My Love 3 "487"

2.3K 294 40
                                    



Setelah pemakaman kakeknya, Tatsumi belum beranjak dari kuburan keluarga mereka. Dia hanya terdiam diguyur hujan lebat. Air matanya bercampur dengan air hujan menangisi kepergian kakek yang begitu menyanyanginya.

Kuro datang membawakan payung, tidak ada orang lagi di sana.

"Kakek pada akhirnya meninggalkanku.. Kenapa?! Kenapa kakek pergi saat aku ingin menunjukkan keberhasilanku?! Kenapa?!"

Pekiknya kesal karena belum menunjukkan hasil apapun, kakeknya sudah pergi.

Kuro tidak mengatakan apapun.

"Aku ingin kakek terus bersamaku sampai aku berhasil mencapai sesuatu! Tapi justru...kau pergi meninggalkanku..."

Kuro menyentuh tangan Tatsumi agar dia tidak merasa sendiri. Tatsumi berbalik memeluk Kuro.

"Kakek!!"

Tangisnya memeluk erat Kuro yang ditinggalkan kakeknya.

Kuro menepuk punggung Tatsumi dan melihat ke arah kuburan tuannya.

Setelah ini tuan barunya adalah Tatsumi.

Keduanya pun pulang setelah lama di bawah guyuran hujan, pelayannya segera mengambil handuk saat keduanya masuk rumah. Kuro ke kamarnya dan Tatsumi ke kamarnya dengan disambut ibunya.

Kuro berpapasan dengan kakak Tatsumi.

"Hey bisu! Kemana saja kau? Mentang-mentang kakek sudah tidak ada, kau bisa seenaknya pergi dari sini!"

Marahnya karena dia pikir Kuro kelayapan di luar. Kuro hanya diam saja,

"Kalau kutanya dijawab!?"

Kesalnya, Kuro tetap bungkam.

"Oh aku lupa, kau tidak bisa bicara! Aku seperti berbicara pada dinding saja!"

Kesalnya mendorong Kuro menyingkir dari jalan dan pergi. Kuro pun berjalan kembali dan masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaian.

...........................................................

Tatsumi hanya duduk diam di kamar kakeknya, sudah jadi kebiasaannya sekarang untuk mengunjungi kamar kakeknya.

Tapi kamar tersebut sudah kosong, biasanya dia akan melihat kakeknya duduk di kursi goyang melihat taman bunganya dari jendela besar. kini semuanya tidak ada lagi, Kuro yang selalu datang membersihkan kamar kakeknya walau tidak dipakai. Dia melihat tuan barunya sedang duduk diam melihat taman bunganya.

"Kakek selalu duduk di sini untuk melihatmu merawat tamannya."

Ucapnya mengingat saat dia mengunjungi kakeknya, dia akan terdiam sejenak sambil melihat Kuro merawat taman kakeknya. Dia akan tersenyum walau tidak bicara dengan Kuro. Mereka memang jarang sekali bertemu.

Kuro berdiri di samping Tatsumi, tiba-tiba dia memeluk Kuro. Dia menenggelamkan kepalanya ke dada Kuro.

"Tapi semuanya sudah hilang, kakek sudah tidak ada lagi.. Aku tidak akan bisa menemuinya lagi..."

Ucapnya sedih, kepergian kakek yang dia sayangi ternyata memberi Tatsumi luka yang dalam. Dia benar-benar tidak bersemangat akhir-akhir ini, semua kerjaan dia tinggalkan karena tidak bisa fokus. Kuro mengerti perasaan Tatsumi karena dia juga demikian, dia bahkan menyiapkan makanan untuk tuannya beberapa kali padahal dia sudah tidak ada. Dia memeluk balik Tatsumi untuk menyemangatinya. Kebetulan kakak Tatsumi yang mencari adiknya untuk makan bersama pun melihat mereka. Dimatanya Kuro seperti mencoba merayu adiknya.

Dengan wajah kesal dia berjalan pergi.

Kuro kemudian mengeluarkan buku catatannya.

"Keluarga anda sudah menunggu anda untuk sarapan."

Dia memperlihatkan tulisannya pada Tatsumi dan dia mengangguk mengerti. Dia pun berjalan pergi dan diikuti Kuro.

Keluarganya sudah menunggu kedatangannya,

"Sayang, kau baik-baik saja? Sejak kemarin kau tidak makan."

Ucap ibunya khawatir karena anaknya tidak nafsu makan.

"Aku tidak nafsu mama,"

"Sayang, kau juga harus jaga kesehatanmu. Mama buatkan juice buah untukmu."

Ucapnya menyodorkan juice buah segar untuk Tatsumi, Kuro tahu tuannya suka dengan buah. Dia juga sudah menyiapkan beberapa macam buah yang sudah dipotong.

"Minggu depan papa dan mama akan pulang."

"Aku mengerti,"

Jawabnya seperti tidak tertarik, ada atau tidak ada orang tuanya dia sudah biasa. Yang tidak biasa adalah ketidak hadiran kakeknya, sudah berapa lama dia tinggal dengan kakeknya? Walau tidak selama bersama orang tuanya tetap saja waktunya bersama kakeknya lebih berharga daripada orang tuanya yang selalu sibuk kerja sejak dia masih kecil.

"Untuk urusan di sini kami serahkan padamu. Kakek sudah mempercayakan semuanya padamu. Jadi kau bebas melakukan apapun untuk kebaikanmu."

"............................"

"Sayang, aku tahu kau sangat sedih kehilangan kakek, tapi kau jangan putus asa. Kakek tidak akan suka melihat cucunya begitu menyedihkan dan memikirkannya yang sudah pergi. Dia pergi dengan tenang, jadi kita harus merelakan kepergiannya."

Tatsumi mengangguk mengerti, untung saja masih ada keluarganya yang bisa menyadarkan Tatsumi. kakaknya melihat ke arah Kuro yang tidak jauh dari Tatsumi.

"Hey kau, minumanku habis. Tuangkan."

Perintahnya pada Kuro. Tatsumi menatap kakaknya tapi kakaknya acuh saja pada Tatsumi, Kuro pun segera menuangkan minuman pada gelas kosong kakak Tatsumi tapi dengan sengaja dia menjatuhkan gelasnya ke lantai sampai yang lain juga kaget. Pelayan lain segera membersihkan kacanya.

"Kau bisa kerja atau tidak?! kenapa menuangkan air saja tidak becus?!"

Marahnya pada Kuro. Dia hanya bisa menunduk dimarahi,

"Kuro adalah pelayanku! Kau tidak berhak memerintahnya!"

Marah Tatsumi akhirnya karena kesal.

"Dia adalah pelayan! Memang tugasnya melayani tuannya!"

Balas kakaknya tidak mau kalah.

"Kalian! Kita sedang makan! Tutup mulut kalian dan makan!"

Marah ibunya karena melihat kedua anaknya mulai bertengkar karena seorang pelayan.

"Kuro kau tinggalkan tempat ini."

Pesan ibu Tatsumi dan Kuro segera pergi.

Tatsumi sangat kesal melihat sikap kakaknya pada Kuro, memang dari dulu kakaknya suka mengerjai Kuro. Sebab itu kedua kakak beradik ini tidak pernah akur sekalipun.

My Love 3 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang