Jilid 146

1.1K 21 1
                                    

"Aihh tenanglah, dan dinginkan dulu kepala kalian. Hati boleh panas akan tetapi kepala harus dingin. Sekarang aku akan bertanya lebih dulu kepadamu, Kui Eng. Kenapa engkau sampai berkelahi dengannya?"

"Ia yang mulai! Aku melarikan diri sampai ke sini dan beristirahat. Eh....... ia tahu-tahu muncul dan memaki-makiku. Siapa tidak menjadi marah! Bahkan ia menantangku, tentu saja kulayani!" kata Kui Eng dengan suara lantang penuh kemarahan.

Ci Kong kini menghadapi Kiki.

"Dan bagaimana dengan engkau, Kiki? Benarkah apa yang dikatakan Kui Eng tadi? Dan mengapa pula engkau datang-datang memaki-maki padanya dan menantang berkelahi?"

Kiki cemberut.

"Semalam aku melihat gadis ini memikat hati Lee Song Kim. Tentu ia pacarnya! Ketika engkau membuat ribut di taman itu dan terkepung, aku mengacau dari luar sehingga kepungan membuyar dan engkau dapat melarikan diri.

"Aku sudah berada di luar kota raja ketika aku melihat gadis ini berlari-larian. Aku yakin ia melakukan pengejaran terhadap dirimu, gadis ini tentu pacar Lee Song Kim. Maka aku lalu memaki dan menantangnya!"

Kiki tentu saja tidak mau menceritakan bahwa sikap Kui Eng terhadap Ci Kong dalam taman itu yang akrab, dan memberikan sayur dan daging dalam mangkuk yang membuat ia merasa cemburu dan marah!

Mendengar keterangan dua orang gadis itu, Ci Kong tertawa.

"Ha-ha, kiranya hanya karena salah paham saja, dan salah sangka ini timbul darimu, Kiki. Ketahuilah bahwa ia ini adalah Kui Eng, murid tunggal dari Tee-tok locianpwe! Dan Kui Eng, ia adalah Tang Ki, puteri tunggal dari locianpwe Hai-tok.

"Ayah dan guru kalian bekerja sama sebagai sahabat dalam satu perjuangan, dan kalian saling hantam sendiri. Bagaimana ini? Kiki, engkau salah sangka dan sepatutnya kalau engkau mengaku salah dan mina maaf."

Akan tetapi Kiki mengerutkan alisnya, biarpun ia terkejut juga mendengar bahwa lawannya itu adalah murid tunggal Tee-tok!

"Akan tetapi, ia....... ia kulihat begitu akrab dengan Song Kim, musuh kita!"

"Tentu saja! Ketahuilah bahwa kami bertiga, aku, Kui Eng, dan Lian Hong bertugas melakukan penyelidikan ke kota raja. Kui Eng ini menyamar sebagai seorang gadis kaya raya, Lian Hong menyamar sebagai kakaknya, dan aku sendiri menyamar sebagai pelayan mereka. Kami bertemu dengan Song Kim dan melihat dia tertarik kepada Kui Eng, maka kami pergunakan kelemahannya untuk mengorek rahasia pemerintah.

"Dan kami berhasil, sampai-sampai bekas suhengmu yang laknat itu benar-benar jatuh cinta kepada Kui Eng dan melamarnya! Kami bertiga memberontak dan melarikan diri berkat bantuanmu dari luar yang tidak kami ketahui. Sikap Kui Eng terhadap Song Kim itu adalah sandiwara."

"Ohhh.......!"

Kiki sadar akan kekeliruannya dan memandang kepada Kui Eng yang juga memandang kepadanya, dan keduanya tersenyum.

"Ayah dan guru kalian sedang bekerja sama demi perjuangan menghadapi pemerintah penjajah, akan tetapi kalian di sini saling hantam, berkelahi mati-matian. Padahal, dalam keadaan seperti ini, kita harus menggalang persatuan. Kalau kita berkelahi sendiri karena urusan sepele, tentu akan melemahkan kekuatan kita. Apalagi di antara kalian hanya terjadi salah paham saja, bahkan andaikata ada urusan yang sungguh-sungguh sekalipun, kepentingan pribadi harus dikesampingkan dulu demi perjuangan dan persatuan."

"Kalau begitu, aku yang bersalah kepadamu, enci Ciu Kui Eng. Aku minta maaf......." kata Kiki dengan jujur.

Kui Eng merangkulnya.

"Sudahlah, adik Kiki. Itu hanya merupakan kesalahpahaman saja, dan tidak aneh kalau engkau benci kepadaku karena mengira bahwa aku adalah kaki tangan Lee Song Kim."

Pedang Naga Kemala - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang