Chapter 110

2.7K 301 201
                                    

Setibanya di Lumajang, Julian, Arsen dan Robert dibuat kelu dengan pemandangan rumah Ambu.

Julian dan Arsen terisak, tak tega melihat pemandangan rumah Ambu yang sudah di penuhi abu. Pondasinya masih kokoh, hanya saja atap dan seisinya sudah gosong melompong. Lenyap di lalap si jago merah.

Arsen menghela napasnya, "Bert, gue minta tolong untuk budgeting semua, dan... langsung aja... renov semua dan seisinya" ujar Arsen, lirih. Masih dengan air matanya.

Robert masih diam seketika.

Arsen menoleh ke arah Robert. "Bert! Lu denger kan gue ngomong apa???" suara Arsen meninggi.

Julian pun turut menggubris, "Sen... ga perlu terburu-buru laah... nanti kan juga bisa!"

"Nanti, Bang??? Nanti kapan??? Arsen mau Ambu cepet-cepet liat rumah ini nyaman seperti sedia kala, Bang!" cetus Arsen.

Julian kembali memandangi rumah itu dengan lirih.

Arsen terdongak lagi pada Robert, "Robert!!! Ayooo!!!"

"Tapi, Tuan... apa semuanya tidak terlalu cepat???" tanya Robert.

Arsen melotot dan berjalan menghampiri Robert. "Lo ini kenapa sih? Niat nolongin gue, gak??? Lo pergi ke agen properti, terus lo urus ini semua, Bert!!!"

"Di Desa ini sulit untuk menemukan agen properti, Tuan..." ujar Robert.

"Lo kan bisa ke pusat kotanya! Ngapain lagi sih? Gue tunggu sini sama Bang Yayan! Cepetan, Bert!!!" suruh Arsen. "Ayooo... kerja yang bener!!!"

"Arsen..." panggil Julian lirih.

"ROBERT!!!" teriak Arsen seketika. Beberapa warga yang masih melihat-lihat sekitar rumah Ambu, kembali memandangi Arsen dan Robert.

"Cukup Tuan!!!" ujar Robert seketika.

Arsen tertegun kala Robert berani melawan perintahnya. "Lo berani sama gue, hah???"

"Saya rasa sudah cukup anda memperbudak saya selama ini!"

"Apa??? Memperbudak???"

"Anda sama saja seperti ayah anda! Menginginkan segalanya secara instan. Harus saat itu juga tersedia apabila menginginkan sesuatu!"

"Lo jangan pernah samain gue sama Bokap gue! Dan lo... gak berhak ngehina Bokap gue! Lo sadar dong, dia itu..."

"Saya berhenti!" Robert langsung memberikan kunci mobil dan dompet Arsen pada tuannya seketika. Koreksi. Mantan Tuannya.

"Bert!!! Lo serius???" tanya Arsen, seketika.

"Ya! Apa pernah perlakuan saya selama ini terhadap anda selalu terlihat main-main???" gertak Robert pada Arsen.

Julian yang mendengarnya turut menghampiri Arsen dan Robert seketika. "Mas... Mas Robert... tolong maafin sikap Arsen sama Mas tadi. Dia mungkin gak bermaksud untuk bikin Mas Robert merasa tersinggung atau marah. Mungkin karena dia cuma terlalu sensitif aja sama tempat ini sekarang, Mas" ujar Julian meminta maklum dari Robert. Lalu dia berujar pada Arsen, "Sen... ayo dong, Sen... Minta maaf sama Mas Robert! Gak seharusnya kamu begitu! Kan bisa baik-baik..."

Arsen terbawa emosinya seketika, "Biarin aja. Dia udah gede ini! Tanpa lo, hidup gue bisa terus berjalan kok!"

Robert tersenyum pada Julian. "Mas Jul liat sendiri kan, pacar Mas Jul saja merasa baik-baik saja kok, tanpa saya. Jadi buat apa saya disini?"

Julian geleng-geleng, "T-tapi, Mas..."

"Permisi..." Robert melengos meninggalkan Arsen dan Julian disana. Dia berjala menuju gapura, lalu memberhentikan angkot.

STUCK ON YOU (END 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang