tabah, tidak malu-malu lagi.

"Kalau kami berhasil membunuh Song Kim, kemudian kalau Ong-toako sudah berhasil menghimpun balatentara besar seperti yang diceritakannya, saya akan menerima pinangannya dan menjadi isterinya, ayah."

"Ha-ha....... engkau sudah mendengar sendiri, Siu Coan. Nah, kalian berangkatlah sekarang juga, dan jangan kembali sebelum membawa kabar bahwa jahanam itu sudah mampus di tangan kalian!"

Bukan main girang rasa hati Siu Coan mendengar kata-kata kakek itu. Kalau Kiki sudah setuju dan ayahnya sudah menyetujui pula, jelaslah bahwa Kiki akan menjadi isterinya, hal yang selama ini menjadi buah mimpi dalam tidurnya. Mereka berdua lalu berangkat berperahu meninggalkan Pulau Naga.

◄Y►

Seperti juga para pendekar muda lainnya, Ciu Kui Eng merasa gembira bukan main karena telah berhasil membebaskan para tawanan, dan ia sendiripun dapat terbebas dari ancaman bahaya maut di lorong bawah tanah itu berkat bantuan dan pengorbanan Koan Jit yang amat mengharukan hatinya itu. Dia juga melarikan diri keluar dari lorong bawah tanah melalui lubang yang dibuat oleh bahan peledak yang diledakkan oleh Koan Jit, dan karena khawatir akan pengejaran musuh, iapun seperti yang lain-lain melarikan dengan terpencar.

Setelah keluar dari kota, Kui Eng melakukan perjalanan secepatnya menuju ke Kanton, dan di kota ini, ia menyelinap ke dalam ruangan rahasia yang menjadi tempat pertemuan anak buahnya, yaitu para kuli pelabuhan yang pernah mengangkatnya menjadi pimpinan para kuli yang menjadi pejuang-pejuang tanah air.

Peranan yang dipegang oleh para kuli pelabuhan ini penting sekali. Mereka nampaknya saja bekerja untuk orang-orang kulit putih di pelabuhan, mengangkuti barang-barang yang naik turun kapal. Akan tetapi, diam-diam mereka dapat bertugas sebagai mata-mata pejuang, dan di samping ini, merekapun mempergunakan kesempatan untuk mencuri barang-barang orang kulit putih, terutama sekali senjata api dan peluru-pelurunya. Bantuan para kuli ini terhadap perjuangan amat besar dan diakui oleh para pejuang.

Ketika Kui Eng pergi meninggalkan Kanton, ia menyerahkan pimpinan para kuli kepada seorang yang belum lama bekerja, namun sudah diakui oleh para temannya sebagai seorang pemuda yang cerdik dan lihai. Kui Eng mengenal pemuda ini sebagai seorang di antara anak buahnya, walaupun ia belum pernah melihat bagaimana lihainya pemuda ini.

Nama pemuda itu adalah Thio Ki, seorang pemuda bertubuh tegap dan bersikap gagah, namun pendiam. Dari sepasang matanya yang amat tajam itu saja dapat diduga bahwa dia cerdik dan gagah perkasa, juga amat pemberani. Para kuli tentu saja sudah mendengar akan peristiwa di kota raja, tentang pengkhianatan murid pejuang yang telah menangkap para pimpinan pejuang, kemudian betapa para pimpinan pejuang itu dapat dibebaskan oleh para pendekar muda.

Pedang Naga Kemala - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang