Jilid 100

1.9K 32 2
                                    

"Nona....... Kui Eng, jangan engkau berkata demikian." Ci Kong cepat membantah.

"Baik buruknya seseorang nampak dalam sepak terjang kehidupannya, bukan dari keturunan atau perguruannya."

"Cocok!" Diana berkata sambil tertawa.

"Aku sudah mendengar banyak dari suci Lian Hong tentang Empat Racun Dunia. Dan akupun sekarang menjadi murid seorang di antara mereka. Akan tetapi, yang kupelajari adalah ilmu silatnya, bukan perbuatan jahat."

Tidak lama kemudian, muncul tiga orang kakek itu, mengajak murid-murid mereka melanjutkan perjalanan. Tiga orang kakek itu sudah bersepakat. San-tok hendak melanjutkan usahanya mencari harta karun.

Tee-tok ingin menyampaikan kepada rekan-rekan seperjuangan agar menghentikan usaha mereka merampas Giok-liong-kiam dari tangan Koan Jit yang ternyata hanya merupakan benda palsu.

Sedangkan Siauw-bin-hud akan mengabarkan kepada para tokoh besar di dunia para pendekar agar segala permusuhan pribadi antara kaum persilatan dihentikan dulu sehingga seluruh kekuatan dapat dipersatukan untuk perjuangan. Mereka berjanji akan saling bertemu kembali kalau San-tok sudah berhasil menemukan harta karun.

Hati Ci Kong merasa berat harus berpisah dari Diana dan Kui Eng, dua orang gadis yang amat menyenangkan hatinya itu. Di dalam perjalanannya mengikuti Siauw-bin-hud kembali ke pusat Siauw-lim-si, Ci Kong membayangkan wajah gadis-gadis yang pernah dijumpainya dan membanding-bandingkan mereka.

Dan harus diakuinya bahwa mereka semua itu, Siauw Lian Hong, Ciu Kui Eng, Tang Ki, bahkan juga Diana, merupakan gadis-gadis pilihan yang selain memiliki kecantikan-kecantikan khas, juga mempunyai watak-watak yang aneh dan menarik. Dia sendiri tidak tahu apakah dia jatuh cinta kepada seorang di antara mereka.

Dia tidak tahu bagaimana sih rasanya jatuh cinta itu! Akan tetapi harus diakuinya bahwa dia merasa suka, kagum dan senang bergaul dengan mereka semua, dan kalau dia disuruh memilih siapa di antara mereka semua yang paling hebat, sukarlah agaknya bagi dia untuk menentukan.

Siauw Lian Hong seorang gadis yang cantik dengan sepasang matanya yang lebar dan bersinar-sinar bening dan tajam, dengan wajahnya yang bulat, pendiam, sederhana dan nampak cerdik dan gagah sekali. Ciu Kui Eng seorang gadis yang manis sekali, matanya tajam, mukanya lonjong dengan mulut yang manis sekali, galak, manja akan tetapi juga memiliki sikap dan wajah gagah perkasa.

Sukar dikatakan siapa di antara keduanya itu, Lian Hong dan Kui Eng, memiliki bentuk tubuh yang lebih elok. Keduanya bertubuh padat, penuh, langsing dan berkulit mulus.

Tang Ki atau Kiki, jelita dan galak lucu, nakal manja, ditambah manis dengan tahi lalat di pipinya, biarpun nampak galak dan nakal, namun hatinya lembut sekali juga gagah perkasa dan pinggangnya ramping bukan main, agaknya dapat dilingkari dengan jari-jari tangannya.

Dan Diana? Wah, gadis ini memiliki kecantikan yang khas dan aneh. Matanya biru laut, rambutnya yang seperti benang emas, kulitnya yang putih kemerahan dengan bulu-bulu halus sekali, tubuhnya yang tinggi ramping, sikapnya yang terbuka, pendeknya, ada daya tarik yang amat kuat keluar dari diri gadis bule itu.

Akan tetapi, lamunannya itu dibuyarkan oleh suara gurunya atau juga kakek gurunya yang berkata dengan nada suara lembut.

"Ci Kong, engkau sudah mendengar sendiri betapa pinceng sudah berjanji untuk membagi tugas pekerjaan dengan para tokoh Empat Racun Dunia. Bagian tugas pinceng adalah membujuk para pendekar di seluruh negara untuk menghentikan permusuhan pribadi dan mau bekerja sama dengan segala golongan, juga golongan sesat, untuk menyatukan tenaga untuk perjuangan.

"Pinceng sudah terlalu tua, Ci Kong, dan selain belum tentu pinceng akan kuat untuk melaksanakan tugas berat itu, juga pinceng ingin mengaso dan bertapa lagi. Engkau wakililah pinceng melaksanakan tugas itu, pinceng akan bertapa di dalam guha maut di bukit belakang kuil yang sudah kauketahui tempatnya. Setelah melaksanakan tugas itu selama satu tahun, engkau boleh datang memberi laporan kepada pinceng."

Pedang Naga Kemala - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang