My Love 3 "413"

3.9K 347 26
                                    



"Maliq! Maliq!"

Lagi-lagi namanya diteriaki pagi-pagi.

Maliq membuka matanya dan melihat Rinka.

"Aku mau kue mochi dari negaraku."

"Hah?!"

"Kue Mochi yang isinya es cream!!!"

Balas Rinka lagi sangat jelas.

"Kau mau kue mochi??"

Tanyanya balik dan Rinka mengangguk.

"Kalau begitu aku suruh Koki buatkan."

"Tidak mau!"

"Tidak mau? Lalu apa maumu?"

"Harus membelinya dari negaraku! Aku tahu dimana tempat bagus menjualnya."

"Kau bercanda???"

"Aku tidak bercanda,"

Jawab Rinka polos.

"Cepat! Ayo pergi!"

"Sekarang?!"

"Tentu saja!!"

"Tidak! Tidak! Tidak!"

"Kenapa?! Aku mau pergi juga membelinya!"

"Kau juga mau ikut?!"

"Iya!"

Balasnya.

"Tidak! Tidak boleh pokoknya!"

"Kenapa kau selalu tidak mengizinkanku keluar!"

"Kau lihat perutmu sekarang!"

Dia melihat perutnya dan tidak ada yang salah kecuali mulai membesar.

"Lalu kenapa?"

"Kau harus hati-hati, apalagi menaiki pesawat!"

"Kau punya helikopter kan?"

"Memang ada, tapi tetap tidak boleh naik dalam keadaan hamil muda seperti itu!"

"Siapa yang bilang?"

"Dokter sudah berpesan."

"Kalau begitu kau pergi beli,"

Jawabnya lagi,

"Aku tidak bisa, aku ada pertemuan hari ini."

"Kalau begitu aku pergi sendiri."

Jawabnya segera turun dari kasur,

"Baik! Baik! Aku pergi! kau tetap di kamar!"

Pekik Maliq akhirnya, dia tidak punya pilihan.

Rinka pun tersenyum padanya dan mencium suaminya.

"Terima kasih,"

"........................."

Maliq pasrah sekali,

Pertemuan Maliq dengan negara lain dia tunda, Aaron mengurus semuanya karena kekacauan ini.

Mereka tidak bisa menyalahkan siapapun karena Maliq benar-benar mengutamakan ratunya dari pekerjaannya.

Rinka pun hanya tidur sambil menunggu mochinya tiba.

Butuh seharian penuh untuk bolak balik dari kedua negara tersebut dan kemudian Maliq harus melakukan pertemuan yang dia tunda sebelumnya.

Rinka menikmati mochinya dan Maliq tidur karena lelah. Untung saja semua berjalan dengan lancar, mereka mengerti kemauan ratu mereka yang sedang mengandung calon raja baru mereka dimasa depan.

Rinka yang melihat suaminya uringan dikasur pun mulai menggodanya.

"Maliq, kau hanya tidur. Tidak mau makan?"

"Tidak..Kau makan saja..."

Jawabnya lelah.

"Terima kasih.."

Balasnya mencium Maliq. Maliq tersenyum,

"Jika bukan kau sedang mengandung, aku benar-benar akan membuatmu tidak bisa tidur semalaman."

Balasnya dan Rinka tertawa mencubit pipi Maliq.

"Kau itu seperti monster gila sex tahu tidak?"

"Aku hanya gila sex padamu, bukan pada orang lain."

"Ohoh apa kau benar-benar serius?"

"Kau pikir aku akan berbohong?"

"Bisa saja."

"Kau! Tunggu saja sampai anak kita lahir!"

Kesalnya tidak bisa melakukan apapun karena bayinya.

Rinka terus menggoda suaminya, Maliq hanya bisa bersabar saja.

Sabar sangat sabar.

Saat mandi pun Maliq harus bersabar, melihat tubuh telanjang Rinka dia hanya bisa bersabar.

"Aww!"

Jerit Rinka tiba-tiba memegangi perutnya.

"Ada apa?"

"Sepertinya bayinya mulai bergerak."

"Hati-hati,"

Pesan Maliq membantu ratunya mandi dibak mereka. Rinka berendam untuk menenangkan pikirannya. Maliq pun menemaninya,

"Perutmu benar-benar semakin besar."

Ucapnya mengusap perut Rinka.

"Nn.."

Jawabnya ikut mengusapnya, Rinka pun bersandar ke dada Maliq dan keduanya berendam.

"Kau sudah cari nama untuk anak kita?"

"Ayahanda dan ibunda yang mau menamai mereka."

"Mereka terlihat sangat semangat sekali, selalu membawakan banyak makanan enak sebagai oleh-oleh."

"Benar, mereka lebih sering keluar istana sekarang, katanya bisa menikmati hidup sebelum mereka semakin tua dan melimpahkan semuanya padaku."

Jawabnya dan Rinka tertawa.

"Mereka percaya padamu."

Jawabnya, Maliq memeluk Rinka.

"Asal kau bersamaku, aku akan melakukan apapun."

"Apa kau punya masalah? Akhir-akhir ini aku melihat kau lebih diam."

"Iya, aku punya masalah dengan pernikahanku dengan putri yang dibatalkan."

"Apa?! Lalu bagaimana?"

"Putri justru senang dengan pembatalan ini karena dia mencintai pria lain. Ini hanyalah perjodohan sepihak."

"Jadi begitu,"

"Kau tidak perlu khawatir, itu tidak baik untuk kesehatanmu dan bayi kita."

"Kalau ada apa-apa jangan sungkan katakan padaku."

Balas Rinka mengusap wajah Maliq, Maliq pun menciumnya cukup lama.

"Haa..Kalau kau tidak hamil, pasti tidak kulepaskan."

Gumamnya, Rinka tertawa kecil. Dia mencubit lengan suaminya karena geram dengan sikapnya.

My Love 3 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang