Chapter 4

5.5K 477 40
                                    

"Lo kasih nomor WA gue ke Arsen ya, To!" tanya Julian pada Nanto, ketika Julian berada di kelasnya.

"Enggak!" jawab Nanto, jujur

"Kok dia bisa tau nomor gue?" tanya Julian.

"Mana gue tau! Lagian, gue juga gak punya nomor baru lu! Lu udah ganti nomor kan?" tanya Nanto.

Julian manggut-manggut.

"Tuh kan! Eh, tapi hebat lo si Arsen, bisa secepat itu dapetin nomor lo, Jul!" ujar Nanto.

"Siapa yang ngasih ya? Kontak gue kan cuman..." Julian melotot ketika pikirannya berhasil menemukan siapa dalangnya. "Parah nih cunguk!" ujar Julian.

"Siapa, Jul? Lo tau siapa yang ngasih?" tanya Nanto.

Julian hanya duduk di kursinya lalu membaca buku geografinya. Dia seakan tidak bergairah untuk menjalani harinya saat ini. Sedang Adit dan Anwar pun belum juga datang ke sekolah.

Lalu kemudian Arsen datang dengan perasaan riangnya seperti biasa. "Halo Abang Yayaaaaaaan!!!" Arsen menyapa Julian.

Julian memutar bola matanya. Males banget.

"Abang Yayan udah sarapan belum? Nih, Arsen bikinin sandwich tadi. Enak deh. Ada telurnya, ada kejunya, ada mayonnaise juga, terus ada sosis plus sayurannya!" ujar Arsen, "Nih!" Arsen menyodorkan tupperware itu ke arah Julian.

"Di terima dong, Jul... kasian loh, Arsen udah bikinin capek-capek, tuh!" ujar Nanto sambil meledek.

"Gue udah sarapan di rumah!" jawab Julian, ketus.

"Yaudah, kalau gitu di simpen aja ya, buat makan istirahat nanti!" ujar Arsen.

Julian pun menatap Arsen dengan tajam, lalu dia berdiri, "Mau lo tuh apa sih? Kenapa lo ganggu gue terus? Lo pikir kelakuan lo itu bagus, gitu? Hah?"

"Emangnya kenapa sih? Arsen gak boleh gitu, deket sama Julian?"

"Enggak!"

"Paling gak, jadi temen deketnya Julian deh, kayak Adit sama Anwar!"

"Gue udah ngerasa lebih dari cukup, punya temen kayak mereka!" tegas Julian.

"Tapi Arsen pengen jadi temennya Julian!" ujar Arsen sekali lagi.

"Tau lu, Jul! Temenin kek Arsen, kasian dia butuh temen juga kan disini"

"Dia bisa dengan leluasa punya banyak temen disini. Tapi bukan dengan gue!" ujar Julian, lalu pergi keluar kelas.

"Yeee rese lo!! Tengil tau, gak!" teriak Nanto pada punggung Julian yang mulai menjauh.

Arsen mengernyitkan keningnya. "Tuh cowok tuh... emang menantang banget ya buat gue!" ujarnya seketika.

"What??? Menantang? Menantang dari hongkong! Lu gak liat tadi, dia itu udah bener-bener nolak lu, Sen!" ngotot Nanto.

"Gue gak bakal nyerah pokoknya untuk dapetin si unyu!" tegas Arsen.

"Tau ah, bodo amat! Semoga berhasil ya, usaha lu!" ujar Nanto.

Lalu tiba-tiba Arsen terpikir sesuatu yang juga menantang baginya.

Wattpad! Tring!!! Sesuatu telah memasuki pikirannya. Imajinasi baru. Penyegaran baru. Julian. Cerita baru. "Hmmm..."

Arsen duduk di kursinya di paling belakang. Lalu dia pun membuka ponselnya lalu memasuki aplikasi Wattpad-nya. Dilihatnya ribuan notifikasi sudah menumpuk disana. Tapi Arsen tidak mempedulikannya. Dia masuk pada opsi Cerita Baru. Dia pun membuat judul untuk cerita barunya tersebut.
"Julian Januar... welcome to my world, baby!"

STUCK ON YOU (END 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang