My Love 3 "575"

2K 284 27
                                    



Oda pun melihat-lihat berita di hpnya dan menemukan berita tentang penikaman Author Nagano yang menjadi trending topik.

"Sosok misterius, dia hanya tidak mau menampakkan diri."

Gumam Oda membaca artikelnya.

"Aku tidak tahu dia punya banyak penggemar."

"Oda kau sedang apa?"

Tanya Kuro yang datang bersama Yukiya.

"Tuan,"

"Yukiya tidak mau tidur dan mengajak keluar."

"Silahkan duduk, aku bisa menjaga Yukiya."

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin mengobrol denganmu."

"Ada apa tuan?"

"Apa pekerjaanmu hanya seorang bodyguard?"

Tanya Kuro mulai penasaran dengan Oda yang sangat berbeda dengan bodyguard pada umumnya yang lebih tidak menarik perhatian dan memukul musuh sampai sesenang itu.

Oda jika masalah bertarung dia selalu tersenyum dan tidak peduli apapun seperti seorang psikopat dan itu membuat Kuro sedikit takut.

Kuro mengalaminya sendiri dengan mata kepalanya, Oda menghajar mereka sambil tersenyum dan tampak bahagia.

"Maaf tuan? Apa aku membuat anda takut?"

"Ti-Tidak, bukan maksudku begitu. Aku hanya.."

"Aku tahu,"

Ucap Oda membuat Kuro diam.

"Kau tahu?"

"Hmm aku tahu anda takut denganku."

Balas Oda.

"Aku tidak takut padamu, tapi hanya..."

"Kuro? Sedang apa di sini?"

Tanya Tatsumi yang datang memotong pembicaraan Kuro.

"Oda, kakak mau pergi, kau harus menemaninya. Biar Yukiya aku jaga."

"Baik tuan."

Oda pun pergi tanpa kata-kata.

"Ada apa Kuro? Kau terlihat gelisah?"

"Tidak apa-apa.."

Jawa Kuro akhirnya tidak dapat menjelaskan apapun.

"Kenapa juga kau harus ikut?"

Tanya Nagano bingung,

"Aku hanya menjalankan perintah."

Jawab Oda dingin atas perkataan Kuro barusan membuatnya sedikit marah.

Nagano tidak berani berkata-kata mendengar nada bicara Oda yang begitu menusuk baginya.

Sampai tempat tujuan pun mereka hanya diam.

"Kau tunggu di sini! Dan jangan biarkan orang lain masuk!"

Pesan Nagano memintanya menunggu di pintu dan dia segera masuk ke dalam kantornya.

Oda terdiam seperti patung setelah mendengar pertanyaan Kuro barusan. Dia mulai mencurigai Oda, jika dia tahu luka-luka sobekan pisau atau bekas luka tembakan maka dia akan semakin mencurigainya. Untung hanya Nagano yang tahu,

"Apa dia menceritakan pada tuan Kuro?"

Gumam Oda mengingat hanya Nagano yang tahu kondisi tubuhnya.

"Oh kau disini? Apa Nagano sensei juga ada?"

Tanya musuh Nagano saat ini.

"Maaf, anda dilarang masuk."

Ucap Oda dingin padanya saat mencoba membuka pintu. Nagano sudah berpesan padanya.

"Memangnya kau siapa melarangku masuk?"

"Aku sudah dipesankan untuk tidak membiarkan orang lain masuk."

"Hah..Apa kau anjing Nagano? Kau patuh sekali dengan tuanmu."

Dia memaksa masuk dan Oda tentu menjaga pintunya dengan baik,

"Kau!"

Kesalnya karena mau dibilang apapun dia tidak akan menghindar.

"Dasar orang tidak tahu diri!"

Pekiknya pada Oda dan membuat Oda menatapnya tajam.

Nagano masih fokus dengan kerjaannya dan kemudian mendengar keributan di luar.

"Ada apa di luar? Kenapa begitu ribut?"

Tanya Nagano dan editornya pun membuka pintu.

"Nagano sensei!"

Pekiknya membuat Nagano segera berlari ke arahnya.

"Oda!"

Pekik Nagano kaget tapi Oda tidak mendengarkannya dan menikam penulis ini di bawahnya.

Dia akan memukulnya dengan keras tapi Nagano datang dan menampar Oda dengan keras membuat Oda sadar dengan tindakannya yang begitu ceroboh.

"Apa yang kau lakukan?!"

Marah Nagano dan Oda hanya terdiam dan berlutut di lantai. Penulis itu dibawa pergi, dia masih bisa berjalan karena tidak ada luka apapun. Dia hanya kaget Oda menikamnya tiba-tiba dan akan memukulnya jika Nagano tidak datang setelah mendengar teriakan sang editor.

Bibir Oda berdarah karena di pukul sebelumnya dan sekarang ditampar Nagano di tempat yang sama. Dan bibirnya semakin berdarah,

Nagano ingin memarahinya tapi melihat kondisi Oda yang aneh pun dia mengurungkan niatnya.

"Ayo masuk ke dalam!"

Perintahnya dan Oda mengikutinya.

Editornya segera mengambil kotak P3K,

"Biar aku saja,"

Ucap Nagano meminta editornya pergi dan dia sendiri yang mengobati Oda. Salahnya juga menampar Oda begitu keras karena melihat mata pembunuh Oda yang sangat tajam, untuk menyadarkannya hanya dengan tamparan keras Nagano dan benar-benar bekerja.

Oda diam seribu bahasa,

"Ada apa denganmu? Kenapa memukulnya?"

"......................."

Nagano pun tidak lagi bertanya karena Oda tidak akan menjawab.

Setelah mengobatinya dia pun diam saja.

Nagano segera menyelesaikan kerjaannya.

Dia bahkan memesan makan malam untuk mereka makan tapi Oda sama sekali tidak menyentuhnya.

"Aku pergi dulu."

Ucap Nagano sudah selesai dengan kerjaannya, dia pun menarik Oda pergi dari kantornya.

Dia menyuruh sopirnya pulang dengan taksi dan dia justru membawa Oda ke bar dan membuatnya minum sampai dia benar-benar mabuk dan akhirnya tidur dengan tenang.

Nagano pun menggendongnya dibalik punggung. Oda tidur dengan tenang, Dia pernah minum dengan Oda jadi dia tahu kalau sudah mabuk orang ini akan jujur dan bisa tidur dengan pulas.

"Ayah..Ibu..."

Gumamnya dalam tidur Oda.

"Apa dia rindu orang tuanya?"

Gumam Nagano tapi Oda justru menangis memanggil nama kedua orang tuanya.

My Love 3 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang