Malam harinya, Arsen di antar oleh Robert ke kediaman Julian yang sudah ramai oleh orang-orang yang hendak menghadiri acara tahlilan tersebut.
"Lo pulang aja, nanti gue chat kalo gue udah balik!" ujar Arsen.
"Gak usah, Tuan. Mengingat kejadian di sekolah tadi pagi, lebih baik saya menunggu Tuan Muda saja sampai acara selesai!" ujar Robert.
Arsen memandangi Robert seketika lewat kaca spion kecil di atasnya. Seiring dia pun memilih turun dari mobilnya, "Yaudah! Gue tahlilan dulu!"
"Baik, Tuan" jawab Robert.
Begitu Arsen turun dari mobil, dia dapat melihat Julian yang berdiri di depan pagar sedang menyalami tetamu. Seiring Arsen berteriak, "Bang Yayaann!!!"
Julian terdongak pada Arsen yang berada di seberang rumahnya. Lalu dia melambaikan tangannya pada Arsen.
Dari dalam mobil, Robert melihat sesuatu yang mencurigakan dari belakang mobilnya. Sebuah lampu mobil yang menyala seakan melakukan aba-aba.
Robert pun turun dari mobil. Sejurus Arsen melangkahkan kakinya untuk menghampiri Julian di tempat. Sejurus mobil itu turut melaju dengan kecepatan tinggi dan hendak menabrak Arsen.
Julian yang melihatnya seiring berteriak pada Arsen, "ARSEN AWAAAAASSSS!!!!"
Arsen mendongak ke arah mobil yang sudah dekat dengannya tersebut lalu mencoba melangkah mundur. Namun dia terkejut dengan satu tarikan dari seseorang, sampai ia dan orang itu pun terjatuh di trotoar.
Arsen turut menoleh pada seseorang yang menyelamatkan nyawanya tersebut. "Hhhh... Robert... makasih ya Robert. Lo emang Peri penyelamat gue!!!"
Julian melotot seketika, dan berlari menghampiri Arsen dan juga Robert yang tergeletak di sisi trotoar. Orang-orang turut berkerumun di halaman rumah Julian, memandangi ke arah Arsen dan juga Robert.
"Lo gapapa, Sen?" tanya Julian.
Arsen menggeleng, "Gapapa, Bang!"
"Mas Robert gapapa?" tanya Julian.
Robert hanya menggeleng.
Lalu Julian membantu Arsen berdiri. Seiring dia memasangkan sendal Arsen yang terlepas pada kaki pemiliknya. "Yakin gapapa?"
"Enggak, Bang. Arsen baik-baik aja kok!" jawab Arsen. Lalu dia bertanya pada Robert, "Ibu peri??? Lo gapapa kan?"
Robert menggelengkan kepalanya. "Saya... kembali ke mobil dulu..."
"Kenapa gak masuk ke rumah aja sih? Duduk di kursi teras kan bisa! Kenapa harus di mobil?" tanya Julian.
"Tau nih! Ayo, Bert! Nunggu di teras aja!" ajak Arsen.
"Gak apa. Saya di mobil saja. Dingin. Sekalian mencoba mengingat-ingat plat nomor mobil tadi" ujar Robert.
"Bener nih gapapa?" tanya Arsen.
"Iya, Tuan. Sebaiknya Tuan Muda dan Mas Jul turut kembali ke dalam. Orang-orang sudah menunggu. Hati-hati menyebrangnya" ujar Robert, perhatian.
Arsen dan Julian pun turut mengangguk dan berjalan menuju rumah.
Sementara Robert kembali masuk ke dalam mobil dan menunggui Arsen sambil mengingat plat nomor mobil yang sempat dilihatnya tadi.
~
"Kayaknya... kali ini ada yang berusaha nyelakain lo deh, Sen!" ujar Julian di dapur mengantar piring kotor, menemani Arsen mencuci piring.
Arsen tertawa kecil, "Untung belum ajal ya, Bang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Ficção AdolescenteWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...