Arsen dan Julian bebas dari ancaman di keluarkan dari sekolah. Seisi kelas turut bahagia mendengar kabar tersebut. Bahkan Arsen dan Julian di nobatkan sebagai Raja dan Pangeran kelas.
Meski begitu, Julian masih tetap harus melaksanakan masa skorsingnya. Begitu juga dengan Junior yang harus menyelesaikan masa skorsingnya.
"Daddy harus kembali kerja lagi. Daddy pamit pulang ya" ujar Arkan pada Arsen.
"Iya Daddy-ku yang paling ganteeeeeng!!!" jawab Arsen, bahagia.
"Ah, masa sih? Emangnya Daddy ganteng?" tanya Arkan.
"Iya laaaahhh!!! Tanya aja tuh sama Obet! Iya, kan Bet???" tanya Arsen.
Robert tersenyum manis sekali. "Anda selalu sempurna di mata saya, Tuan" jawab Robert penuh bahagia.
"Aaaaaaaaaa...." Arsen meleleh. Julian tersenyum manis.
Arkan geleng-geleng. "Kamu ini, bisa aja!" ujar Arkan.
"Itu jujur tau, Dad!" seru Arsen.
"Iya iya. Terima kasih, Robert" ujar Daddy.
Robert memberikan anggukan kecil.
"Om, terima kasih banyak atas bantuannya. Saya merasa bersyukur sekali" ujar Julian sambil mencium tangan Arkan.
"Kamu ini... tidak perlu sungkan lah, Julian! Biar bagaimanapun, kamu itu kan adalah kebahagiaan putra saya" ujar Arkan.
Julian manggut-manggut.
"Satu yang saya minta dari kamu, Julian" ujar Arkan.
"Apa itu, Om?" tanya Julian.
"Tolong... jangan di kecewakan hati Arsen ya. Dia sangat menyayangi kamu" ujar Arkan.
Julian mengangguk yakin. "Itu pasti, Om! Saya pasti akan sangat menyayangi dan menjaga Arsen dengan tulus"
Arkan tersenyum sambil menepuk-nepuk bahu Julian dengan yakin.
"Tuan Muda... Mas Jul... saya cuma mau mengingatkan, bahwa besok adalah hari persidangan Naufal dan Caleb.
"Iya. Aman, Bet!" jawab Arsen.
"Siap, Mas Robert" jawab Julian.
"Kalau hari pernikahan kita? Kapan nih, Bet???" tanya Arkan tiba-tiba.
Mulut Arsen dan Julian terbuka kecil dan melengkung menjadi senyuman geli. Mereka tak menyangka dengan ucapan yang di lontarkan oleh Daddy Arsen barusan.
Sementara jantung Robert terus berdegup cepat.
"Anjirrr... Daddy kenapa jadi tukang gombal gini sih???" tanya Arsen.
"Aminin dong sayang, masa di ledekin" ujar Julian.
"Iya deh, amiiiinnn!!!" tukas Arsen, lalu dia berujar lagi pada Robert, "Tuh, Bet! Bokap gue udah ngode-ngode terus tuh! Langsungin laaahh..."
Robert hanya tersipu malu tak berani berbicara dengan perujaran Arsen barusan.
"Arsen ah, ga boleh ledekin Obet terus! Kasian dong Obetnya" ujar Arkan.
"Iya, Daddy!"
~
"Kita sekarang mau kemana nih? Langsung pulang kan?" tanya Julian yang duduk di samping Arsen yang tengah menyetir mobil.
Ditanya seperti itu Arsen malah gelagapan. Sebenarnya dia sudah punya rencana, sehabis ini akan kemana. Tapi rasanya itu sangat mustahil dilakukan karena dia tahu benar Julian seperti apa. "Mmm... Bang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Ficção AdolescenteWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...