My Love 3 "597"

2.4K 240 37
                                    



"Oda, kau masih belum siap bertemu mereka? kita sudah hampir sebulan tinggal di sini. Tatsumi juga terus memintaku pulang kalau memang sendiri. Dia juga khawatir dan Yukiya meminta bertemu di sini."

"Biar kupikirkan nanti."

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu."

Ucap Nagano pamit pergi. Oda pun mengantarnya,

"Oda, kulihat daun wajahmu sedikit pucat. Kau baik-baik saja?"

"Perutku tidak enak,"

"Perutmu? Apa mau ke dokter?"

"Tidak perlu, mungkin salah makan."

"Kalau masih sakit hubungi aku segera."

"Iya,"

Sebelum pergi Nagano mengecupnya. Oda melihat tanamanya mulai tumbuh, dia merasa senang dan segera menyirami mereka air mumpung masih pagi sekali.

Setelah menyiram bunga, Oda merasa perutnya tidak enak dan akhirnya muntah-muntah di samping pagar.

Besoknya lagi Oda kembali muntah-muntah saat menyirami tanamannya. Karena masih pagi Nagano belum bangun tidur.

Oda pikir hanya masuk angin dan membiarkannya.

Lalu untuk hari ketiga, dia kembali muntah-muntah dan itu seharian tidak bisa makan.

Nagano juga tidak lagi di rumah, dia pun sendiri di rumah. Dia mencari obat tapi tidak ada satu obat pun di rumahnya.

Dia pun mengambil hpnya untuk menghubungi Nagano.

Dia memegangi perutnya yang benar-benar tidak enak, tenggorokannya juga sakit karena muntah terus.

Dia menelepon Nagano beberapa kali tapi tidak diangkat. Dia masih mencoba menghubungi Nagano dan menuruni anak tangga hingga akhirnya tersambung.

"Hallo Oda? Maaf tadi aku sedang meeting."

Dia baru keluar dari ruang meeting.

"Na...Ahh!!"

Baru dia ingin memanggil nama Nagano tapi langsung terdengar suara jeritan dan kegaduhan di seberang dan akhirnya putus jaringan.

"Oda?! Oda?!"

Panggilnya dan tidak lagi bisa dihubungi, dia pun mengambil kunci mobil dan segera pulang. Editornya juga ikut setelah mendengar cerita Nagano kenapa dia mau pulang.

Saat dia temukan, Oda sedang berbaring di lantai tidak sadarkan diri.

"Oda!! Oda!!"

Panggilnya panik.

"Wajahnya begitu pucat, Oda kau sakit?! Oda?!"

"Berisik!"

Marah Oda kembali bangun,

"Aku hanya terpeleset."

Jawabnya dan sudah sadar kembali.

"Kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja."

"Tapi wajahmu pucat!"

"Tidak apa-apa, nanti juga sembuh sendiri."

"Kau membuatku kaget,"

"Maaf, tadi aku terpeleset dan hpnya terbanting. Untung tidak jatuh karena aku menahannya dengan dua tangan."

"Lalu kenapa kau berbaring di lantai?!"

"Itu hanya lelah dan malas jalan."

"Kita kembali ke lantai atas,"

"Iya,"

Nagano membantunya ke lantai atas.

"Kenapa kau balik?"

"Karena aku khawatir!"

"Ohh.. Aku baik-baik saja. kembali saja ke kantor."

"Kau yakin?"

"Iya,"

"Aku akan segera balik."

"Hmm.."

Jawabnya dan pergi, dia masih ada beberapa urusan yang belum kelar. Kalau dia menyelesaikannya sekarang besok tidak perlu lagi ke kantor.

Setelah Nagano pergi, Oda kembali mual-mual dan balik ke wc.

"Aku lupa memintanya beli obat masuk angin.."

Gumamnya dan hanya duduk di lantai.

Nagano bekerja begitu cepat dan pulang awal, dia benar-benar khawatir pada Oda. Sesampainya dia langsung mencari Oda dan menemukannya di kamar mandi tidak sadarkan diri. kali ini dia benar-benar tidak sadar, Nagano pun langsung membawanya ke rumah sakit.

"Bodohnya aku! Padahal dia sedang sakit!"

Nagano pun menyesal sendiri, Oda di rawat di rumah sakit karena lelah dan mengalami dehidrasi.

Nagano pun menunggu Oda hingga dia sadar.

"Kau baik-baik saja Oda?"

"Iya, aku baik-baik saja."

Jawabnya sudah kembali segar. Nagano merasa lega, mendengar Oda sudah sadar dokter pun datang dengan wajah bahagia sambil membawa secarik kertas. Dia memberikan kertas itu pada Nagano,

"Apa?! hamil?!!"

Pekiknya membuat Oda kaget,

"Apa kau bilang?"

Tanya Oda kali ini.

"O-oda hamil!"

"Iya, dia sudah mengandung selama 3 minggu."

"Ti-tiga minggu?!"

Pekik Nagano mengingat sudah berapa lama dia di rumah baru. Yah kira-kira baru sebulan mereka di sana. Dan kandungannya sudah 3 minggu, Oda menatapnya tajam. Dia sudah sering kebobolan dari awal main, jadi tidak heran ada yang menempel dan Nagano tidak sadar akan hal itu.

Keringat dingin bercucuran karena tatapan mematikan Oda.

"A-aku harus pergi sebentar!"

Pekiknya kabur sebelum Oda murka. Dokter heran melihat Nagano yang pergi.

"Bayinya sehat kan dok?"

"Iya sehat,"

"Terima kasih dok,"

Ucapnya sambil tersenyum. Dokter merasa senang dan pergi setelahnya, Oda memegangi perutnya.

"Oda, maafkanku.."

Ucap Nagano di depan pintu.

"Untuk apa minta maaf, ini bayimu jadi kau harus tanggung jawab."

"Aku akan bertanggung jawab! Kapan kita menikah!?"

Pekiknya langsung. Oda menatapnya,

"Kita harus beritahu mereka, kau setuju?"

"Iya, datanglah ke rumah."

"Baik! Aku akan menghubungi mereka!"

Pekiknya langsung memberitahukan kabar ini tentu membuat semuanya shock dan langsung ingin bertemu saat itu juga.

My Love 3 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang