Jilid 112

1.2K 18 0
                                    

Empat orang selirnya akan merubungnya, ada yang memijati, ada yang menumbuk-numbuk dengan kepalan tangan, ada yang membelai sampai akhirnya dia tidur sambil mendekap mereka berempat di dalam jubahnya yang lebar. Thian-tok lupa segala dan berenang di dalam lautan kesenangan dan kemewahan yang berlebihan.

Kesenangan hidup merupakan berkah bagi setiap orang manusia yang terlahir di dunia ini. Semua setelah diberikan kepada manusia. Pada mata sudah terdapat selera pandangan yang mengenakkan hati, demikian pula pada semua panca indra.

Dalam kita sudah diberi selera untuk menikmati apa yang terasa enak oleh mulut kita. Segala yang nampak enak itu, termasuk pula sex yang juga merupakan berkah bagi setiap orang manusia dan sudah menjadi hak setiap orang manusia untuk menikmatinya, sudah terbawa sejak kita lahir.

Menikmati itu disebut kesenangan. Dan memang semua itu sudah benar dan sudah menjadi hak kita utuk menikmati kesenangan yang datang kepada kita. Akan tetapi, berkah ini segera dapat berubah menjadi suatu bahaya yang amat besar, yang akan mungkin melahirkan malapetaka dan sengsara seperti sebuah kutukan! Yaitu pengejaran.

Pengejaran akan yang enak-enak itulah yang merupakan bahaya paling besar di dalam kehidupan kita. Kenikmatan hidup memang sudah wajar dan menjadi hak kita untuk dapat menikmatinya.

Akan tetapi, kalau kita mengejarnya, didorong oleh si-aku yang ingin mengulang dan mengulang lagi, maka kita lalu menjadi hamba nafsu. Kesenangan lalu menjadi cita-cita yang selalu kita kejar, menjadi tujuan pokok dalam kehidupan kita.

Dan kalau sudah demikian halnya, maka terjadilah penyelewengan-penyelewengan dalam kehidupan ini. Demi mengejar kesenangan yang menjadi sasaran tujuan, maka kadang-kadang kita menggunakan segala cara.

Sex merupakan anugerah kenikmatan hidup, akan tetapi begitu dikejar-kejar, lalu timbullah perjinahan, perkosaan, pelacuran dan sebagainya. Harta benda merupakan anugerah kenikmatan hidup, namun pengejaran terhadap harta menimbulkan korupsi, pencurian, penipuan dan sebagainya lagi.

Oleh karena itu, seorang bijaksana tidak akan mengejar kesenangan dalam bentuk apapun juga. Hal ini sama sekali bukan berarti bahwa seorang bijaksana HARUS MENINGGALKAN atau MENJAUHI KESENANGAN. Sama sekali tidak demikian. Bukan menolak karena memang sudah menjadi haknya untuk menikmati kesenangan, melainkan TIDAK MENGEJAR!

Menikmati apa yang ada, itu berarti tidak mengejar sesuatu. Pengejaran selalu menimbulkan kekecewaan dan perasaan tidak puas terhadap apa yang ada, karena pengejaran ini dapat diselimuti dengan kata-kata halus seperti cita-cita, tujuan, harapan, ambisi dan sebagainya lagi. Dan kalau kita mau membuka mata dengan penuh kewaspadaan, mengamati segala yang menimpa diri kita TANPA MENILAI SEBAGAI BAlK MAUPUN BURUK, akan ternyatalah oleh kita bahwa di dalam segala sesuatu itu terkandung keindahan yang tak dapat dilukiskan dengan kata-kata lagi!

Di dalam apa saja! Dalam sakit, dalam kelaparan, dalam malapetaka, dalam kematian! Terdapat keajaiban dan kekuasaan yang menggerakkan seluruh isi alam mayapada ini. Dan kita ini hanya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari itu semua. Sekali kita memisahkan diri dan semua itu karena dorongan sang aku yang ingin senang sendiri, maka berarti kita telah memasuki neraka selagi masih hidup.

Siu Coan dan Thian-tok adalah orang orang yang selalu tidak pernah puas dengan keadaan yang ada. Bagi umum yang biasanya memiliki pendapat yang salah kaprah, sikap demikian itu benar.

Orang tidak boleh merasa puas dengan hidupnya, orang harus selalu mencari kemajuan, demikian nasihat nenek moyang kita sejak jaman kuno dahulu. Dalam arti kata, orang harus selalu mengejar sesuatu, bercita-cita, bertujuan, berambisi, mencari sesuatu yang dianggap sebagai kemajuan! Orang harus mencari kemajuan!

KEMAJUAN! Apakah ini? Menurut umum, kemajuan adalah keadaan yang lebih baik dari pada keadaan kita sekarang. Dengan demikian, kita harus SELALU MENCARI kemajuan. Karena kemajuan itu tidak mungkin ada batasnya, bukan?

Pedang Naga Kemala - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang