Jilid 51

1.6K 27 0
                                    

Pemuda yang gagah perkasa itu bukan lain adalah Gan Seng Bu! Seperti kita ketahui, murid Thian-tok ini berpisah dari suhengnya, Ong Siu Coan. Akan tetapi dalam mengikuti jejak Koan Jit yang melarikan Giok-liong-kiam, diapun akhirnya tiba di daerah Kan-ton.

Ketika terjadi pengepungan kota Kan-ton oleh pasukan kerajaan yang mulai bertindak hendak menumpas perdagangan madat, Gan Seng Bu menyambutnya dengan gembira sekali. Di daerah Kan-ton ini dia bertemu dengan para anggauta Thian-te-hwe atau Thian-te-pang, sebuah perkumpulan para pendekar yang berjiwa patriot dan anti pemerintah penjajah Mancu. Bahkan di sini dia bertemu pula dengan suhengnya, Ong Siu Coan yang telah mendahuluinya dan terkenal di perkumpulan itu sebagai seorang tokoh yang gagah perkasa!

Biarpun dia tidak berambisi seperti suhengnya, namun Gan Seng Bu berjiwa gagah dan dia merasa cocok dengan para anggauta Thian-te-pang, maka diapun ikut dengan mereka menuju ke kota Kan-ton untuk melihat suasana, dan kalau perlu membantu pasukan pemerintah untuk menghadapi orang-orang kulit putih. Memang mereka tidak suka kepada pemerintah Mancu yang dianggap sebagai penjajah yang harus diusir dari tanah air, akan tetapi sementara ini, kalau menghadapi orang-orang kulit putih yang lebih asing lagi dan yang jelas merusak dengan perdagangan candu mereka, mereka akan membantu pihak pemerintah untuk menentang orang kulit putih lebih dahulu.

"Kami melihat kalian berdua adalah orang-orang yang memiliki kepandaian tinggi. Dalam keadaan kacau seperti sekarang ini, alangkah sayangnya kalau kalian yang lihai ini saling serang dan bermusuhan.

"Tidakkah lebih baik kalau kalian ikut bersama kami ke Kan-ton, menyumbangkan tenaga untuk memihak rakyat, dan menghalau musuh rakyat? Kami adalah orang-orang Thian-tepang yang selalu berjuang demi rakyat, kaum patriot yang pantang bermusuhan antara bangsa sendiri."

Kui Eng sudah mendengar akan nama Thian-te-pang ini, maka ia cepat berkata,

"Apakah kalian semua ini pemberontak-pemberontak yang menentang kekuasaan Ceng?"

"Kami adalah pejuang, dan penjajah memang menyebut kami pemberontak!" bentak seorang di antara para pendekar itu yang merasa tidak senang mendengar gadis itu menamakan mereka pemberontak.

"Bagus! Kalau begitu, aku akan membantu kalian menghadapi pemerintah Ceng yang biadab! Baru saja ayah ibuku tewas oleh pasukan pemerintah!" kata Kui Eng penuh semangat sambil mengepal tinju.

"Akan tetapi, sementara ini yang penting adalah menghalau orang-orang kulit putih!" kata Gan Seng Bu.

"Merekalah yang merupakan penyakit utama pada saat ini. Nona yang gagah, kami akan gembira sekali kalau nona suka bergabung dengan kami, karena kami melihat nona memiliki kepandaian tinggi. Dan bagaimana dengan engkau sobat?"

Gan Seng Bu memutar tubuhnya menghadapi Ci Kong. Baru sekarang dia melihat Ci Kong karena sejak tadi dia berhadapan dengan Kui Eng, dan begitu bertemu pandang dengan Ci Kong, diapun terkejut.

"Eh....... bukankah engkau ini....... murid Siauw-bin-hud......."

Semua orang, termasuk Kui Eng, terkejut bukan main mendengar ini. Nama Siauw-bin-hud adalah nama yang amat dikenal di dunia kang-ouw, apalagi dengan adanya peristiwa Giok-liong-kiam itu.

Ci Kong sendiri juga sejak tadi sudah teringat siapa pemuda gagah perkasa ini dan diam-diam dia merasa terheran-heran. Dia tahu bahwa Thian-tok adalah seorang datuk sesat yang terkenal, seorang di antara Empat Racun Dunia yang amat jahat.

Akan tetapi mengapa dua orang muridnya seperti orang-orang gagah? Murid yang pertama itu pernah membantunya ketika dia dikeroyok oleh para pengawal Ciu-wangwe dan para pasukan keamanan, dan biarpun murid yang bernama Ong Siu Coan itu teramat kejam dan menyebar maut, namun jelas telah membantunya walaupun tahu bahwa dia cucu murid Siauw-bin-hud.

Pedang Naga Kemala - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang