My Love 3 "505"

2.6K 310 18
                                    



Besoknya Kuro diizinkan pulang, Tatsumi datang menjemputnya bersama sang sekretaris.

Dengan hati-hati dia berjalan bersama Kuro,

"Hati-hati dengan pijakan kakimu."

Pesan Tatsumi karena menuruni tangga.

"Tidak apa-apa, ini tidaklah susah."

"Aku tahu, tapi dokter menyarankan tidak berjalan di daerah tangga."

"Jangan sering tapi bukan tidak boleh."

Kuro memperjelas kesalahpahaman tuannya.

"Tetap saja,"

Jawabnya tidak peduli dengan penjelasan Kuro, yang pasti dia selalu benar.

Kuro tidak lagi mau bersuara.

Sekretarisnya membuka pintu mobil dan keduanya segera masuk. Mereka segera pulang ke mansionnya.

Saat Kuro keluar dia bisa melihat hiasan dan bunga-bunga di sekitar jalan masuk rumahnya. Dia terheran-heran 'Ada apa sebenarnya?'

Baru dua langkah berjalan, Kuro langsung merasa mual-mual karena aroma bunganya sangat menyengat sekali.

"Kuro?!"

Kaget Tatsumi. pelayan yang datang menjemputnya justru kaget.

"Ada apa?"

"Aku mual. Baunya terlalu menyengat."

"Apa? Bau apa?"

"Bu-bunga.."

Jawabnya dan menutup mulutnya karena mau muntah. Tatsumi langsung menggendong Kuro dan berjalan masuk dengan cepat.

"Singkirkan semua bunga yang hidup! Pakai bunga palsu!"

Pesannya pada pelayan yang segera dilakukan. Akhirnya Kuro menyadari kenapa rasa mualnya tidak berhenti dan itu karena aroma bunga. Biasanya hanya buket bunga kecil tapi sekarang bunga dalam skala besar jadi sangat mengganggu penciumannya.

Tatsumi membaringkan Kuro ke kasur setelah selesai membuang semuanya.

"Maaf, aku tidak tahu kau tidak bisa mencium aroma bunga. Kupikir kau akan senang jika banyak bunga."

"Aku memang senang, terima kasih."

"Kau baik-baik saja kan?"

"Iya, aku sudah tidak apa-apa."

"Istirahatlah dulu."

"Tuan, aku mau tanya."

"Iya?"

"Kenapa mansionnya dihias? Ada acara apa?"

"Tentu saja acara pernikahan kita."

"Acara pernikahan?!"

"Aku belum kasih tahu yah? Kita akan menikah dalam beberapa hari lagi."

"Se-secepat itu?!"

"Iya, aku sudah menyiapkannya setelah menemukanmu dan tahu kau sedang hamil."

Ucapnya senang.

"Tuan yakin?"

"Tentu saja, aku tidak akan meragukannya lagi."

Balasnya mengecup kening Kuro.

"Istirahatlah, nanti sore ada orang yang akan membawa gaun untukmu."

"Ga-gaun?!"

"Gaun pernikahan kita."

Tawanya dan pergi. Kuro masih bingung dibuat oleh tuannya. Semuanya sangatlah mendadak, dia tidak mengatakan apapun tentang pernikahan ini.

Bukannya tidur, tapi dia justru kepikiran.

Lalu datang beberapa wanita sambil membawa beberapa sampel gaun dibantu pelayan Tatsumi.

"Kuro, mereka sudah datang. Coba lihat katalognya dulu,"

Ucap Tatsumi membawa buku berisi sampel gaun yang tidak mereka bawa.

Kuro hanya diam melihat tuannya membolak-balik kertas katalog tersebut, sesekali dia akan tersenyum melihat gaun tersebut.

"Mungkin ini cocok.."

Gumamnya sesekali juga. Kuro melihat gaun yang dilihat tuannya adalah semua yang sabrina dan sangat terbuka. Ada yang hanya sebatas dada saja.

Tapi itu yang disukai Tatsumi.

"Kuro, bagaimana kalau yang ini?"

Tanyanya dan seseorang menjawab,

"Kami membawa sampel yang anda inginkan, silahkan dicoba apa cocok atau tidak."

"Bagus! Langsung dipakai saja!"

Pekiknya langsung tanpa berpikir. Dia memang sudah menantinya.

Kuro yang diam pun merasakan firasat buruk tentang hal ini.

Beberapa orang membantu Kuro berpakaian. Dia bagaikan manekin yang dipakaikan baju. Kuro memang tidak banyak bicara dan bertindak.

"Kuro, apa kau tidak suka?"

Tanya Tatsumi melihat Kuro hanya diam. Bagaimana kalau dia bilang tidak suka? Apa akan menyakiti hati gembira tuannya? Pikirnya, dia pun menggeleng tanda tidak.

"Lalu kenapa kau hanya diam? Apa kau tidak senang menikah denganku?"

"Bukan, aku sangat senang."

"Kau yakin? Kau tidak terpaksa?"

"Tidak, aku tidak terpaksa untuk menikah dengan tuan,"

"Baiklah, tapi kalau ada apa-apa kasih tahu segera."

"Aku mengerti."

"Kita sudahi saja untuk hari ini."

"Iya?"

"Gaun yang kau pakai adalah produk terbaru dan sangat cocok untukmu. Jadi kita pilih ini saja."

"Baiklah."

Balas Kuro setuju. Mereka pun pergi kecuali Tatsumi dan Kuro.

"Apa kau lapar? Aku sudah minta pelayan masak untukmu."

"Hmm..."

Angguk Kuro, Tatsumi tersenyum karena Kuro mau makan bersamanya.

Tatsumi pun mengajak Kuro makan di ruang makan.

Kakak Tatsumi hanya diam melihat keduanya bermesraan. Tatsumi menyuapi Kuro dengan sabar.

Karena muak dia pun pergi, Tatsumi tersenyum senang pada Kuro.

"Aku sudah kenyang tuan,"

"Kau baru makan beberapa suap,"

"Tapi aku sudah tidak ingin,"

"Lalu apa yang kau inginkan? Katakan padaku."

"Aku tidak ingin makan,"

"Baiklah, aku tidak akan memaksa. Tapi makan buahnya dulu dan susunya oke?"

"Iya,"

Jawabnya dan makan buah. Tatsumi pun makan makanan lain.

My Love 3 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang