My Love 3 "419"

3.7K 335 75
                                    



Syamsu menangis keras membuat Maliq terbangun dari tidurnya. Saat dia melihat ke arah pintu, ibundanya datang bersama si kecil.

"Maliq, Syamsu tidak berhenti menangis."

Ucap ibunya yang kelelahan menjaga Syamsu yang rindu pada kedua orang tuanya.

"Ibunda, maafkanku."

Ucap Maliq menggendong Syamsu.

"Sayang, kenapa menangis? Cup cup anak ayah kenapa menangis seperti ini? Syamsu kangen ibu yah sayang?"

Tanyanya menimang putranya.

"Ibunda, aku akan menjaganya."

"Baiklah, apa Rinka belum sadar?"

Tanya ibu Maliq melihat Rinka tidak terbangun dengan tangisan putranya.

"Belum ibunda,"

"Yang sabar putraku,"

Ucap ibunya mengusap wajah putranya. Ibu Maliq pun pergi setelah menyerahkan Syamsu.

Maliq mendekatkan Syamsu pada Rinka, ajaib putranya berhenti menangis dan menyentuh tangan ibunya.

Dia kemudian tertawa karena bisa menyentuh ibunya.

Maliq tertawa kecil melihat anaknya begitu senang bertemu dengan Rinka.

"Rinka, bangunlah. Syamsu sudah rindu denganmu."

Pesan Maliq pada Rinka.

"..........................."

Maliq menghela napas, dia pun menemani Syamsu bermain dengan jemari Rinka. Syamsu tidak mau melepaskan jemari Rinka dan bergumam tidak jelas bagi Maliq. Bahasa bayi siapa yang tahu, uu aa uu aa.

Datang lagi Aaron membawa banyak makanan untuk Rajanya.

"Biar kugendong pangeran, yang mulia Raja makan dulu."

"Aku tidak lapar,"

"Makanlah walau sedikit. Yang mulia perlu tenaga untuk menjaga yang mulia Ratu."

"Aku mengerti,"

Dia pun memberikan Syamsu yang terlelap pada Aaron. Maliq memakan makanannya dan tidak berselera sama sekali. Matanya selalu melihat ke arah Rinka.

"Apa Syamsu sudah minum susu?"

Tanya Aaron membuat Maliq tertegun.

"Aku tidak memberinya susu."

Jawabnya kaget.

"Dia sama sekali tidak menangis dan memegangi jari Rinka."

"Aku akan membuatnya."

Ucap Aaron. Dengan satu tangan dia bisa membuat susu, si kecil pun mulai membuka matanya. Anehnya dia tidak menangis, dia menatapi Aaron yang sibuk buat susu.

Saat Aaron selesai buat susu, dia langsung bisa melihat mata Syamsu yang menatapnya.

"Pangeran mau susu?"

Tanyanya memperlihatkan susu botolnya, Syamsu tertawa senang. Aaron pun meminumkannya, karena haus dia menyedotnya dengan cepat sekali.

"Pelan-pelan pangeran,"

Pinta Aaron senang sekali mengurus bayi. Tidak seperti ayahnya, anaknya kelaparan pun dia tidak tahu.

"Apa Syamsu lapar?"

"Tentu saja dia lapar yang mulia. Anda juga harus makan, anda harus menjaga Syamsu nanti."

"Aku tahu,"

Jawabnya segera makan lagi.

Aaron meminta pihak rumah sakit menyediakan kasur kecil untuk pangerannya tidur, mereka segera membawanya ke ruangan dengan begitu si kecil bisa terlelap di sana.

Maliq juga tertidur sejenak karena lelah, Aaron menjaga mereka sementara.

Pagi-pagi sekali Syamsu menangis keras membuat Maliq kaget, dia lupa dengan anaknya yang tidur. Si kecil menangis keras,

"Syamsu, ada apa?"

Tanyanya dan tentu tidak ada jawaban, dia menangis dan Maliq mencium bau pada tubuh Syamsu.

"Jangan-jangan kau..."

Ucapnya sangat kaget, dia berjalan mundur.

"Bagaimana sekarang?! Aku tidak bisa!"

Pekiknya frustasi tidak bisa mengganti popok bayinya, apalagi membersihkan bayinya.

"Rinka!! Kumohon kau segera bangun! Anak kita! Anak kita!!"

Pekiknya frustasi. Maliq awalnya mencoba membersihkan bayinya,

"Hoek! Bau!"

Pekiknya tidak tahan dengan bau eeg anaknya sendiri.

"Aku tidak bisa!"

Pekiknya lagi menutup hidungnya.

"............................"

Rinka hanya bisa diam karena dia tidak sadar, kalau dia tahu suaminya begitu pasti sudah dia omeli. Ganti popok anak saja tidak bisa, tapi bikin anak nomor 1.

Anaknya terus menangis karena tidak nyaman. Maliq pun menyerah.

Karena tidak bisa membersihkan anaknya, dia pun meminta bantuan suster untuk memandikan anaknya yang sudah sangat kotor karena dirinya gagal mengganti popok jadinya berantakan sekali dan si kecil pun kembali harum. Bahkan dia membuatkan susu untuk Syamsu minum. Dia menyediakan 3 botol susu yang sudah diisi tepung susu dan tinggal diseduh air panas. Dia memberitahukan caranya pada Maliq agar dia bisa membuat susu untuk anaknya. Dan memberikan susunya dalam keadaan hangat.

Maliq pun mengerti, untung ada suster. Kalau tidak anaknya bisa mati kelaparan, setelah itu anaknya kembali tidur dengan nyenyak. Maliq menghela napas,

"Rinka, segeralah bangun. Anak kita, aku tidak bisa mengurus anak kita."

Rengeknya.

"..............................."

My Love 3 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang