My Love 3 "574"

1.9K 271 18
                                    



Beberapa hari setelahnya Nagano sudah diizinkan keluar dari rumah sakit.

"Tugasmu sudah selesai, kau tidak perlu menjagaku lagi."

Ucap Nagano tidak tahu bahwa Tatsumi yang meminta Oda menjaganya.

"Fokus jaga Yukiya,"

Ucapnya dan masuk ke kamarnya.

"Baik."

Balas Oda akhirnya dan ke kamar si kecil.

Kebetulan si kecil terbangun dan tidak ada Kuro, dia pun menggendongnya sampai si kecil kembali tidur lagi, saat dia ingin membaringkannya ke kasur dia kembali menangis. Tidak ada pilihan, Oda pun menggendongnya.

"Oda?"

Panggil Kuro.

"Tuan,"

"Maaf, Yukiya tidak mau tidur di kasur yah?"

"Iya,"

"Dia memang sekarang agak rewel,"

"Apa tuan muda sering menangis?"

"Benar, biasanya tidak begitu."

"Kita periksakan ke dokter,"

"Aku juga berencana begitu, tapi Tatsumi tidak sempat. Jadi kupikir nanti setelah dia pulang,"

"Aku akan menemani kalian."

Balas Oda lagi.

"Baik,"

Ucapnya segera mengambil barang seperlunya dan pergi.

"Hanya demam karena tumbuh gigi, tidak perlu khawatir."

"Syukurlah,"

Gumam Kuro lega karena tidak ada yang salah. Mereka pun pulang setelah di kasih vitamin oleh dokter supaya giginya tidak sakit saat tumbuh dan menurunkan demamnya.

"Terima kasih sudah menemaniku, Oda."

"Tidak perlu berterima kasih, ini sudah tugasku."

Balas Oda dan Kuro merasa senang Oda ada bersamanya, jadi dia tidak perlu khawatir tentang apapun.

Tiba-tiba sopir berhenti mendadak,

"Ada apa?"

Tanya Oda karena tadi tidak fokus di jalan.

"Ada sesuatu di jalanan."

Jalanan memang sekarang sepi kalau sudah memasuki mansion mereka.

"Aku keluar sebentar."

Ucap sopir dan keluar. Saat dia pergi tiba-tiba datang beberapa orang membawa parang, mungkin perampok yang suka malak orang kaya.

Kuro terlihat panik dan menggendong si kecil dengan erat, Oda hanya diam melihat mereka.

Salah satunya mengetuk kaca mobil Oda dan dia membukanya dengan sengaja.

"Ada apa Onii chan? Kami sedang buru-buru."

Ucap Oda sambil tersenyum pada perampok ini.

Dia langsung menodongkan parang ke leher Oda.

"Oda!!"

Panik Kuro. Oda dengan tangannya meminta Kuro untuk tenang.

"Harta atau nyawa?! Serahkan semua barang berharga kalian!" (dari dulu pengen bilang harta atau nyawa? Lucu saja gitu.)

"Kami tidak akan menyerahkannya."

Balas Oda masih tersenyum. Dia pun menaikkan kaca mobilnya membuat perampok reflek menarik parangnya agar tangannya tidak putus terjepti oleh kaca.

Oda masih tersenyum, sedangkan sang sopir sudah dipukul sampai pingsan.

"Sialan!"

Marah perampok ini justru akan memukul kaca mobilnya tapi Oda membuka pintu mobilnya membuat orang ini terpelanting karena dorongan kuat dari pintu mobil. Oda tersenyum pada mereka dan keluar dari mobil.

"Kalian jangan menguji kesabaranku, cepat pergi dari sini sebelum nyawa kalian kurebut!"

Balasnya dan Kuro hanya diam.

Oda pun bersandar di mobil dan menatap mereka.

"Jangan sombong kau! Kalau kugorok kepalamu baru tahu rasa!"

"Lakukan kalau kau bisa."

Tantang Oda dan ke empat orang bodoh ini melawan Oda, mau 10 lawan 1 pun tetap Oda lebih unggul. Sudah berapa lama dia jadi pembunuh coba? Ikan teri kayak mereka mah hal sepele.

Tidak sampai 5 menit masalah selesai.

Oda memegang satu parang mereka dan akan memenggal kepala salah satu dari mereka. Dia pun berjerit keras dan ketakutan dan Oda hanya tersenyum. Hanya di samping lehernya saja, dia tidak memenggal kepalanya.

"Enyah dari hadapanku sebelum kurubah pikiranku."

Ancamnya dan mereka lari terbirit-birit pakai motor. Kuro hanya terbengong melihat film action 5 menit.

"Maaf membuat kalian menunggu lama, seharusnya bisa kuselesaikan lebih cepat. Tapi aku justru melakukan pemanasan."

Jelasnya pada Kuro, apanya menunggu lama?! Dan dia bisa lebih cepat dari ini? dan hanya pemanasan?! Jadi dia tidak serius?! Pikir Kuro karena perkataan Oda yang begitu banyak makna.

Dia membawa sopir ke kursi samping kemudi dan gilirannya menyetir.

"Kita pulang."

"I-iya.."

Balas Kuro dan si kecil tenang-tenang saja.

Sepulangnya di rumah, Kuro pun fokus menjaga bayinya. Dia bercerita kepada Tatsumi tentang hal ini dan Tatsumi memang tidak kaget lagi karena Kuga memberikan bodyguard terbaiknya.

Oda duduk diam di kursi taman dan Nagano datang, memang tempatnya buat baca buku. Dengan seduhan teh dan makanan ringan dia duduk membaca buku.

"Kudengar kau memukul para perampok, kerja bagus. kau harus menjaga mereka dengan baik."

"Aku mengerti,"

Balas Oda, tiba-tiba telepon Nagano bunyi dari editornya.

"Ada apa?"

"Direktur! Di depan kantor fans anda menunggu dan ingin bertemu Nagano sensei!"

"Ini gara-gara dirimu tidak menjaga rahasiaku dengan baik! sekarang identitasku terekspos!"

"Aku juga tidak tahu kenapa bisa begini!"

"Kalau tua bangka itu melihat berita ini, dia pasti akan beralasan lagi!"

"Dengan alasan ini, direktur pun dipertanyakan! Bagaimana sekarang?"

"Jangan katakan apapun tentang direktur! Itu harus jadi rahasia!"

"Aku tidak tahu mau sampai kapan anda menyembunyikan identitas anda!"

"Aku tidak mau hal ribet dan menggangu penerbitan bukuku!"

"Baiklah, aku akan tetap menjaga rahasia anda."

"Aku akan ke sana nanti."

"Baik, kalau sudah orang berkurang aku akan menghubungi anda."

"Oke."

Nagano menghela napas setelah menutup telepon. Oda tahu apa jadi masalahnya dan tidak bertanya, Nagano tampak sedang berpikir sekarang.

Dia pun pergi tanpa kata-kata dan Oda menatap kepergiannya.

"Aneh-aneh saja,"

Gumam Oda tidak peduli.

My Love 3 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang