Jilid 67

1.4K 27 0
                                    

"Si Koan Jit itu tentu lihai sekali. Kalau sumoi dan teecu yang berangkat, tentu kami berdua akan mampu menemukannya dan sekalian merampas Giok-liong-kiam untuk suhu!" kata pula pemuda itu setelah dengan gerakan cepat dia tiba di dekat Hai-tok dan Kiki.

"Kurasa tidak perlu kalian berdua yang pergi, salah seorang saja," kata Hai-tok. "Tapi, suhu, kalau kami pergi berdua, teecu dapat membantu sumoi dan sekalian melindunginya. Harap suhu ingat bahwa murid pertama Thian-tok itu tentu lihai bukan main, dan berbahayalah kalau sumoi pergi seorang diri saja......."

"Suheng, jangan lancang kau! Aku tidak minta bantuanmu, juga tidak butuh perlindunganmu!"

Kiki merajuk dan bersungut sambil melirik marah ke arah pemuda itu. Lee Song Kim tersenyum senang. Sejak kecil mereka berangkat bersama, berada di satu tempat dan berlatih silat bersama-sama, sehingga di waktu kecil mereka berdua itu merasa saling suka seperti kakak beradik saja.

Akan tetapi setelah mereka dewasa, Lee Song Kim merasakan ada perobahan dalam hatinya. Dia kagum dan terpikat oleh kecantikan dan kemanisan wajah sumoinya, dan timbul gairahnya melihat betapa sumoinya itu kini berobah menjadi seorang gadis yang makin hari makin nampak molek dan memikat hati.

Apalagi setelah dia mulai berkenalan dengan wanita ketika dia meninggalkan pulau dan bermain-main dengan para nelayan dan para penghuni di dusun-dusun dekat pantai. Dia membanding-bandingkan sumoinya dengan wanita-wanita dusun pantai dan dengan para pelacur yang dikenalnya, dan nampaklah oleh matanya bahwa sumoinya itu jauh lebih menarik dan menang dalam segala hal!

Mulailah dia tergila-gila dan diam-diam dia merindukan sang sumoi dan mengharapkan kelak sumoinya itu akan menjadi isterinya. Dengan demikian, bukan saja dia akan mendapatkan seorang isteri yang cantik jelita, juga gagah perkasa dan boleh diandalkan, melainkan juga dapat mewarisi harta peninggalan yang amat banyak dari gurunya kalau guru yang menjadi ayah mertua itu meninggal kelak!

"Aih, sumoi, aku bermaksud baik. Koan Jit adalah murid pertama Thian-tok, tentu lihai dan berbahaya sekali. Baru kalau kita maju berdua, banyak harapan akan dapat membekuk dia dan merampas pusakanya.

"Tidakkah benar demikian, suhu? Apakah suhu akan merelakan dan tega melihat sumoi pergi sendirian dan kelak berhadapan dengan Koan Jit lalu mengalami celaka? Kalau ada teecu di sampingnya, teecu akan membelanya dengan taruhan nyawa!"

"Phuahh! Lagaknya!" Kiki kembali menegur.

"Jangan kaupandang rendah aku, suheng! Kaukira aku ini anak kecil yang perlu kaujaga? Hemm, lihat saja. Akulah yang berhasil merampas Giok-liong-kiam!"

"Kiki, kukira pendapat suhengmu ada benarnya. Terlalu berbahaya kalau engkau pergi seorang diri. Memang kepandaianmu sudah cukup untuk menjaga diri, akan tetapi menghadapi murid utama Thian-tok, engkau harus hati-hati. Kalau kalian maju berdua, aku tanggung kalian takkan kalah. Kepandaian Thian-tok dan aku seimbang. Hanya mungkin engkau kalah pengalaman dan kalah latihan, mengingat bahwa murid Thian-tok yang pertama itu sudah jauh lebih tua."

"Ah, aku tidak suka pergi berdua!" kata Kiki merajuk.

"Kalau begitu, biarkan teecu yang pergi, suhu, dari pada membiarkan sumoi terancam bahaya."

Sang guru mengangguk-angguk dan melihat ini, Kiki cemberut lalu pergi ke dalam kamarnya. Percakapan dengan puteri dan muridnya itu membuat hati Hai-tok terhibur sehingga kemarahannya mereda dan hal ini menyelamatkan para murid yang baru pulang itu dari kemarahan dan hukuman selanjutnya. Setelah memperoleh ijin dari gurunya, Song Kim lalu membuat persiapan untuk berangkat besok pagi-pagi meninggalkan Pulau Layar.

Dia mengumpulkan belasan orang murid yang baru pulang pagi tadi dan mendengar keterangan mereka tentang hasil penyelidikan mereka. Menurut penuturan mereka, jejak Koan Jit menuju ke selatan dan lenyap di antara kekacauan yang terjadi karena Perang Candu di selatan. Keterangan ini membuat Song Kim mengambil keputusan untuk melakukan penyelidikan ke selatan pula.

Pedang Naga Kemala - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang