Chapter 10

4.8K 411 20
                                    

"Dih! Geli!" cetus Julian setelah Arsen mengeluarkan kalimat tersebut.

"Pulang bareng Arsen ya, Bang Yayan!" pinta Arsen.

"Gak bisa! Gue udah pesen ojol! Masa gak ngerti-ngerti juga, sih?" ketus Julian.

Arsen memanyunkan bibirnya seketika. Ia dan juga Julian sudah berdiri di depan gerbang sekolah, menunggu ojol pesanan Julian.

Seketika, ojol pesanan Julian pun datang dengan pas di hadapan mereka berdua. "Mas Julian kan, ya?" tanya Mas Ojol.

"Iya!" jawab Julian, seketika Julian hendak naik dan duduk di belakang motor ojol tersebut, Arsen langsung menahannya.

"Mas... berapa biaya ongkos ke rumahnya, Mas?" tanya Arsen.

"Dua puluh lima ribu, Mas!" ujar Mas Ojolnya.

"Ooh... nih" Arsen memberikan uang senilai lima puluh ribu dan diberikannya pada mas ojol tersebut. "Juliannya biar pulang sama saya aja, itu buat Masnya! Ambil aja semua! Sekarang masnya pergi ya, cari pelanggan lain"

Julian mengernyitkan keningnya, "Eh, Sen! Lu apa-apaan sih?" tanya Julian.

"Wah, makasih banyak Mas!" ujar Mas Ojol.

"Sama-sama" balas Arsen. Seiring sambil melihat ojol tersebut pergi menjauh.

"Lo kenapa sih, Sen, maksa banget?" tanya Julian.

"Arsen mau pulang Bang Yayan. Titik!" cetus Arsen.

"Gak! Gue gak mau! Entar malah dapet gosip baru lagi gue! Gak ah!" cetus Julian.

"Loh, kalau emang gak bener. Kenapa harus marah, dong?" tanya Arsen.

Sejurus Julian terdiam sejenak. Dia membenarkan juga ucapan Arsen barusan. "Tapi kan tetep aja, di foto itu gue sama lo keliatan mesra banget!"

Arsen tersenyum manis. Lagi-lagi dia memberikan pandangan usilnya pada Julian. "Emangnya siapa hayo yang nempel-nempel???"

Julian bergidik lagi, "Dih, itu sih elonya aja yang ngambil kesempatan dalam kesempitan!"

"Justru Arsen tuh nenangin Bang Yayan, tauu! Harusnya Bang Yayan tuh bilang makasih ke Arsen!" cetus Arsen.

"Kan udah waktu di Indomaret! Amnesia lo?"

"Harus ada tandanya juga dong. Jangan cuma di kata-kata"

"Berarti lo pamrih dong?"

"Enggak! Kan Arsen cuma mau Bang Yayan pulang sama Arsen sekarang!"

Julian membuang napasnya dengan berat. Tidak ada pilihan lain sepertinya. Dia ingin sekali menolak, tapi jika di ingat kembali, mungkin kalau bukan karena Arsen, dia sudah mati karena sesak nafas. "Oke! Tapi cuma untuk kali ini aja!"

"Serius????"

"Iyeee!!!"

"Asiiiikkk!!! Mau peluk!"

"GAK!!!"

"Hehehe. Iya iya. Enggak!"

"Yaudah cepetan!"

"Kemana?"

"Ambil mobil lu, dodol!!!"

"Aaaa so sweeeeeettt, di bilang dodol sama Bang Yayan!" ujar Arsen gemas pada Julian.

"What?" Julian mengernyitkan kening.

"Tunggu sini ya, Bang Yayan! Arsen ambil mobil dulu!" Arsen pun berlari menuju parkiran untuk mengambil mobilnya.

STUCK ON YOU (END 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang