My Love 3 "515"

2.6K 318 20
                                    



Kuro begitu lelapnya tidur, tapi tiba-tiba dia merasa perutnya sedikit sakit. Dia pun terbangun dan memegang perutnya.

"Kenapa perutku sakit?"

Bingungnya. Kemudian dia memanggil Tatsumi di sampingnya.

"Tuan..Tuan.."

Panggilnya dan terbangun juga dia.

"Ada apa Kuro?"

"Perutku sakit tuan,"

"Sakit? sebelah mana? Coba kulihat."

Ucapnya menarik selimutnya menjauh Tatsumi terkejut melihat sprai kasurnya yang basah oleh darah.

"Da-darah!?"

Pekiknya kaget dan Kuro juga kaget, dia tidak merasakan apapun kecuali perut yang sakit.

"Kuro! Ayo ke rumah sakit!"

Pekik panik dan segera menggendong Kuro. Dalam perjalanan keluar mansion dia memanggil Nagano yang kamarnya tidak jauh dari pintu keluar.

"Ada apa ribut-ribut!?"

Kesalnya membuka pintu kamarnya,

"Kakak! Segera bawa mobil ke depan! Kuro pendarahan!"

Pekiknya langsung dan Nagano bisa melihat Kuro yang lemah digendongan Tatsumi.

"Baik!"

Pekiknya berlari keluar mengambil kunci mobil dan mereka langsung ke tujuan dengan cepat. Suster yang menjaga malam itu segera membawa Kuro ke UGD untuk melakukan operasi sesar sebab terjadi pendarahan dan Kuro sendiri jadi begitu lemah karena kekurangan darah.

Wajah panik dan kaget mereka masih terlihat walau lampu operasi sudah menyala, mungkin sampai lampunya mati ekspresi mereka akan tetap sama terutama Tatsumi.

Mereka menunggu cukup lama dan akhirnya lampu operasi mati. Dokter pun keluar dan suster yang membawa bayinya.

"Dokter!!"

Pekiknya langsung.

"Bayinya baik-baik saja?!"

"Iya, bayinya baik-baik saja tapi karena bayinya meminum banyak air ibunya, dia harus dirawat beberapa hari di sini."

"Lakukan yang terbaik untuk bayiku dokter! Dan bagaimana dengan istriku?"

"........................"

Dokter hanya diam,

"Kami sudah berusaha semampu kami,"

Ucapnya membuat Tatsumi membeku.

Bayinya mulai menangis keras dan dokter segera meminta suster membawanya ke ruang bayi.

Tatsumi benar-benar seperti mayat hidup dan tidak lagi mendengarkan apa kata dokter.

Rasanya dunia seperti berhenti berputar di hadapannya.

Karena bayi Tatsumi yang lemah dia pun harus dirawat dalam inkubator untuk beberapa hari.

Tatsumi selalu datang melihat anaknya yang kadang tidur, kadang juga sadar.

Tatsumi hanya melihatnya dari luar ruangan, bayinya sudah bangun dan menggeliat dalam kasur kecilnya.

"Anakku..."

Panggilnya sedih, anaknya yang merasa dipanggil pun tersenyum pada Tatsumi. Tatsumi menghapus air matanya dan tersenyum balik padanya.

"Papa akan segera menjemputmu."

"Tatsumi."

Panggil Nagano dan Tatsumi pun pergi. Nagano melihat ke dalam kaca, anak Tatsumi tersenyum padanya dan Nagano mendahdahkan tangannya.

Saat keduanya sudah tidak ada, bayinya mulai menangis, mereka tidak tahu karena sudah pergi. Suster pun segera memberi susu dan menidurkannya.

Tatsumi pun masuk ke dalam ruangan, terlihat seseorang yang sedang tertidur di sana dengan alat medis terpasang di tubuhnya.

Dia pun duduk di sampingnya dan memegang tangannya.

"Cepatlah buka matamu, anak kita ingin melihatmu.."

Ucapnya lirih. Tapi Kuro hanya diam dengan mata tertutup.

Dia sedang dalam masa kritis karena pendarahan yang dialami.

Tatsumi menangis dalam diam melihat istri tercinta sakit seperti itu.

Tiba-tiba tangan yang dipegang Tatsumi bergerak, perlahan Kuro membuka matanya. Tatsumi hanya terdiam melihat Kuro membuka matanya.

"DOK! DOKTER!!"

Pekik Tatsumi reflek, dia tidak meninggalkan Kuro sama sekali dan terus memegang tangannya.

Dokter yang kebetulan datang memeriksa Kuro pun segera masuk ke dalam ruangan mendengar suara Tatsumi.

"Dokter! Kuro bangun! Dia bangun!!"

Teriaknya. Dokter segera memeriksa Kuro dan mengatakan bahwa masa kritisnya sudah lewat.

Tatsumi terus memanggil namanya dan dia hanya bisa tersenyum kecil untuk menunjukkan dirinya baik-baik saja.

Beberapa hari setelahnya dia sudah bisa bangun dari kasurnya.

"Tuan, aku ingin melihat anak kita."

Pinta Kuro karena sudah tidak sabar untuk melihat bayinya.

Tatsumi pun mendudukkannya ke kursi roda, dia membawanya menemui anaknya.

Kuro terdiam melihat bayinya dalam gendongan suster,

"Itu bayinya..."

"Putra tercinta kita. Dia sudah menunggumu."

Ucap Tatsumi. suster memberikan si kecil pada Kuro.

Si kecil tertawa dalam gendongan sang ibu.

"Dia tertawa, lucunya.."

Ucap Kuro terharu,

"Tentu saja, dia sudah menunggumu begitu lama dan kau baru menemuinya. dia pasti sering menyebut namamu walau dia tidak bisa bicara."

"Benarkah? Kalau begitu aku tidak akan meninggalkannya sendiri lagi."

Ucapnya senang.

"Ayo kita bawa dia jemur."

"Hmm!"

Senangnya. Mereka pun segera ke taman rumah sakit untuk membawa anaknya berjemur matahari pagi.

Sang anak tidak berhenti menatap ibunya. Kuro juga terus bermain dengan bayinya. Berbicara pada bayinya, Tatsumi tersenyum kecil di sampingnya.

Moment bahagia ini yang selalu dinantikan akhirnya terwujud. Dia memeluk Kuro dari belakang.

"Aku mencintai kalian."

Ucapnya dan Kuro tersenyum, anaknya yang merasakan kebahagiaan itu pun tertawa senang.

My Love 3 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang