My Love 3 "408"

4.3K 335 47
                                    



Acara pernikahan raja muda Maliq dilakukan secara besar-besaran. Semua penduduk di sana diundang tanpa kecuali. Mereka membuat banyak stand makanan dan puas makan 7 hari 7 malam untuk semua tamunya.

Semua penduduknya harus merayakan hari kebahagiaan raja mereka.

Rinka begitu gugup dalam ruangannya. Dia sudah selesai didandani,

"Aku yang tua diperlakukan seperti ini!"

Kesalnya karena harus memakai gaun pengantin yang berat dan rambut palsu yang juga berat.

Dia pun duduk diam sampai Maliq datang menjemputnya.

Pintu kamar terbuka dengan lebar saat rajanya tiba, Rinka duduk diam menatap rajanya yang begitu tampan dan menawan. Dengan senyuman merekah dia berlutut di depan Rinka.

"Permaisuriku, mari kukenalkan pada semua rakyatku."

Ucapnya mencium tangan Rinka. Wajahnya sudah merah seperti kepiting rebus, semua pelayan memberi salam pada mereka saat keluar dari kamarnya.

Keduanya berjalan ke arah pintu keluar yang sangat terang.

Rinka sampai menutup matanya karena silau, kemudian dari ketinggian di sana dia bisa melihat puluhan, bukan tapi ribuan rakyatnya bersorak ria untuk raja dan ratu barunya.

Rinka sangat gugup sekali, dia menggenggam lengan Maliq dengan erat.

"Tidak perlu takut, mereka tidak akan mengenalimu dengan jarak sejauh ini. jadi tenang saja, bersikaplah seperti biasa."

Pesan Maliq dan membuat Rinka sedikit tenang, dia pun mulai melambaikan tangannya seperti yang dilakukan Maliq dan tersenyum pada mereka.

"Hidup Raja dan Ratu!!!"

"Hidup!!"

"Hidup Raja dan Ratu!!!"

"Hidup!"

Mereka terus berteriak dan saling menyahut dengan yang lain.

Tidak ada yang curiga pada Rinka karena tubuh dan wajahnya yang kecil seperti seorang wanita. Mereka benar-benar terpesona pada kecantikannya. Make up artis memang hebat. Semuanya berubah karena make up.

Setelah ini upacara lain kembali dilakukan terus menerus sampai selesai. Rinka sudah kelelahan sekali karena acaranya begitu banyak.

Kakinya sampai tidak bisa dia gerakkan, dia sama sekali tidak duduk dan terus berdiri, berjalan kesana kemari dengan Maliq.

Maliq yang menyadari kakinya sakit pun segera menyelesaikan upacara terakhir dan membiarkan Rinka bisa beristirahat.

"Kau baik-baik saja Rinka?"

"Kakiku sakit."

Jawabnya, Maliq pun melepas sepatu hels dikakinya. Nampak bekas membiru dan ada yang sampai berdarah karena sempit.

"Kenapa sempit tidak bilang?!"

Marahnya, dia langsung memanggil dokter istana untuk mengurus kaki lecet Rinka.

Dokter istana dengan hati-hati mengobati kakinya. Ini kaki ratu baru mereka, kalau tidak disukai Rinka bisa-bisa kepalanya putus nanti.

Tapi Rinka tidak akan begitu, hanya pikiran orang-orang saja.

Dia mengernyitkan dahinya karena perih.

Maliq pun membawakan sandal biasa dan ringan dipakai Rinka.

"Sudah baikan?"

"Hn.."

Jawabnya.

"Bertahanlah sebentar lagi, setelah ini kita boleh ke kamar."

Pesan Maliq mengusap wajah Rinka yang lelah. Rinka mengangguk mengerti.

Acara kembali dilanjutkan.

Karena Rinka yang lelah Maliq pun segera pamit pergi, dia kembali ke kamar bersama Rinka. Dia meminta pelayan membuka gaunnya sebelum ke kasur.

Maliq mengusap wajah Rinka.

"Tidur saja, nanti mereka yang akan menghapus make up mu."

Pesannya dan dia segera tidur. Maliq meminta pelayannya untuk tidak membangunkan ratunya yang lelah. Dia sendiri sudah lelah dan segera mandi untuk istirahat.

Puas tidur, keduanya pun bangun paginya.

Rinka menguap dan bangkit dari kasurnya, tapi Maliq menariknya dalam pelukan lagi.

"Kau sudah puas tidur?"

"Hm..Sepertinya. Memangnya kenapa?"

"Kalau begitu kita lakukan pagi ini,"

"Apanya?"

Tanyanya bingung.

"Jangan pura-pura tidak tahu,"

Ucap Maliq menindih Rinka di atasnya.

"Kau!? Pagi-pagi begini?!"

"Iya! kau semalam lelah jadi kita ganti pagi,"

Jawabnya cengengesan,

"Kau bercanda??"

Pekiknya kaget. Maliq tidak mau tahu, dia melucuti pakaiannya.

Pagi-pagi mereka sudah bermain kuda-kudaan pengganti malam pertama jadi pagi pertama loh. Maliq tidak lagi mempersiapkan tubuh Rinka karena kemarin sudah lakuin dengan intens. Cukup dilebarkan dikit dan dia masuk dengan sukarela.

"Ah..AH..ahh!"

Jerit Rinka karena gerakan Maliq, walau tidak cepat tapi kalau gerakannya tidak berhenti juga lelah.

"Walau kita sudah melakukannya beberapa kali, kau tetap saja sempit."

Ucapnya menekan tubuh Rinka semakin berat. Rinka mencengkram bantalnya dengan erat dan menahan tekanan tubuh Maliq yang kuat.

"Ahh! Ah! Ah! Maliq! Hentikan! Maliq!!"

Dia semakin menusuknya ke dalam hingga tidak ada lagi yang bisa dia masukkan. Dan mengeluarkan semuanya dalam sekali semburan.

"Hen..Hentikan.. Ahh..Aku sudah..Ahh..."

Mohon Rinka untuk Maliq berhenti, cairan Maliq sudah tidak bisa dia tampung lagi. Dia merasa penuh, pagi-pagi sudah sarapan mayonaise+Sosis empat sehat 5 sempurna. (Anjir)

"Rinka, aku belum puas."

Bisiknya di telinga Rinka, dia masih belum mau menariknya keluar.

"Aku sudah lelah Maliq.."

"Sekali lagi saja."

Pintanya dan kembali bergerak. Rinka tidak bisa melawan dan membiarkannya melakukannya hingga dia puas. Badan Rinka juga sudah lengket dengan keringat dan cairannya sendiri tapi dia terlalu lelah untuk berpikir lain, punggungnya sudah mulai sakit karena Maliq. Tentu Maliq tidak akan tahu, sampai Rinka kehilangan kesadarannya barulah Maliq berhenti.

Dia mencium ratunya sebelum menariknya keluar.

"Tidur yang nyenyak ratuku."

Bisiknya.

My Love 3 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang