Julian terbangun dari tidurnya di sore hari, lalu dia berniat untuk membersihkan kamar dan juga ruang tengah. Dia menyapu dan mengepel serta turut membereskan kamar Ambunya. Dia sengaja menyibukkan diri dengan membersihkan rumah Ambu karena besok dia akan pulang ke Jaksel..Rasanya tidak enak pada Ambu jika dia pulang begitu saja. Maka dari itu, dia pun menjalankan kesibukan tersebut. Sementara Arsen masih tertidur di kamarnya.
Lalu tak lama kemudian, Arsen pun bangun. Seiring hujan lebat pun turun dengan derasnya. Arsen yang melihat Julian tengah membereskan ruang depan dengan serius itupun turut berdiri dan terperangah. lalu dia berujar pada Julian, "Bang Yayan bebenah?"
Julian hanya menganggukan kepalanya sambil terus mengepel lantai ruang tamu tersebut.
"Ih, kok gak bangunin Arsen sih, Bang?" tanya Arsen.
Julian masih diam dan terus mengepel.
Arsen tertegun seketika melihat Julian yang masih dalam diamnya sejak tadi pagi. "Ambu belum pulang?"
Julian hanya menggeleng.
Arsen tertegun lagi, "Yaudah, Arsen beresin kamar aja ya!"
Julian mengangguk dalam diamnya.
Arsen sembari merapikan kasur dan seprainya turut mengernyitkan kening kebingungan. "Bang Yayan kenapa ya? Kesambet apaan jadi gak bisa ngomong begitu?!"
Selesai merapikan kamarnya, Arsen berjalan menuju dapur sambil merebus air panas. Dia membuatkan teh manis hangat untuk menemaninya bersama Julian di tengah dinginnya hujan serta cuaca di Desa Lumajang yang begitu dingin.
Pandangan Arsen lalu turut terjatuh pada dua sisir pisang kepok di bawah rak piring. Lalu dia menghampiri pisang tersebut dan memencet-mencetnya. Seiring Arsen pun mencari-cari bahan lain di sekitar dapur. Dia pun menemukan tepung terigu dalam plastik kecil. Sejenak untuk pertama kalinya, Arsen mencoba saja membuat pisang goreng sebagai camilan di kala hujan seperti ini.
Selesai Arsen memasak pisang goreng tersebut, ia pun meletakkan sepiring pisang goreng itu di atas meja dengan dua gelas teh manis hangat. "Bang Yayan!"
Julian yang sedang menonton TV itu turut mendongak.
Arsen kemudian melambaikan tangan untuk menyuruh Julian menghampirinya di dapur.
Julian pun menurut. Dia mematikan TV lalu berjalan menghampiri Arsen.
"Eh, udah makan belum?" tanya Arsen sambil memegang lengan kanan Julian dengan kedua tangannya.
Julian mengangguk, "udah"
"Masa??"
"Tadi pagi kan sama lo!"
"Makan lagi ya!" ujar Arsen sambil menarik pelan tangan Julian ke tempat duduk, "Sini duduk dulu!"
Julian pun duduk di samping Arsen.
"Nih, minum dulu tehnya" suruh Arsen sambil mendekatkan teh hangat itu pada Julian.
Julian pun menyeruput pelan teh manis hangat buatan Arsen tersebut.
"Arsen tadi bikinin pisang goreng juga! Cobain deh!" ujar Arsen, "Ati-ati, masih panas!"
Julian mengambil garpu lalu menancapkan garpu tersebut pada satu pisang goreng buatan Arsen. Kemudian dia meniupnya pelan lalu menyantapnya seketika. "Huh hah... phanhasshh..."
Arsen tertawa seketika. "Kan udah dibilang tadi, masih panas. Mana sini Arsen tiupin dari mulut Bang Yayan!"
Julian membuang mukanya kala Arsen mendekat, "Mmmm..."
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Teen FictionWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...