Pukul tujuh, alarm di kamar bersuhu dingin itu berbunyi nyaring sekali. Dia belum juga bangun, walaupun alarm itu mengomel-ngomel menyuruhnya untuk bergegas ke sekolah barunya.
Shit. Arsen bangun dari ranjangnya seketika. Berlari ke kamar mandinya, gosok gigi lalu mencuci muka. Dia sama sekali tidak peduli jika dirinya harus tidak mandi pagi ini. Pesta terbuka se Jaksel tadi malam, sudah cukup membuat kepalanya masih kliyengan hingga sekarang. Dia tidak bisa menolak minuman itu tadi malam.
"Sekolah baru, sekolah baru, sekolah baru" Arsen buru-buru mengambil seragam sekolah lamanya dan turut di kenakannya. Kemudian dia turut mengambil ponsel model sekarangnya. Sejurus dia menelpon pihak parking security-nya dan meminta mobilnya di keluarkan di depan pintu masuk apartemen mewah ini.
Langkah Arsen terlihat sangat buru-buru sekali ketika dia keluar dari lift di apartemen tersebut dan berlari menuju mobilnya di depan. "Makasih, Pak" Dia lalu memberikan uang tip pada parking security guard tersebut. Lalu dia segera melajukan mobilnya.
Arsen meringis kala dia melihat lampu merah di ujung jalannya. "Sialan. Lampu merah, lagi! Gembel!!!" Kemudian Arsen pun mencari aktiftas yang bisa ia gunakan dalam waktu 35 detik. Ketemu. Wattpad!
Arsen membuka ponselnya dan masuk ke aplikasi menulis dan membaca online, Wattpad. Dia melihat ada sekitar 2 ribu notifikasi disana. Jelas kalau untuk aplikasi tersebut, Arsen sengaja mematikan suara notifikasi khusus wattpadnya. Karena kalau menyala, pasti akan sangat berisik dan sedikit mengganggunya."Kak... next dong, kak..."
"Lanjut, Thor..."
"Thor kemana aja sih? Jarang update?"
"Lu sakit, Thor? Mubazir nih akunnya, followers udah 100 ribu, cerita baru tiga! Lanjutlah nulis lagi! Cerita baru, Thor!"
Itulah berbagai komentar utama yang membuat Arsen kepikiran. Cerita terakhirnya yang berjudul Asmara Asrama, sudah dibaca lebih dari 120 ribu kali dalam seminggu. Arsen tahu bahwa akun yang dimilikinya adalah akun anonim, yang profil penulisnya sengaja dia samarkan. Dia hanya ingin tulisannya di hargai. Dia ingin para pembaca hanya mengapresiasikan karya tulisannya. Bukan kepribadian ataupun gaya hidupnya.
Arsen memasang senyuman tegarnya di hadapan stir mobilnya. Lalu dia mengetik sesuatu pada halaman dindingnya. "Dear, my readers... I'm gonna coming soon. Please, wait me up for the new story. Be ready!!!" Bagikan pada followers. Kirim.
Arsen menghela napasnya. Seiring perasaannya menjadi gundah gulana. "Tapi gue mau nulis apaaa???"
~
Arsen masuk ke sekolah yang sangat elit tersebut. SMA Bakti Perwira. Sekolah itu terlihat sangat berbeda dari sekolah lamanya. Sekolah yang begitu favorit di kalangan Jaksel.
Baru pertama kali masuk, beberapa orang di koridor sekolah itu sudah melirik-lirik ke arahnya dengan tatapan penasaran dan mempesona. Arsen memanglah tampan. Tubuh kurusnya tidak menjadi masalah baginya, karena posturnya yang tinggi. Arsen memasang senyuman ganas pada beberapa murid-murid disana. Cewek-cewek pada kesemsem melihat pesonanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Teen FictionWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...