Chapter 37

3K 312 49
                                    

"P-pacar???" ulang Arsen tak percaya. Ia masih belum menyadari akan kehadiran Julian di belakangnya.

"I-iya, Sen" jawab Randai.

Arsen gelagapan sambil berpikir. Ini pertama kali dalam hidupnya, seseorang menyatakan cinta padanya. "Kak Randai..."

"Iya... kak Randai gay, Sen! Dan kak Randai suka sama Arsen, sejak Arsen pindah kesini" aku Randai.

Arsen tertawa kecil, "I-ini... ini pasti prank kan? Mau ngerjain Arsen ya? Ih, jangan gitu dong, kak!"

"Enggak, Sen! Arsen liat ada kamera disini?" tanya Randai, "Enggak kan?"

"Iya sih"

"Jadi gimana, Sen?"

"Apanya?"

"Arsen mau gak, jadi pacar kak Randai?"

"Mmm... kalau Arsen jawab mau, reaksi kak Randai gimana?" tanya Arsen.

Julian melotot tak percaya. Jantungnya seakan berhenti berdetak. Ia semakin tak mampu lama-lama bertahan di tempatnya. Dia pun berbalik dan memilih pergi ke perpustakaan.

Randai menjawab, "Kak Randai pasti seneng banget, Sen. Karna kak Randai akan bisa ngelupain orang yang kak Randai pernah sayang"

Arsen mengernyitkan keningnya. "Tunggu tunggu! Jadi... kak Randai nembak Arsen cuma untuk jadiin Arsen pelampiasan?" tanya Arsen, tak menyangka.

Randai yang polos dibuat gelagapan oleh Arsen. Rahangnya gemetar. "Duh..."

"Kak Randai... kenapa kak Randai begini sama Arsen, kak? Arsen kira kak Randai beneran sayang sama Arsen. Beneran tulus"

Randai hanya diam tak berkutik. Dia merasa bersalah jadinya terhadap Arsen.

"Gini deh kak... Apa... alasan kak Randai... yakin untuk menjadikan Arsen ini pelampiasan doang, kak?" tanya Arsen.

Randai masih diam menunduk layu.

"Tolong di jawab, kak"

Randai pun mengumpulkan keberanian. Lalu dia menjawab, "Jadi... sewaktu studi banding tahun lalu, kak Randai bertemu seseorang di Jogja. Dia begitu baik sama kak Randai. Memang sih dia terpaut jauh lebih dewasa dari kak Randai dalam segi usia. Tapi entah kenapa, kak Randai mendadak sayang banget sama dia, Sen! Selama di Jogja, kak Randai sering jalan bareng sama dia. Dia tipe orang yang menyukai kebebasan. Traveling sana-sini. Kebaikannya membuat kak Randai yakin dan mempercayai semuanya sama dia. Termasuk... saat..."

"Kalian ML?" tandas Arsen.

Randai mengangguk. "Kak Randai juga gak tau, kenapa setelah itu, dia ngilang gitu aja. Kak Randai gak tau dia kemana. Berkali-kali coba di hubungin, tapi gak bisa. Dia... lenyap gitu aja. Tega. Ninggalin kak Randai. Padahal kak Randai udah terlanjur sayang sama dia, Sen!" Randai menitihkan air matanya.

Arsen memegang kedua tangan kak Randai, "Kak Randai... untuk dua orang yang sedang memperjuangkan orang lain, kemudian akhirnya mereka bersatu, itu gak akan bahagia, kak. Percaya deh!"

Randai terisak dengan kalimat Arsen.

"Arsen gak bisa memaksakan hati Arsen untuk mencintai orang yang terpaksa mencintai Arsen! Kita gak akan sejalan, kak"

"Kak Randai tau... hati kamu cuma untuk Julian, kan?" tanya Randai.

"Begitu juga dengan kak Randai. Hati kak Randai gak sama Arsen. Kak Randai harus terus berusaha dan berjuang untuk cinta kak Randai sama orang itu! Cari tau! Kejar dia! Selesaiin masalahnya, kak! Omongin baik-baik. Rumput itu di cabut, bukan di pangkas" ujar Arsen.

STUCK ON YOU (END 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang