My Love 3 "571"

2K 301 29
                                    



Oda hanya diam berdiri dekat pintu karena dokter sedang memeriksa Nagano. Kuro dan Tatsumi datang setelah dikabari bahwa Nagano sudah sadar.

Dia memang terluka parah dan sempat kekurangan darah, untung golongan darahnya mudah di cari jadi tidak membahayakan nyawanya.

Yukiya pun meminta gendong Oda, Kuro memberikan pada Oda dan mengusap kepala anaknya yang manja sekali pada Oda.

Anaknya memeluk Oda dan menyentuh pipi Oda segala.

Mereka masuk ke dalam setelah di minta dokter masuk.

"Pasien sudah stabil, dia sudah boleh pulang setelah lukanya sedikit mengering."

"Terima kasih dokter."

Balas Tatsumi, Nagano hanya diam saja. dokter dan suster pergi,

"Kakak, sebenarnya apa yang kau lakukan sampai hal ini terjadi?!"

Tanya Tatsumi dan Nagano mengangkat bahu tanda tidak tahu.

"Kau tidak tahu?!"

"Aku tidak tahu! Lagian aku tidak kenal sama orang seperti itu!"

"Kalau tidak kenal kenapa dia melukai kakak?! Bagaimana kalau editor kakak tidak di sana?! kakak bisa mati kekurangan darah!!"

"Kalau memang seperti itu biarkan saja."

"Apa kau bilang?! kau bicara sepertinya mudah saja mati?! Apa yang harus kukatakan pada ayah dan ibu kalau terjadi sesuatu pada kakak?!"

"Mereka juga tidak peduli! Jangan membahasnya! Aww! Kau membuatku sakit! Kalau kau membahasnya lagi lebih baik kau pergi! Tinggalkanku sendiri!"

Marah Nagano, memang si jutek ini masa bodoh sekali.

"Baiklah aku tidak akan membahasnya. Tapi jaga dirimu baik-baik."

Kuro dan Tatsumi pun pergi karena Nagano baik-baik saja,

"Oda, aku titip kakak padamu."

Pesan Tatsumi pada Oda dan dia mengangguk. Yukiya menangis karena harus berpisah dari Oda, tapi ibunya selalu bisa menenangkannya.

"Dasar keras kepala!"

Marah Oda pada Nagano. Dia melihat Nagano mencoba mengambil gelas di meja tapi tidak sampai dan justru menyentuhnya hingga keseimbangan gelas itu hilang dan membuatnya terjatuh hingga pecah.

Oda pun segera masuk,

"Tuan ingin minum?"

"Kenapa kau masih di sini?! Tinggalkanku sendiri!"

Marahnya lagi,

"Kalau marah-marah terus bakal cepat tua,"

Gumam Oda memungut pecahan kacanya.

"Apa kau bilang?!"

"Aku akan mengambilkan air baru."

Ucapnya dan berjalan pergi, Nagano kesal sekali. Oda pun pergi dan tidak balik lagi untuk beberapa saat.

Nagano pun ke kamar mandi sendiri sambil membawa botol infusnya.

Untung cowok jadi dikeluarkan saja dengan satu tangan cukup.

Tapi celananya justru melorot ke bawah dan saat Nagano ingin menariknya tidak sengaja dia mengenai lukanya.

Dia pun mengernyit sakit. Tangannya sampai gemetar karena ngilunya, dia pun menutup tutup kloset dan duduk di atasnya sampai sakitnya hilang.

Karena salah posisi bukan air infusnya masuk ke tubuh justru darahnya kesedot, Nagano tidak menyadarinya karena tidak fokus. Dia hanya fokus menarik celananya kembali sambil menahan sakitnya.

"Sialan! Orang itu bakal kubunuh nanti! Dia sudah merusak tubuhku!"

Kesalnya, sudah sakit makin sakit saat dia emosi.

Dia pun berjalan keluar dengan pelan dari kamar mandi sambil di topang dinding,

"Tuan!"

Panggil Oda membuat Nagano kaget,

"Kau selalu bikin kaget!"

Marahnya lagi.

"Tuan! Infusnya! Tuan!!"

Panik Oda melihat selang infusnya merah bahkan air infus dalam botolnya sudah memerah.

Nagano pun melihat ke arah botol infusnya.

"Ah gawat.."

Sesudah dia menyadarinya darahnya pun sudah lumayan banyak kesedot, Oda segera menangkap tubuh Nagano dan membantunya berbaring di kasur.

Tubuh Nagano sudah lemas dan dia menutup matanya. Oda pun bergegas memanggil dokter.

"Sialan!"

Umpatnya. Samar-samar dia bisa mendengar suara dokter dan Oda tapi setelahnya tidak kedengaran lagi.

Ps: JANGAN LUPA SHARE CERITA dibawah ini

https://play.google.com/store/books/details?id=arC9DwAAQBAJ

Awas pada gak share dan komen isinya bro , tsuki gk up My Love nanti 😉

My Love 3 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang