My Love 3 "405"

3.9K 302 54
                                    



Seperti tidak terjadi apa-apa, Rinka kembali bekerja tanpa henti. Rekan kerjanya sudah memintanya istirahat tapi dia sama sekali tidak mendengarkannya. Apapun dia kerjakan, padahal itu bukan kerjaannya. Semuanya dia lakuin tanpa kecuali. Berkas-berkas laporan pun dia kerjakan dan membantu yang lain dengan suka rela. Pokoknya dia menyibukkan diri dan membuat rekan kerjanya khawatir dengan keadaannya begini, tubuhnya akan hancur jika bekerja terus.

Apa yang dikhawatirkan rekan kerjanya pun jadi kenyataan. Setelah beberapa hari tubuh Rinka akhirnya ambruk.

Semua rekan kerjanya sangat panik dan segera membawanya ke Rumah sakit untuk dirawat, tubuhnya begitu panas sampai mencapai 40 lebih derajat celcius. Tubuhnya juga dehidrasi berat serta kekurangan gizi, asupan tidak dia terima karena tidak nafsu makan.

"Ada yang bisa menghubungi keluarga Rinka?"

"Dia tinggal seorang diri."

"Lalu kerabat? Apa dia tidak punya?"

"Aku tidak tahu, dia tidak pernah cerita tentang keluarganya."

"Bagaimana kita menghubungi mereka untuk memberitahu keadaan Rinka? Mereka harus datang menemaninya. Keadaannya dalam kondisi yang tidak stabil."

Mereka berbincang untuk mencari cara menghubungi keluarga Rinka.

"Kenapa tidak cek hpnya? Mungkin ada nomor yang bisa dihubungi?"

"Benar juga, aku akan mengambil hpnya."

Segera mereka mengecek hp Rinka, di dalam hp tersebut hanya ada 1 kontak saja.

"Yang benar saja! Apa dia sebatang kara?!"

Teriak rekan kerjanya kaget,

"Pelankan suaramu, kau akan menggangunya."

Pesan yang lain melihat Rinka yang kesulitan bernapas tanpa bantuan alat bantu pernapasan. Dokter memakaikan selang oksigennya dan pergi setelah melihat keadaanya stabil.

"Hanya ada satu kontak ini, apa harus dihubungi?"

"Tentu saja, tidak ada lagi yang bisa dihubungi. Jika dia memang mengenal Rinka maka kita tidak perlu repot mencari keluarganya."

"Baiklah kalau begitu."

Mereka pun menghubungi kontak dalam hpnya.

Dia meneleponnya selama 3 kali dan tidak diangkat. Jika untuk ke 4 kalinya tidak diangkat maka mereka akan menyerah saja.

Dan harapan mereka terkabul karena nada tersambungkan, terdengar suara dari seberang sana. Rekan kerjanya segera bertanya apa dia mengenal Rinka dan dijawab 'Iya' kemudian terus berlanjut hingga memberitahukan keadaan Rinka sekarang. cukup lama mereka berbincang hingga selesai.

"Apa dia bisa membantu kita?"

"Tidak, dia hanya mengenalnya dan tidak tahu keluarganya."

"Baiklah, kita tunggu dia sadar dan bertanya padanya."

"Kita pulang saja, jam besuk sudah lewat."

Mereka pun pulang ke rumah masing-masing.

Rinka yang tidak sadar pun terus bergumam nama "Maliq".

................................................

Rinka membuka matanya, tubuhnya masih lemah. Demamnya setidaknya sudah lebih turun. Dia masih dibantu alat pernapasan, rekan kerjanya bertanya padanya dan dia hanya bilang tinggalkan saja dia sendiri. Dia bisa mengurus dirinya sendiri. Dengan berat hati mereka pun mengiyakan keinginan Rinka untuk biarkan saja dia sendiri. Dia tidak punya keluarga atau apapun.

Lagi-lagi demam Rinka kembali memburuk, karena stress suhu tubuhnya semakin meningkat.

Dokter terus memantau keadaannya. Rinka sepertinya kesakitan dalam tidurnya.

Lagi-lagi nama 'Maliq' yang dia panggil tanpa sadar.

Setelah 2 hari dirawat keadaannya membaik. Dokter memantaunya terus dan bisa mengatasi masalah Rinka.

"Dokter, apa aku boleh pulang?"

"Aku mengizinkanmu pulang, tapi keadaanmu belum pulih seutuhnya."

"Aku bisa menjaga diriku."

"Baiklah kalau itu maumu, aku tidak bisa memaksamu terus di sini. Tapi jika keadaanmu memburuk jangan lupa menghubungi kami."

"Aku mengerti."

Balasnya, Rinka pun segera mengemas pakaiannya untuk pergi dari sana karena sudah bosan sekali.

Keadaannya juga belum stabil, demamnya memang sudah turun tapi dia masih lemah.

Sesampainya di rumah dia segera masuk ke dalam kamar dan tidur karena merasa lelah.

Tangannya yang diinfus terasa sakit dan bengkak. Dia menghela napas panjang dan terlelap.

Saat dia membuka matanya, ruangannya sudah gelap karena hari sudah malam. Dia tidak membuka lampu karena waktu dia pulang masih terang.

Dia segera bangkit dan menyalakan lampu. Hanya beberapa langkah dia sudah lelah dan duduk di sofa.

"Aku merasa lelah,"

Gumamnya. Tentu saja lemah, dia sama sekali tidak makan apapun. kalau di rumah sakit dia masih dipasangi infus.

Dia pun ke dapur dan ingin membuat makanan, sayangnya semua makanan sudah rusak dan beras sudah habis karena dia tidak belanja.

Hanya ada roti tawar dengan susu kental manis. Tak ada pilihan dia pun memakannya. Hanya 2 suap dia sudah tidak mau lagi, Rinka segera meminum obatnya dan kembali ke kasur. Dalam hitungan menit dia bisa tidur dengan nyenyak karena pengaruh obat tidur yang dia minta dari dokter. Dia benar-benar kacau sekali.

My Love 3 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang