Chapter 35

3.3K 338 60
                                    

Di dalam bioskop Arsen sudah bersiap untuk menunggu adegan jumpscare pada film horor yang dipilihnya. Sementara Julian terlihat pasrah untuk apapun yang akan dilakukan Arsen padanya malam ini. Dia mencoba mengikuti saja alurnya. Sekaligus mengetahui apa yang akan Arsen lakukan lagi selain hanya sekadar memeluknya karena jumpscare. Tapi Julian sengaja tidak memberitahukan hal itu pada Arsen, karena dia hanya ingin sekadar mencari tahu tingkat kenekatan Arsen.

"Duhhh... gak sabaaarrr!!!" ujar Arsen, sambil menaruh barang belanjaannya di lantai.

"Dasar! Inget ya peraturannya! Boleh meluk kalau ada jumpscarenya!" cetus Julian.

"Iya iya!" jawab Arsen.

Kemudian seorang Mas-Mas pedagang asongan pop corn dan minuman datang menghampiri Arsen dan Julian. "Mari kak, pop corn sama minumannya"

"Mau dua ya" ujar Arsen.

"Baik kak" ujar si Mas pedagang pop corn tersebut.

"Berapa?"

"50 ribu kak"

Arsen mengambil dompetnya dan membukanya. Sial. Uang cashnya tinggal dua puluh ribu. Dia lupa kalau uang terakhirnya tadi sudah terpakai untuk isi saldo time zone. "Bangkeee"

"Kenapa?" tanya Julian, penasaran.

"Uang Arsen abis. Bang Yayan ada uang gak?"

"Berapa?"

"Tiga puluh ribu, buat nambahin beli pop corn nih" ujar Arsen.

"Lagian sih, pake gegayaan mau beli pop corn. Tadi udah makan burger, juga!" Julian pun mengeluarkan dompet dari saku celananya.

"Tapi kan waktu nonton itu lama, bisa hampir dua jam. Emang gak aus, gak laper apa"

"Ah, pulangnya juga masih mau makan, juga. Emang lunya aja yang royal" cetus Julian, sambil mengeluarkan uang senilai lima puluh ribu, lalu memberikannya pada Mas pedagang. "Ini Mas"

"Terima kasih, kak. Adiknya ya, Mas?" tanya Mas pedangan pop corn pada Julian.

Arsen spontan menjawab, "Oh, bukan Mas. Calon pacar"

"Oh, sorry kak" Mas pedagang itu tersenyum canggung, kemudian pergi dari tempat itu.

TAK!!! Julian memukul paha Arsen, "Ngomongnya di jaga kek, lagi di tempat umum, juga!" cetus Julian.

Arsen menyengir, "Justru Arsen tuh mau ngelatih Bang Yayan dari sekarang-sekarang"

"Ngelatih paan?"

"Ngelatih biar gak malu dan canggung di depan umum, jadi kalo kita pacaran nanti, kan jadi udah biasa"

Julian bergidik, "Lo bisa ya, sampe mikir sejauh itu. Gue aja belum kepikiran sampe situ, Sen!"

"Namanya juga niat"

"Niat banget lu?"

"Iya dong"

Julian bergidik geli, "Iiihh, kok gue jadi ilfil ya lama-lama sama lu"

"Yaaah kenapa ilfil???"

"Ya lu bisa gak sih, jalanin layaknya biasa aja, gausah di rencanain?"

"Bang Yayan... semua yang ada di dunia ini tuh harus ada planningnya. Supaya keatur"

"Dan pada saat kenyataan gak sesuai harapan, lu bisa apa gue tanya? Mikir pake otak!"

Arsen terdiam sejenak. Kalimat Julian barusan membuat hatinya terkutik. Dia membenarkan juga ucapan Julian.

Julian pun melirik ke arah Arsen yang tiba-tiba diam tanpa mengatakan apa-apa lagi. Dia pun menyadari mungkin ucapannya tadi sedikit menyinggung perasaan Arsen. Namun ia memilih diam saja ketimbang membahasnya. Dia takut kalimatnya yang menurutnya biasa saja akan menyakitkan lagi untuk perasaan Arsen.

STUCK ON YOU (END 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang