Di kelas, Arsen mendekati Julian yang tengah memainkan game di ponselnya.
"Bang!"
"Hmm"
"Bang Yayan"
"Apaaa??"
"Arsen liat PR Biologi!"
"Emang lo belum ngerjain?"
"Udah sih sama Nanto tadi pagi, tapi ada beberapa nomor yang belum ke jawab"
"Ambil aja di tas gue!" Mata Julian masih fokus pada ponselnya.
"Asiiiikkkk...! Makasih Bang Yayaaan!"
"Iyaiya!" Julian sibuk menggerak-gerakan jemarinya di layar ponsel.
Sementara Arsen turut menyalin catatan pelajaran tersebut. Seiring dengan begitu tiba-tiba, tangan Junior turut mengambil buku biologi tersebut.
"Eh eh!!!" teriak Arsen, berdiri.
Julian berdiri sambil kalang kabut begitu Junior mengambil buku tersebut dari meja, dia bingung antara ingin marah pada Junior atau terus melanjutkan permainannya. Hingga akhirnya, Julian pun memilih untuk keluar dari game seketika.
"Apa-apaan lu, hah???" tanya Julian pada Junior. "Ganggu orang aja!"
"Jadi gini, gaya pacaran lu berdua??? Saling memanfaatkan?" cetus Junior sambil menaruh kasar buku itu di atas meja lagi.
"Maksud lo apaan?" tanya Arsen. Seisi kelas memusatkan perhatian mereka ke arah Arsen, Julian dan Junior.
"Yaaa... elo... memanfaatkan kepintaran dan kecerdasan Julian lewat menyalin catatan tugas-tugas ini! Sedangkan Julian... memanfaatkan materi lo aja? Kan lo anak sultan!" cetus Junior.
"Apa lo bilang???" Julian berusaha mendekat, tapi Arsen membuka tangan kanannya untuk menahannya, sehingga Arsen tak sengaja mengenai penis Julian.
Julian menelan ludahnya. Bangke si Arsen, gue lagi emosi gini, malah dibikin sange!!!
"Kok lo ngomongnya jahat sih, Jun?" tanya Arsen pada Junior.
"Loh, gue cuma ngimbangin kenyataannya aja! Salah?" tanya Junior.
"Lah, kalaupun bener, apa urusannya sama lo???" tanya Arsen.
"Eh, Jun! Sekarang ini gue lagi berurusan sama polisi karena berhasil ngeretakin kepala orang ya! Jangan sampe itu kejadian juga ke elo!" tunjuk Julian, meledak.
Arsen terengah kala tangan kanannya terpegang penis Julian yang keras. Dia langsung spontan melepas tangannya seketika, "Bang Yayan ngaceng???"
"Dikit aja kok!" jawab Julian.
Junior tertawa remeh pada Julian dan Arsen. "Gue gak peduli lo mau abis ngeretakin kepala orang lain atau apalah itu! Gue cuma kasian sama Arsen karena..."
"GUE GAK BUTUH RASA KASIAN LO, MONYETTT!!!" teriak Arsen seketika.
Junior terdiam seketika.
"Apa-apaan nih?" tanya Adit yang baru datang ke kelas, disusul Anwar.
"Kenapa, Sen? Lo di apain sama dia? Hah? Kenapa, Jul???" tanya Adit, berapi-api.
"Urus deh nih orang! Suruh jauh-jauh dari gue sama Bang Yayan, Dit! War!" cetus Arsen.
Adit seiring menepuk bahu Junior dengan sedikit kasar. "Heh, Bos Davinci! Lo udah denger kan omongan Bos Keong barusan???"
"Jadi tolong, jauhin dia sama Gajul, kalau lu gak mau tulang tengkorak lu keluar dari kepala lo!" cetus Anwar.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Ficção AdolescenteWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...