Chapter 54

3K 304 54
                                    

"Kenapa??? Gak boleh, gue ngaku jadi pacar lu?" tanya Julian, sensi.

"Boleh laaaahh. Siapa bilang, gak boleh? Kalo perlu beneran!" cetus Arsen.

"Maunya! Belajar dulu nih! Gak kelar-kelar nanti!"

"Iya iya! Dasar galak!" cetus Arsen.

Julian kembali fokus mengerjakan PRnya. Sedang Arsen kembali mengecek ponselnya. Dia lalu memesan durian lewat pesan online. Seiring mata Arsen melirik ke Julian sejenak. Julian masih fokus pada PRnya. Arsen pun mengambil kesempatan untuk mengirimkan pesan pada si penelpon tadi, bertuliskan, "Jangan ganggu saya!!!"

Julian mendongak ke arah Arsen. "Kok malah mainin hape terus sih? Kapan ngerjainnya?"

"Eh, iya. Maaf, Bang!" Arsen kembali menaruh ponselnya.

"Ngapain? Buka Instagram?"

"Enggak. Cuma mesen duren. Kan mau duren kan?"

Julian geleng-geleng, lalu kembali mengerjakan tugasnya.

TOK TOK TOK!!! Suara pintu depan berbunyi. Baik Julian maupun Arsen keduanya sama-sama tertegun.

"Siapa tuh?" tanya Arsen seketika.

"Duren kita kali!" jawab Julian.

"Secepat itu?" tanya Arsen.

"Robert?" jawab Julian lagi.

Lalu kemudian Arsen berdiri dan menghampiri pintu tersebut. Ia pun melihat lubang intip pada pintunya. Dan tertegun kala orang di depan pintu tersebut adalah Caleb dengan sebuket bunga mawar.

Arsen melotot seketika.

"Siapa?" tanya Julian, ketika melihat Arsen gelagapan dan sedikit cemas.

"Hah? Eh.. mmm... b-bukan siapa-siapa! Cuma tetangga sebelah, tunggu ya, Bang!" ujar Arsen.

Julian mengangguk dengan sedikit heran.

Arsen keluar seketika sembari menahan pintu agar tak terbuka lebar. Lalu ia pun keluar dari ruangannya.

Julian kembali melanjutkan tugas sekolahnya.

"Mau ngapain sih??? Tau darimana lagi, saya tinggal disini?" tanya Arsen ketika ia berhasil menyembunyikan dirinya dan juga Caleb di balik pintu tangga darurat yang sunyi.

Caleb memasang senyumannya. "Saya mau kasih kamu ini" Dia menjulurkan sebuket bunga mawar pada Arsen.

"Ngapain sih kasih bunga terus, hah? Emangnya saya ini kuburan?" tanya Arsen, ketus.

Caleb hanya tersenyum seketika, "Kamu kenapa sih, ketus sekali sama saya? Niat saya hanya sekadar bertemu!"

"Denger, Caleb!"

"Bang Caleb, please!"

"GAK!!! Denger ya! Anda dengan saya itu hanya sebatas partner kerja. Bukan apa-apa. Dan kamu gak bisa terus-terusan ganggu saya seperti ini, Caleb!!!" ujar Arsen.

Caleb tertawa kecil sambil keras kepala, "Saya cuma kepingin kamu tau yang sebenarnya saat itu, Arsen! Hal yang membuat kamu pergi meninggalkan saya gitu aja!" ungkap Caleb.

Arsen geleng-geleng. Dia merasa bahwa keputusannya itu adalah keputusan tertepat. Buktinya sekarang, dia bahagia karena sudah mengenal sosok Julian yang begitu berbeda dari Caleb. Lalu Arsen pun mencetus, "Orang seperti anda itu memang pantas di tinggalin! Seharusnya sejak awal saya gak perlu mengenal anda. Apalagi menyukai anda!"

Caleb memasang raut wajah berharapnya, "Arsen..."

"Pergi!!!" tangan Arsen memanjang menunjuk pintu keluar.

STUCK ON YOU (END 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang