Arsen menggerutu kesal kala suara Robert terdengar tak bersalah dari luar roomnya.
Sementara Julian turut menghampiri pintu depan tersebut lalu membukanya.
Robert tersenyum tak berdosa pada Julian, "Eh, ada Mas Julian. Udah lama, Mas?" tanya Robert sambil masuk ke dalam room tersebut.
Julian menjawab sambil menelan ludah, "Lu-lumayan, Mas Robert"
Arsen menatap tajam dan sebal pada Robert.
Robert masih dengan sumringah tak berdosanya, "Wah, lagi makan durian ya, Tuan Muda?"
Arsen yang masih menatapnya sebal lalu berujar, "Eh, kampret! Lu belum pernah ngerasain nih kulit durian nancep di muka lu, apa?"
Robert lalu menundukkan kepalanya, "Maaf, Tuan... tapi saya salah apalagi ya???"
"Udah udah... gak usah pada berantem!" cetus Julian. Lalu dia menghampiri meja itu lagi sambil merapikan barang-barangnya.
Arsen kemudian bingung memandang Julian yang tengah berkemas, "Loh, Bang Yayan mau pulang?"
"Iya. Udah malem juga. Oh iya nanti PR lu gue koreksi besok di sekolah aja ya. Dateng pagian lu!" ujar Julian lagi.
"Yaaahh... padahal kan tadi belum sempet..."
"Udah kapan-kapan aja!" cetus Julian.
Arsen yang masih cemberut lalu berujar, "Eh, ini sisa duriannya dibawa aja Bang! Bentar, isi di tupperware aja ya!" Arsen menghampiri dapurnya.
Julian manggut-manggut, "Yakin nih, lu gak mau?"
Arsen kembali lagi menghampiri Bang Yayannya tersebut sambil membawa kotak tupperware dan memisahkan daging durian itu ke dalam tupperware. Dia menggeleng, "Enggak ah. Buat Bang Yayan aja!"
"Yaudah" jawab Julian.
Arsen lalu memberikan tupperware yang berisi durian itu dengan raut cemberut pada Julian.
Julian menerimanya dengan raut wajah menyuruh Arsen tangguh. "Eh, udah dong ah, jangan cemberut gitu! Tolong ambilin hape gue di kamar lu!"
Arsen yang masih cemberut itu berdiri lalu menghampiri kamarnya dan mengambil ponsel Julian yang masih mengisi daya baterainya.
"Saya ganggu ya, Mas?" tanya Robert pada Julian.
Julian hanya tersenyum sambil menggeleng. "Kayak gak tau Tuan lu aja! Dia kan darah tinggian!"
Robert hanya menunduk.
Lalu Arsen keluar dari kamarnya lalu memberikan ponsel Julian padanya.
Julian pun mengambil ponsel itu dari tangan Arsen. Dia sekali lagi memandangi Arsen. "Heh! Udah jangan serem gitu mukanya ah! Besok kan bisa ketemu lagi di sekolah!"
"Gak sabar buat besok!" cetus Arsen masih dengan cemberutnya.
"Yaudah makanya abis ini langsung tidur! Gausah ngechat-ngechat gue ya, percuma! Nih hape gue bakal aktifin besok pagi. Gue capek banget, abis ini mau langsung tidur!" cetus Julian.
Arsen manggut-manggut dengan cemberutnya.
"Gue pulang ya!" ujar Julian pada Arsen.
"Hati-hati, Bang Yayan!"
"Iya!"
"Mas Julian naik apa? Mau saya antar?" tanya Robert.
"Saya bawa motor kok, Mas. Ada di parkiran kok!" jawab Julian.
"Baik, Mas!"
Lalu Julian berujar lagi pada Arsen, "Bye Arsen!"
"Dadah Bang Yayaan!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Teen FictionWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...