Julian sedikit canggung ketika di tatap seperti itu oleh Arsen, yang menurutnya kali ini tatapan Arsen sangat berbeda dari biasanya. Tatapan yang bukan tatapan meledeknya. Tatapan yang bukan membuatnya malu dan kesal. Melainkan tatapan yang mampu membuatnya semakin deg-degan.
Julian melepas jari Arsen dari mulutnya dengan pelan. Lalu dia berkata, "Sorry, Sen! Gue refleks aja mau nolongin lu"
Arsen menyunggingkan senyuman kecilnya, "Iya gapapa kok, Bang Yayan. Justru Arsen mau bilang makasih sama Bang Yayan karena udah refleks. Hehehe"
Kemudian Nanto datang dengan kotak P3K di tangannya. "Nih Jul!" Nanto memberikan kotak tersebut pada Julian.
Julian langsung membersihkan luka Arsen dengan alkohol.
Arsen sedikit meringis menahan perih, "Sshhhh aaaahh"
"Tahan dulu ya, tahan" ujar Julian
Lagi. Arsen menatap mata Julian lagi yang tengah sibuk dan serius membersihkan luka di jemari Arsen. Kini Julian tengah meniup-niupkan jemari Arsen tersebut.
"Duuhh... Gajuuulll so sweet banget sih sama yayang Alceenn!!" ledek Nanto.
Julian hanya melirik Nanto dengan tajam sejenak, lalu kembali serius meniup-niupkan jemari Arsen. Sejurus Julian mengambil plester luka lalu merekatkannya pada jari Arsen. "Makanya hati-hati dong! Kalo gak bisa tuh gausah maksa!" cetus Julian ke Arsen.
"Iya iya. Maaf!"
"To, ikan piranha itu gak beracun kan?" tanya Julian pada Nanto.
"Gak! Itu kan ikan air tawar! Mana ada beracun?" cetus Nanto.
"Yodah! Terus mau ngapain lagi, Sen?" tanya Julian pada Arsen.
"Bikin puding nutrisari sama ajarin Arsen naik sepeda!"
"Naik sepeda aja lu gak tau?" tanya Nanto.
"Kalo gue tau, ngapain gue taro di wishlist?" jawab Arsen.
"Masalahnya mau pake sepeda siapa???" tanya Julian, "Lu ada sepeda gak, To?"
"Gak ada lah!" jawab Nanto.
"Yaudahlah, tinggal beli aja!" cetus Arsen.
"Hah?" Nanto terkejut. Begitu juga dengan Julian.
"Eh! Tuan Muda! Gampang banget sih ngeluarin uang cuma buat hal sepele?" cetus Julian.
"Kalau bisa gampang, kenapa mesti yang sulit?" tanya Arsen.
"Ya tapi kan kita pake sepedanya pun gak nyampe setengah hari, Arseeeeen!!! Lo tuh ya! Bener-bener deh!" geram Julian.
"Maaf! Marah aja terus!" ujar Arsen.
"Siapa yang marah-marah? Gue cuma gak habis pikir!" jawab Julian.
"Eeehhh, ini apa-apaan sih? Segala urusan rumah tangga kalian bawa-bawa kesini? Kalo mau berantem di lapangan kompleks aja noh!" timpal Nanto.
Baik Arsen dan Julian, keduanya sama-sama terdiam.
"Kenapa gak nyewa aja sih?" usul Nanto, "Kan banyak sepeda yang di rentalin"
Araen terkekeuh, "Oh iya ya! Bener juga!"
"Lo tau tempatnya, To?" tanya Julian.
"Enggak!" jawab Nanto.
Julian memutar bola matanya.
"Udah, aman! Ada Robert! Semua pasti beres!" ujar Arsen. Lalu dia pun segera menelpon Robert dan menyuruhnya menyewakan sepeda.
"Hhhh... dasar anak sultan! Gampang banget sih mau apa-apa" cetus Nanto. "Eh, Jul! Lu kalo sampe kawin sama Arsen, beeeeuuuhhh!!! Mendadak tajir lu! Raffi Ahmad, Baim Wong? Lewat!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Roman pour AdolescentsWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...