Pukul 3 pagi, acara masih terus berlanjut, beberapa siswa ada yang sudah pulang, bahkan ada juga yang masih bertahan. Kebanyakan siswa laki-laki. Sedang makan kacang kulit sambil main gaple. Ada juga yang main catur, uno, karambol, monopoli, kartu remi, congklak bahkan bola bekel. Arsen sengaja menyiapkan itu semua agar teman-temannya tidak bosan. Ada juga siswa yang sudah pulang, lalu kembali lagi ke pesta Arsen hanya untuk makan enak lagi. Bir, soda, sirup sampai kopi, tersedia di meja bar sisi taman halam rumah Arsen. Bartender pun terus siap 24 jam melayani.
Arsen seiring bertanya pada Julian yang matanya sudah sayup-sayup ngantuk. "Bang Bang!"
"Hm?"
"Itu cogan-cogan yang masih pada ngumpul siapa-siapa aja sih, Bang?" tanya Arsen menunjuk ke beberapa siswa tersebut.
"Yang mana nih? Ada banyak gitu!"
"Ya... ya semuanya deh! Yang pada ngumpul tuh rame-rame!" cetus Arsen.
"Kebanyakan IPS doang tuh. IPA cuma si Riski sama Sam doang!" jawab Julian.
"Riski yang biji kontolnya gede sebelah itu???" tanya Arsen, melotot.
"Cuma gosip! Jangan gampang percaya! Nanti kalo gak bener jadi fitnah!" ujar Julian.
"Kata Nanto, Adit sama Anwar, biji kenthinya gede sebelah!"
"Lo jangan kebanyakan bergaul sama tuh merak-merak gak berotak napa sih? Udah tau pada miring semua! Jangan gampang percaya kalo lo belum liat sendiri!" cetus Julian.
"Ooohh, jadi kalo Arsen kepo, Arsen boleh liat langsung gitu ya, biji kontolnya Riski?"
"Ngomong gitu lagi gue tampol ya!"
Arsen terkikik, "Iya iya iya! Becanda! Makanya, liatin dong bijinya Bang Yayan ke Arsen! Biar Arsen gak lari ke si Riski atau cowok lain!"
Julian memandang Arsen dengan ekspresi capek. "Ntar gue tunjukin ke elo biji gue! Sekalian sama timun-timunnye sekalian!"
"Asiiikk!" girang Arsen. Lalu pikirannya mengawang seketika. Dia terengah akan sesuatu, "Eh, Bang! Emang timun tuh ada bijinya ya?" polos Arsen.
"Astaghfirullah Al Adziiiimmm... lo tuh ya! Ini udah dini hari dan lo masih berisik, Sen? Tidur deh mendingan!"
"Iiihhh... serius! Arsen kan cuma nanya!"
"Ya adalah timun bijinya! Heran deh gue! Anak IPA gak tau gituan! Lagian kayak gak pernah makan timun aja lu!"
"Gak pernah!"
"Waktu di rumah Ambu lo makan lalapan pake kemangi sama timun tuh apaaaa???"
"Oh itu timun?"
"Ampuni dosa hamba, Tuhan!"
"Arsen gak ngeh, abis Ambu waktu itu bilangnya bonteng! Jadi bonteng tuh timun, Bang???"
"Au ah serah!"
Arsen manggut-manggut, mencoba paham. Namun dia malah bertanya lagi, "Bang, kalo timun tuh buah apa sayur???"
Julian menutup matanya dengan gemas. Dia ingin sekali mencakar mulut Arsen, namun dia ingat bahwa Arsen adalah pacarnya. Dia harus sabar. Dia harus sayang. Julian turut memberikan senyuman paksa. "Buaaaahhh, Arsenku yang ganteeeeeng!" gemas Julian.
Arsen manggut-manggut mengerti. "Ih, sayur kali, Bang!"
"Buah, Arsen!"
"Sayuuurrr! Kan lalapan, temennya kemangi! Terus bisa jadi acar, campur wortel!"
Julian mengucek-ngucek wajahnya. "Heh! Gue tanya nih ya! Timun tuh punya biji gak?"
"Ada!"
"Ya kalo punya biji berarti buah-buahan lah, Sen!"
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Novela JuvenilWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...