Jilid 171

1K 27 0
                                    

Di dalam pemeriksaan, Pangeran Ceng Tiu Ong tidak menyangkal bahwa dia memang mengenal Kiki puteri Hai-tok, akan tetapi membantah keras bahwa dia bersekongkol dengan pemberontak.

"Kapal kami dibajak oleh puteri Hai-tok itu, dan saya tentu telah tewas dilempar ke laut kalau tidak diselamatkan oleh Kiki. Kemudian, gadis itu mengembalikan kitab-kitab kuno. Apakah saya harus menangkapnya setelah ia menyelamatkan saya dan mengembalikan kitab-kitab penting? Akan tetapi, hal itu bukan berarti bahwa saya lalu bersekongkol dengan pemberontak. Itu adalah fitnah belaka." antara lain dia membantah.

Namun, pengakuannya bahwa dia mengenal baik puteri Hai-tok, bahkan gadis pemberontak itu pernah menjadi tamunya, tentu saja membuat hakim menjadi curiga dan menahan pangeran ini di dalam penjara.

Tentu saja Ceng Hiang menjadi khawatir dan berduka sekali. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Memang menjadi kenyataan bahwa keluarganya bersikap baik terhadap Kiki, dan menjadi kenyataan pula bahwa Kiki adalah seorang gadis bahkan tokoh pemberontak. Ayahnya memang tidak memusuhi pemberontak-pemberontak, karena ayahnya, seperti ia sendiri, tahu bahwa mereka itu sebenarnya adalah pejuang-pejuang, para patriot dan pendekar yang gagah perkasa.

Beberapa hari setelah Pangeran Ceng Tiu Ong ditangkap, pada suatu malam yang sunyi, Ceng Hiang mendengar gerakan orang di luar kamarnya. Ia cepat memadamkan lampu dan berkelebat melalui jendela, terus melayang ke atas genteng rumahnya. Ia melihat dua sosok bayangan orang bergerak cepat.

Ketika dua bayangan orang itu tiba di bawah lampu yang tergantung di sudut, Ceng Hiang girang sekali.

"Tan-taihiap.......!"

Ceng Hiang segera mengenal wajah Ci Kong, dan walaupun ia tidak mengenal siapa adanya wanita cantik dan gagah yang datang bersama Ci Kong. Ia percaya bahwa tentu wanita cantik itu sahabat Ci Kong dan merupakan seorang pendekar pula. Gadis yang datang bersama Ci Kong itu memang seorang pendekar wanita, karena ia adalah Siauw Lian Hong.

Berita tentang ditangkapnya Pangeran Ceng Tiu Ong tentu saja tersiar luas dan terdengar pula oleh Ci Kong. Pendekar itu maklum siapa adanya Pangeran Ceng Tiu Ong, seorang pangeran yang memiliki pendapat yang gagah dan adil, bahkan puterinya masih murid dari keturunan keluarga Pulau Es, merupakan ahli waris ilmu keluarga Pulau Es. Hal ini saja sudah menarik hatinya dan timbul keinginannya untuk menyelidiki apa yang sebenarnya telah terjadi.

Dia sudah diperkenalkan oleh Kiki kepada Ceng Hiang, gadis yang pernah membuatnya termenung dan terkenang selama beberapa hari, karena dia terpesona oleh kecantikan dan kegagahan gadis bangsawan itu. Dan kini ayahnya telah ditangkap, kabarnya dituduh bersekongkol dengan para pejuang.

Tentu saja hatinya menjadi tertarik sekali dan timbullah keinginan hatinya untuk mengunjungi ramah gedung keluarga itu. Karena dia memandang perlu kalau membawa teman yang boleh diandalkan, maka setelah menceritakan Ceng Hiang dan orang tuanya kepada Lian Hong, dia lalu mengajak gadis ini untuk berkunjung pada malam hari itu.

Lian Hong sendiri sudah tertarik ketika mendengar bahwa puteri Pangeran Ceng itu adalah murid keluarga Pulau Es yang pernah didengarnya seperti dalam dongeng itu, dan berita bahwa pangeran itu ditangkap dengan tuduhan bersekongkol dengan para pejuang juga sudah menimbulkan perasaan suka setia kawan di dalam hatinya.

Lian Hong memandang kagum ketika melihat bahwa gadis bangsawan yang menjadi ahli waris ilmu silat keluarga Pulau Es itu ternyata demikian lihainya, sehingga sudah mengetahui akan kedatangan mereka, bahkan telah mengenal Ci Kong dari atas genteng.

"Ceng-siocia (nona Ceng), kami sengaja datang berkunjung padamu," Ci Kong berkata.

Bayangan langsing di atas genteng itu lalu melayang turun dan untuk ke dua kalinya Lian Hong memandang kagum, bukan hanya melihat keringanan tubuh itu, melainkan kini ia dapat melihat wajah yang luar biasa cantiknya.

Pedang Naga Kemala - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang