Keesokan harinya, Ambu sudah di perbolehkan pulang. Arsen pun turut mengantarkan ke rumah Julian.
Ambu masih berbaring di kamar Mama Julian, Arsen tersenyum sambil memijat lembut kaki Ambu Nasidah.
"Pokoknya Ambu jangan capek-capek ya! Istirahat yang cukup. Minum obat sama vitamin dari Dokter!" ujar Arsen.
"Iya, Arseeeennn..." jawab Ambu, sambil tersenyum.
"Dan soal rumah Ambu di Lumajang, Ambu gak perlu kuatir. Arsen udah urus kok. Pokoknya Ambu belum boleh pulang dulu ke Lumajan sampe rumahnya bener-bener jadi ya, Mbu!" ujar Arsen lagi.
"Iyaaa kaseeepp nu bageur... Masya Allaaaah... da ambu mah heran da, sama si Arsen!" ujar Ambu pada seisi kamar. Ada Arsen, Julian dan Ceu Mirah.
"Heran kenapa, Mbu?" tanya Arsen bingung.
"Naha kamu teh, jadi budak, menih bageur pisan??? Baik sekali kamu tuh! Da Ambu mah gak pernah ja, liat temen-temen Julian yang baiknya seperti kamu. Kayakna mah, Arsen doang kitu yang mau bantuin urusin Ambu" ujar Ambu, sambil senyum-senyum.
"Ih atuh iya, Ambu!" Ceu Mirah menimpali, "Tadi malam saja Mirah teh dibeliin makanan sama A' Arsen! Udah mah kasep, baik pisan euy! Ceu Mirah mah mau sama A' Arsen kalau Ceu Mirah masih perawan mah... ah, atau tungguin anak Ceu Mirah sampai besar saja atuh A' Arsen nyak?! Biar bisa dijodohin atuh sama A' Arsen!"
Julian tersenyum memandangi Arsen. Sementara Arsen geleng-geleng dipuji Ambu seperti itu.
"Atuh kaburu kolot si Arsennya atuuuh kalau mesti nangguan si Euis mah!" ujar Ambu seketika.
Ceu Mirah tertawa, "Becanda atuh Ambu... Pokonamah, Ceu Mirah doakan semoga A' Arsen teh segera mendapatkan jodoh yang pas, yang cocok buat A' Arsen!"
Ambu turut mengaminkan, "Amiiiinnn..."
Arsen kemudian berujar sambil mencolek Julian, "Nih, jodohnya udah deket!"
Ambu dan Ceu Mirah berpandangan seketika. Bingung, ketika melihat Arsen melakukan itu.
Mata Julian turut bergerak-gerak.
Arsen seiring gelagapan, "M-maksudnyaaa... insha Allah, jodoh Arsen udah dekettt... soalnya Arsen udah ketemu cowek yang pas!"
"Cowek???" ulang Ceu Mirah, bingung.
"Ceweeeeeek, Miraaah, ceweeeekkk! Nu geulis teya!! Ambu saja denger kok!" ujar Ambu seketika.
Julian ikut memperbaiki keadaan yang sedikit kikuk tersebut, "Pacarnya Arsen... beuuuhh... cantik banget loh, Mbu!"
"Oh iya?" ulang Ambu.
"Iyaaah!!! Baik, lagi!" tambah Julian.
Arsen melotot memaksa senyum pada Julian. "Iya yah???"
"Iyaa dooong..." timpal Julian, menginjak kaki Arsen.
"Adaaaaawwwwwhhhh iya iya... baiikkk... gak kayak monyeeetttt!!!" Arsen melotot ke arah Julian, sambil meringis kakinya yang ngilu.
Ambu, Ceu Mirah dan Julian turut tertawa seketika. Namun tawa mereka berhenti kala seseorang hadir sambil membawakan sekresek buah-buahan. "Assalamualaikum..."
"Walaikum salaamm..." jawab seisi kamar.
Raut wajah Arsen berubah sungut kala melihat Naufal datang sambil cengengesan sok baik pada keluarga Julian.
"Ambu... gimana keadaannya???" tanya Naufal.
Ambu turut memutar bola matanya, "Kayaknya sih sebentar lagi hayang modar yah!" ujar Ambu, sensi.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Ficção AdolescenteWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...