My Love 3 "439"

3.2K 353 81
                                    



Kai pergi membeli makanan untuk Kaho yang hanya berdiam diri menatap anaknya dibalik kaca, yang tidak berkepentingan di larang masuk kecuali sampai jam besuk untuk ketenangan pasien.

Dari kemarin Kaho sama sekali tidak bergerak dari sana dan William tak tampak batang hidungnya setelah tahu hal ini, dia juga merasa frustasi.

"Kaho, aku membeli makanan. Makanlah sedikit."

Pinta Kai mencoba merayunya makan.

"Dia baru berumur 3 tahun..Tapi karenaku..Karena ibu tidak bergunanya dia harus menderita.."

Ucap Kaho yang masih juga menyalahkan dirinya.

"Kaho ini bukan salahmu, ini murni kecelakaan. Kau sama sekali tidak bersalah,"

"Andai saja aku membelinya ice cream..Andai saja aku menurutinya..Andai saja aku tidak memarahinya..Dia pasti akan baik-baik saja..Dia pasti akan tersenyum memanggilku mama..Dia pasti akan ada di sampingku.."

Kaho bergumam tidak jelas dan meneteskan air matanya.

"Andai aku lebih memperhatikannya.."

Kai melihat keanehan pada Kaho dan segera menahan tubuhnya yang tiba-tiba lunglai.

"Kaho!! Kaho!!"

Panggilnya karena Kaho tidak sadarkan diri.

Dia pun menggendongnya dan meminta dokter merawatnya. Dari kemarin dia tidak makan dan tidur karena stress dan terus menyalahkan dirinya, pada akhirnya dia juga tumbang.

"Ryuu..Ryuu..Jangan tinggalkan mama.."

Gumamnya dalam ketidaksadarannya. Kai memegang tangannya dan menyelimutinya. Dia meminta pada dokter memberinya obat penenang agar dia bisa tidur dengan tenang.

Kai pun pergi melihat Ryuu. Karena sudah sampai jam besuk dokter mengizinkannya masuk.

Dia mengusap wajah Ryuu.

"Mini Kaho, hey.. ini pertemuan ke-3 kita. Kau harus segera bangun dan aku ingin bicara padamu secara langsung. Dan mamamu sangat khawatir, jadi cepat bangun biarkan kami bisa melihatmu tersenyum lagi."

Ucapnya pada Ryuu.

"Maaf aku baru bisa menunjukkan diri. Aku juga baru tahu kemarin, ternyata kita memang jodoh yah."

Ucapnya sambil tertawa konyol.

"........................"

"Apa kau ingin bertemu denganku? Aneh sekali bukan, aku datang dan bilang aku ini papamu. Bukankah itu aneh? Apa kau mau memanggilku dengan sebutan papa?"

"........................."

"Aku tidak ada selagi kalian menderita, seandainya kita bertemu lebih awal. Aku pasti tidak akan membiarkan kalian menderita. Maafkan semua kesalahanku yang tidak bersama kalian. Tapi aku janji, kalau mini Kaho segera bangun, aku akan mengabulkan semua keinginanmu! Aku akan membelikan ice cream yang banyak!"

Ucapnya tidak bisa menahan air matanya. Dia tidak ingin bertemu dengan anaknya dengan cara seperti ini. ini sangat menyakitkan melihat darah dagingnya penuh dengan selang untuk bertahan hidup. Seandainya dia bisa menggantikannya, dia rela menjadi pengganti Ryuu asal anaknya sehat-sehat saja. Tapi dia tidak bisa melakukan apapun.

Dokter menyemangatinya.

"Aku akan berusaha menyelamatkannya."

"Tolong selamatkan anak kami. Dia satu-satunya harapan kami."

"Aku mengerti, sebagai orang tua pasti merasa sedih melihat anak kita terluka seperti ini."

"Aku baru bertemu dengannya kemarin, tapi apa aku harus kehilangannya lagi? Aku tidak mau hal ini terjadi, aku ingin mendengarnya memanggilku papa."

"Kau adalah orang tua yang baik, dia akan segera sadar. Jadi berdoalah terus untuk kesembuhannya."

"Terima kasih dokter."

Keduanya pun keluar karena jam besuk sudah lewat.

Kai menemani Kaho sejenak. Dia bisa tidur dengan tenang karena pengaruh obat.

Besoknya dia terbangun, dia segera ke tempat anaknya.

Sudah 2 hari berlalu, tidak ada tanda-tanda anaknya akan segera sadar.

Kaho menatapnya dengan mata lesu dan lelah. Dia sama sekali tidak mau makan dan hanya diberi cairan infus oleh dokter. Dokter datang saat jam besuk, dia menemani Kaho masuk ke dalam. Kai juga baru datang dan bisa masuk bersama dengan Kaho,

Tiba-tiba saja detak jantung Ryuu melemah. Dokter pun segera memeriksa keadaan Ryuu. Suster meminta mereka keluar tapi Kaho bersih keras tidak mau keluar karena mau melihat anaknya.

Keras kepala Kaho membuat mereka tidak ada pilihan, dia meminta mereka tenang selama melakukan pengecekan pada Ryuu. Kai memegangi tangan Kaho yang gemetaran melihat semua ini, air matanya terus mengalir tanpa membuat suara. Dokter sangat sibuk menyelamatkan anaknya yang detak jantungnya semakin lemah dan lemah hingga pada akhirnya detak jantungnya menghilang..

Suster yang membantu mereka pun meneteskan air mata karena tidak ada lagi yang bisa dilakukan, dokter pun jadi lesu karena dia tidak bisa menyelamatkan Ryuu. Harapan mereka sudah tidak ada..

"Maaf.."

Ucap sang dokter menyesal. Dia meneteskan air mata pada Ryuu, padahal dia berjanji untuk menyelamatkan anak Kaho. Tapi nyatanya, dia tidak bisa. Dia bukan Tuhan yang bisa menghidupkan orang semau dia.

"Tidak!! Ryuu!! Kenapa kalian berhenti!! Dokter selamatkan Ryuu!!"

Pekik Kaho histeris melihat dokter tidak melakukan apapun dan hanya bisa menangis. Kai bisa melihat detak jantung berhenti, dia juga ingin menjerit tapi melihat Kaho yang lebih histeris membuat niatnya hilang.

"Dokter!! Selamatkan Ryuu!! Selamatkan Ryuu!!"

Pekik Kaho memohon.

"Ryuu! Dengarkan mama! Jangan tinggalkan mama! Mama janji akan mengabulkan semua permintaanmu! Mama akan membelikan ice cream yang banyak untukmu! Jangan tinggalkan mama kumohon! Ryuu sudah berjanji akan selalu bersama mama! Jangan ingkari janjimu Ryuu! Ryuu!!Ryuu!!!"

My Love 3 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang