Jilid 114

1.1K 22 0
                                    

Serangan di malam hari itu tidak hanya melenyapkan Giok-liong-kiam dan beberapa benda pusaka dari tangan Koan Jit, akan tetapi bahkan juga melenyapkan Koan Jit dalam benteng! Pasukan Harimau Terbang lalu dibubarkan oleh pasukan lnggeris karena komandannya hilang atau menghilang. Sebaliknya, Admiral Elliot juga kehilangan Ong Siu Coan yang pergi tanpa pamit sambil membawa sedikitnya dua puluh buah senapan dan pistol yang dicurinya bersama gurunya.

Dan mulai saat itu, Ong Siu Coan, dibantu Thian-tok, mulai mengumpulkan para anak buahnya, bekas anak buah Thian-te-pang yang setia kepadanya, banyak pula menerima pemuda-pemuda dari luar, dan dia mulai membentuk sebuah perkumpulan yang diberi nama Pai-sang-ti-hui (Perkumpulan Pemuja Tuhan).

Perkumpulan ini bentuknya seperti perkumpulan Agama Kristen, dan karena melihat bahwa yang menjadi pemimpin adalah Ong Siu Coan dan semua anggautanya mengaku sebagai orang Kristen, juga karena Pai-sang-ti-hui ini nampaknya tidak memusuhi orang-orang kulit putih, maka hubungan antara perkumpulan ini dengan orang kulit putih nampak baik.

Pai-sang-ti-hui ini hanya bergerak memusuhi pemerintah Ceng saja. Akan tetapi, karena Ong Siu Coan adalah orang yang sejak kecilnya digembleng ilmu silat dan Agama Buddha, Taoism, dan juga Khong-hu-cu, maka Agama Kristen yang dipimpinnya itu sudah banyak menyeleweng dan aselinya, bahkan berbau mistik! Juga tidak mengharamkan atau melarang perbuatan yang sifatnya penggunaan kekerasan, karena memang semua anggautanya diajar ilmu silat dan ilmu perang.

◄Y►

Seperti telah disangka semula, pasukan Ceng yang marah karena kegagalan mereka membasmi para pemberontak di dalam guha tepi pantai lautan dimana diadakan pesta hari ulang tahun Hai-tok, mereka lalu mengerahkan perahu-perahu dipenuhi pasukan dan berlayarlah mereka menuju ke Pulau Layar, tempat tinggal Hai-tok dan keluarganya.

Diserbulah pulau itu, akan tetapi ketika mereka tiba di pulau itu, Hai-tok dan keluarganya telah lama meninggalkan pulau. Karena itu, para tentara Mancu menjadi marah dan mereka menghancurkan segala yang berada di pulau itu setelah merampasi semua benda berharga, bahkan lalu membakar semua bangunan yang berada di pulau.

Tak seorangpun anak buah Hai-tok yang tinggal di situ dan tidak jatuh korban. Dengan kecewa, akan tetapi mengangkut barang-barang perabot rumah tangga yang lumayan karena Hai-tok yang menjadi majikan pulau itu merupakan seorang kaya, pasukan Ceng itu pulang ke daratan membawa barang-barang rampasan mereka.

Kemana perginya Hai-tok, keluarganya dan anak buahnya?

Kakek yang cerdik ini sudah dapat menduga akan datangnya serbuan, maka sebelum serbuan datang, dia mengajak anak buahnya untuk meninggalkan Pulau Layar dan mereka bersembunyi di sebuah pulau yang lebih jauh dan terpencil lagi, pula pulau ini amat berbahaya karena di situ terdapat banyak sekali ular-ular berbisa.

Namun, Hai-tok adalah seorang sakti dan bersama anak buahnya, dia membasmi dan mengusir ular-ular ini dan tinggal di pulau yang bentuknya memanjang seperti tubuh ular, melingkar dan karena bentuknya itu, maka pulau ini disebut Pulau Naga. Memang bukan pulau yang terlalu subur, kalah baik dengan Pulau Layar, akan tetapi untuk tempat persembunyian, lebih menguntungkan karena pulau ini dilindungi ombak-ombak yang besar dan berbahaya sehingga sukarlah bagi musuh untuk menyerangnya.

Dan pula, Hai-tok membawa pula harta bendanya, dan sebagai orang kaya raya, dia tidak begitu membutuhkan tanah subur. Semua keperluan makan mudah dibeli dan karena kini mereka kehilangan rumah dan perabot-perabot sehingga harus mengeluarkan banyak uang, maka Hai-tok dan anak buahnyapun kembali kepada pekerjaannya yang dahulu, yaitu menjadi bajak laut!

Pada suatu hari, di waktu lautan amat tenang dan matahari amat cerah, nampak sebuah perahu layar yang cukup besar dan penuh dengan anak buah. Perahu itu panjang dan bentuknya seperti seekor naga, bahkan kepalanya juga diukir dengan amat indahnya. merupakan kepala seekor naga yang selain indah juga nampak seperti hidup saja.

Pedang Naga Kemala - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang