Chapter 144

1.9K 234 124
                                    

"Apa, Sen? Lo bilang apa tadi?" tanya Julian sedikit bersemangat.

"Balikan!" cetus Arsen, "Bang Yayan mau gak, balikan sama Arsen???"

Julian tersenyum sumringah mendengar pertanyaan Arsen barusan. Wajahnya yang putih mendadak memerah bak kepiting rebus. Dia menjawabnya dengan gelagapan, "Sen! Putus dari lo aja gue gak mau, Sen! Sekarang ini lo ngajakin gue balikan, pasti gue mau lah, Sen!"

"Asal Bang Yayan janji untuk berhenti dari pekerjaan ini!" cetus Arsen.

"Iyah! Pasti, Sen! Kalo itu emang keinginan lo, gue akan lakuin, saat ini juga!" cetus Julian bersemangat.

"Lo gak bisa balikan lagi sama Arsen, Julian!" teriak seseorang tiba-tiba dari arah berlawanan.

Arsen dan Julian refleks mendongak dan tertegun pada sumber suara.

Junior.

"Junior???" ucap Julian, lirih.

Junior berjalan menghampiri keduanya.

"Apa-apaan lo???" tanya Arsen tiba-tiba.

"Kamu lupa dengan kejadian tadi malem, sayang???" tanya Junior.

"Kejadian apaan? Gausah ngadi-ngadi lu, babi!!!" maki Arsen galak.

"Kejadian apa???" tanya Julian, heran.

"Jul! Asal lu tau ya! Tadi malem mantan lo ini hangout di Diskotik. Kebetulan gue disana, dia minum banyak banget, sampe akhirnya mabuk berat!" terang Junior, "Lo gak tau kan, siapa orang yang ada disampingnya malam itu??? Cuma gue, Jul! Dia tiba-tiba aja meluk-meluk gue, sambil cium bibir gue di depan umum! Waow??? Gue gak tau mimpi apa gue semalem sampe bisa dicium orang sespesial Arsen!!! Sampe akhirnya gue bawa Arsen ke apartemen gue!"

"Bang!!! Bohong, Bang!" teriak Arsen seketika. "Itu semua gak bener!"

Julian masih terdiam dan membutuhkan penjelasan serta kebenaran lainnya lagi.

"Lo gak tau kan, Jul? Betapa sangat terangsangnya mantan lo itu ketika dia ngeliat gue buka baju di depan dia!" lanjut Junior, memanas-manasi.

"Bang! Bang Yayan percaya sama dia??? Bang Yayan tau kan dia bangsatnya kayak apa!!!" cetus Arsen. "Lo apa-apaan sih, Jun! Hah??? Jangan  mimpi lo! Gue gak pernah ya, sembarangan aja mau tidur sama lo! Sekalipun gue mabok!!!" teriak Arsen pada Junior.

"Gak! Gue gak percaya sama sekali sama omongan lo, Jun! Gue kenal Arsen jauh lebih lama dibanding lo!!!" tegas Julian. "Mendingan lo cabut dari sini sebelum tangan gue bisa ngerusak muka lu lagi!!!"

"Lo gal percaya sama gue, Julian???" tanya Junior balik, menantang. "Lo pikir, gue ngomong ini tuh mengada-ada??? Ngaco??? Ngawur???"

"Gue tau lo itu jahat, anjing!!!" cetus Julian.

"Gue juga punya saksinya kok!" cetus Junior.

"Siapa???" teriak Arsen, yang paling tak sudi untuk mempercayai omongan Junior yang mengada-ada. Karena dia sendiri memang merasa tidak pernah pergi ke diskotik apalagi untuk tidur bersama Junior. "Elo yang mabok, ngentot!!!" teriak Arsen pada Junior.

"Owh, sayaaang, jangan galak-galak doooong! Tadi malem kamu minta-minta tambah terus loohh!!!"

"Cuih!!! Jangan ngayal lo, bangsat!!!" cetus Arsen.

"Eh, Jun!" Julian menarik kerah kemeja cokelat Junior dengan kencang sampai posisi mereka saling dekat sekali. "Lo jangan macem-macem sama gue lo, Jun!!! Mati lo ditangan gue, Jun!!!"

Junior tersenyum sambil menghempaskan tangan Julian dengan kasar dari kemejanya.

"Bang! Gausah lah di dengerin omongan si bangsat ini! Dia itu halu, karena dia gay, tapi gak bisa dapet pasangan yang tulus sama dia!" cetus Arsen.

"Gue gak halu sayang, kan pacar gue elo!" jawab Junior.

"Jun, lo bener-bener minta gue bunuh lu, anjing???" tukas Julian, geram.

"Bang Yayan, udah Bang! Gausah emosi sama orang kayak dia! Otaknya juga udah gak ada!" cetus Arsen.

"Heh! Lo bilang lo punya saksi, Njing! Mana??? Mana saksi lo itu, ngentot!!!" gertak Julian.

Junior dengan senyuman penuh manis, bersuara dengan keras. "Sayaaang, turun dooong! Jangan di mobil ajaaaa!!!" teriak Junior.

Baik Arsen dan Julian keduanya turut menalarkan pandangan mereka ke arah seseorang yang turun dari mobil milik Junior tersebut.

Seorang gadis berkaki jenjang dengan pakaian senyamannya itu berjalan menghampiri Arsen, Julian dan Junior dengan raut wajah yang kaku.

"Nanto???" Arsen menganga tak percaya. Sangat, sangat, sangat tak percaya.

"Nanto?" Julian sama tak mempercayainya, namun dia harus menghargai faktanya yang akan datang.

"Ini dia saksinya!" Junior sok asik merangkul pundak Nanto.

Sedang Nanto perlahan melepaskan tangan Junior dari bahunya.

"Tooo??? Apaan nih, To???" tanya Arsen tak percaya.

Nanto menelan ludahnya dengan berani. Dia mengangkat wajahnya yang kaku di hadapan Arsen dan Julian.

"Ayo, To! Lo jelasin aja!" suruh Junior.

"Lo tau kejadiannya, To?" tanya Julian pada Nanto.

Nanto mengangguk mantap.

"Tai! Apaan lagi nih, To???" tanya Arsen tak percaya.

Nanto berujar dengan kekeuh, "Lo gak usah ngelak lagi, Sen! Gue ada saat lu mabuk bahkan narik-narik Junior untuk melakukan seks di kamarnya!"

"SHITTT!!!" Arsen membatah, "Kapan, To??? Jelas-jelas gue cuman di rumah aja beberapa hari ini. Gimana bisa keluar??? Konspirasi apalagi ini, hah???"

Julian masih menganga tak percaya. Matanya berkaca-kaca seketika. "Jadi ini alasan lo mutusin gue, Sen??? Karna lo bosen sama gue???"

"BANG!!! ENGGAK BANG!!! APAAN SIH LU TOO!!! LO KENAPA JADI IKUT-IKUTAN NYEBELIN KAYAK NIH MONYET SATU SIH???" tanya Arsen sambil menunjuk-nunjuk Junior.

"Udahlah, Sen! Lo akuin aja, kalo lo itu emang udah bosen sama Gajul!" tukas Junior.

"Bang! Sumpah demi Allah. Sumpah demi apapun, Arsen gak pernah pindah ke lain hati, Bang! Arsen cuma sayang sama Bang Yayan!" tegas Arsen.

"Udahlah, Sen! Gue gak nyangka lo bisa setega ini sama gue!!! Kalo lo bener-bener sayang sama gue, lo gak akan pernah kan bilang putus ke gue!" ujar Julian.

"Bang! Plis, Bang! Arsen bisa buktiin kalo Arsen itu gak pernah kemana-mana! Arsen dirumah aja! Bang Yayan boleh tanya sama orang rumah, Bang!" cetus Arsen.

"Elo kali, Sen, yang mau konspirasi sama orang-orang rumah!" timpal Junior.

"Eh, diem lu ya, Njing!!! Gue gak pernah mau berurusan sama orang kayak lu!!" tegas Arsen. Lalu dia beralih ke arah Nanto, "Dan elo, To! Kita temenan, To! Kita sahabatan! Tega-teganya lo fitnah gue, didepan orang yang lo tau betapa gue sayang banget sama dia!"

"Bullshit, Sen!!! Gue bener-bener gak kenal sama lo lagi!" cetus Julian.

Arsen menangis seketika, "Bang Yayan! Tolong percaya Arsen, Bang! Arsen gak pernah tidur bareng Junior, Bang!" Arsen sampai berlutut di hadapan Julian dengan tangisan yang membelenggunya.

Namun seketika, Julian yang juga sudah penuh dengan derai air mata, turut menghempaskan kedua tangan Arsen dari kakinya. Lalu dia pergi meninggalkan kekacauan itu. Meninggalkan orang yang tega menghianatinya.

TO BE CONTINUED

Komen di atas seratus, update lagi. Mohon untuk tidak spam ya. Terima kasih.

STUCK ON YOU (END 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang