Jilid 157

1K 23 0
                                    

"Memang benar apa yang dikatakan oleh Lee-taihiap, dan kalau kita mau berusaha, tentu para locianpwe itu dapat kita undang untuk menghadiri rapat yang amat penting ini. Bukankah dalam pertemuan yang lalu, locianpwe Hai-tok Tang Kok Bu juga berkenan datang? Mengapa yang lain tidak dapat hadir kalau memang kita cari dan kita undang?"

"Nah, kalau begitu, biarlah diadakan pertemuan lain kali saja dan agar dapat mengundang para locianpwe, kalau mungkin bersama murid-murid mereka. Tempatnya pun harus dirubah.

"Ada sebuah tempat yang amat baik untuk pertemuan besar itu, tempatnya sunyi dan sebaiknya diadakan pada pagi hari. Pagi-pagi sekali pada saat matahari mulai memancarkan sinarnya, pada saat ayam-ayam jantan mulai berkokok."

"Dimanakah tempat itu, Lee-taihiap?"

"Di lembah Sungai Han-sui, di kaki Bukit Naga. Bukankah di sana terdapat sebuah padang rumput yang dikelilingi anak bukit? Tempat itu baik sekali kalau kita berkumpul di sana, tidak akan nampak oleh orang luar. Dan tempat itu sunyi sekali, tak pernah dikunjungi orang. Selain itu, juga luas sehingga kalau terjadi apa-apa, kita akan dapat bubar dan berpencar ke segala penjuru."

Semua orang mengangguk-angguk setuju. Memang tempat itu pernah mereka jadikan tempat untuk berlatih baris dan ilmu silat.

"Akan tetapi kapankah waktunya, taihiap?"

"Sebaiknya, agar kita mempunyai waktu untuk mengundang para locianpwe, nanti dua minggu kemudian."

Mereka lalu berunding dan setelah waktu dan tempat ditentukan, mereka lalu bubaran dengan perasaan puas. Para pimpinan pejuang itu lalu bekerja keras untuk menghubungi tokoh-tokoh besar yang mereka kenal.

Siauw-bin-hud tak mungkin dapat dihubungi karena tokoh ini tidak mau lagi mencari urusan dunia dan telah mengasingkan diri entah kemana. Juga pendekar yang dianggap wakilnya, yaitu Tan Ci Kong, sukar untuk dihubungi karena pendekar ini melakukan gerakan sendiri setelah berhasil mengelabuhi Song Kim dengan penyamarannya bersama Lian Hong dan Kui Eng.

Dia berpencar dan terpisah dari dua orang gadis itu dan melanjutkan bantuannya terhadap para patriot dengan cara bekerja sendiri. Bahkan para pendekar muda itu tidak berhasil dihubungi para pimpinan pejuang, akan tetapi mereka masih merasa beruntung karena berhasil menghubungi Hai-tok, Tee-tok, dan San-tok.

Tiga orang kakek itu telah menyatakan kesanggupan mereka untuk menghadiri rapat pertemuan dengan Lee Song Kim untuk mengatur dan merencanakan penyerbuan total yang besar-besaran.

<>

Dan malam yang telah direncanakan semenjak tengah malam, di tempat yang ditentukan itu bermunculan tokoh-tokoh yang kesemuanya memiliki ilmu kepandaian silat yang tinggi. Mereka itu bermunculan seperti setan-setan saja, dengan gerakan yang amat cepat sehingga secara tiba-tiba saja mereka nampak seorang demi seorang. Mereka berkumpul di lapangan rumput yang luas itu, lapangan rumput yang kelilingi anak bukit dan tanggul air Sungai Han-sui.

Tempat itu memang sunyi melengang dan merupakan tempat yang amat baik, karena kedatangan musuh sudah akan dapat dilihat dan jarak jauh. Hai-tok, Tee-tok dan San-tok bermunculan tanpa membawa murid mereka, karena pada waktu itu, kebetulan murid-murid mereka sedang tidak ada di tempat.

Kalau ada murid-murid mereka, tentu mereka akan mewakilkan kepada murid-murid mereka. Akan tetapi karena tidak ada wakil, dan mengingat pentingnya pertemuan itu, mereka datang sendiri, dan setelah terdengar bunyi ayam jantan berkokok untuk pertama kalinya, seluruh pimpinan para pejuang telah berkumpul di tempat itu. Jumlah mereka ada limabelas orang, terdiri dari tokoh-tokoh kang-ouw yang berilmu tinggi.

"Hai-tok, mana setan cilik yang menjadi muridmu itu? Kenapa dia belum juga muncul?" tiba-tiba terdengar suara Tee-tok bertanya, biarpun tubuhnya pendek kecil akan tetapi suaranya lantang terdengar oleh semua orang yang kini menoleh dan memandang kepada Hai-tok untuk mendengarkan jawabannya, karena karena merekapun ingin sekali mengetahui mengapa Lee Song Kim belum juga nampak muncul di tempat yang sudah dijanjikan itu.

Pedang Naga Kemala - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang