My Love 3 "474"

2.6K 285 12
                                    



Subaru dan Ito pun menunggu Mahiru siuman, tapi Mahiru tidak kunjung sadar.

"Apa dokter itu yakin? Mahiru akan bangun?"

"Percaya pada dokternya,"

"Tapi ini sudah lama kau tahu,"

"Kita tidak ada yang bisa lakukan,"

Tiba-tiba anak mereka menangis keras.

"Eh dia menangis!"

Pekik Subaru panik.

"Gendong! Gendong!!"

Pesan Ito dan Subaru segera menggendongnya dengan pelan-pelan.

"Cup..Cup sayang, Papa di sini okey. Jangan menangis."

Ucapnya menimang si kecil tapi tetap tidak berhenti menangis.

"Apa dia lapar?"

"Aku buatkan susu!"

Pekik Ito yang mulai buat susu.

"Cepat Ito! Sayang, tunggu sebentar."

Ucapnya masih menimang si kecil. Ito segera memberikan susunya,

"Apa panas?"

Tanya Subaru dan Ito menggeleng tanda tidak. Dia pun segera memberikan pada si kecil barulah dia diam.

Keduanya bernapas lega,

"Baru kali ini aku membuat susu, apa enak?"

"Kau tidak coba tadi?"

"Tidak, aku Cuma merasakan suhunya dengan menuangkan susu ke telapak tangan."

"Bagaimana kalau tawar?"

"Kupikir tidak. Dia menyukainya,"

Balas Ito karena si kecil meminumnya, bayi tidak peduli manis atau tawar. Yang penting ada air masuk ke tenggorakannya dan mencegah haus dan laparnya.

Ito mengusap pipi si kecil.

"Dia benar-benar kecil, tidak kusangka si kecil ini keluar dari perut Mahiru. Manis sekali.."

Gumamnya senang.

"Tentu saja, dia adalah anakku bersama Mahiru. Papa menyanyangimu,"

Jawabnya bangga dia mencium anaknya.

"Hati-hati! kau sedang memberinya susu!"

"Aku tahu, susunya sudah mau habis."

"Kalau dia tersedak aku akan membuatmu menyesal seumur hidupmu!"

Marah Mahiru yang sudah bangun. Keduanya yang sedang memunggungi Mahiru pun langsung berbalik,

"Mahiru!!"

Pekik keduanya senang sampai susu botolnya jatuh, anaknya kembali menangis.

"Subaru!! Dasar tidak berguna!"

Marah Mahiru membuat anaknya menangis lagi, Mahiru harus menahan sakit untuk memarahi suaminya yang begitu ceroboh. Anaknya menangis tidak berhenti.

"Maaf, aku tidak sengaja. Bagaimana Mahiru?!"

Mahiru sampai menggunakan isyarat untuk membuat suaminya kemari. Dia juga sangat sakit, dia bahkan masih menerima donor darah saat ini.

Subaru mendekat, Mahiru pun menggendong si kecil.

Dia menimang anaknya,

"Mahiru hati-hati,"

Pesan Ito melihatnya kesakitan. Tapi dia masih tersenyum pada anaknya dan anaknya bisa tenang dalam gendongan ibunya, dia terlelap.

Subaru pun menggendong si kecil kembali ke kasurnya.

"Mahiru, jangan memaksakan diri."

Pesan Ito meminta Mahiru berbaring kembali. Mahiru menatap Ito,

"Ito, maafkanku."

"Maaf untuk apa?"

"Karenaku pesta ulang tahunnya.."

"Tidak, tanpa acara seperti itu aku sudah sangat bahagia bersama kalian."

Balasnya sambil tersenyum,

"Asal Mahiru bersamaku, itu sudah lebih dari cukup bagiku. Terima kasih sudah kembali,"

Ucapnya hampir menangis, dia benar-benar tidak mau kehilangan Mahiru lagi.

"Aku tidak mungkin meninggalkan kalian, terutama Subaru yang sama sekali tidak bisa mengurus anak!"

Marahnya lagi pada Subaru.

"Maaf, aku akan berusaha lebih baik lagi."

Ito tertawa kecil, memang hanya bersama Mahiru dia merasa hidup dan bisa tertawa bahagia.

"Mahiru, istirahat saja."

"Baiklah,"

Mahiru pun berbaring dan Ito menyelimutinya,

"Ngomong-ngomong saat si kecil lahir adalah hari ulang tahunmu Ito!"

Ucap Mahiru tiba-tiba,

"Iya, benar."

"Tahun depan harus dirayakan meriah! Ulang tahun kalian berdua!"

Semangat Mahiru lagi karena sudah merusak ulang tahun Ito.

"Iya, itu kan tahun depan Mahiru. Jangan semangat begitu, sekarang istirahat saja."

"Baik,"

Mahiru menutup matanya untuk kembali istirahat, Subaru yang menjaga anaknya pun melihat kondisi Mahiru.

"Dia sudah tidur?"

"Iya, dia masih lemah, wajahnya sangat pucat."

"Aku tahu, dia sudah mengeluarkan banyak darah. Apa dia akan baik-baik saja?"

"Dia akan baik-baik saja. Lebih baik kita juga istirahat,"

Pesan Ito dan Subaru mengangguk. Dia duduk di sofa sedangkan Ito duduk di kursi samping Mahiru.

"Semua pasti akan baik-baik saja."

Ucap Ito yakin.

My Love 3 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang