"Ya ampun, Tuan Mudaaaa" Robert segera membantu Arsen yang sudah hitam penuh kotoran itu untuk keluar dari comberan tersebut. Ia sama sekali tidak merasa geli ataupun jijik.
Sedangkan Julian tertawa ngakak melihat Arsen seperti itu. "Lu ngapain sih?"
"Aaaaaaa, diem deh Bang Yayan! Jangan ngetawain" cetus Arsen
Kemudian ia pun keluar dari comberan tersebut. Sementara Robert turut mengambil sepeda yang juga menghitam penuh kotoran.
"Bang Yayaaaan" Arsen mencoba menghampiri Julian.
"Eeettt jangan deket-deket!" sergah Julian.
Arsen cemberut kesal. "Arsen mesti gimana?"
"Balik dulu ke rumah Nanto, lah!" cetus Julian.
"Naik motor?"
"Gada! Biar Mas Robert bawa motor gue! Kita jalan kaki ke rumah Nanto. Lu tenteng dah tu sepeda!" cetus Julian.
"Jalan kaki? Gamau! Arsen malu diliatin orang, nanti!"
"Lu liat gak dari tadi nih perum ada orang diluar???" tanya Julian, "Kalau gak cuma kita bertiga!"
"Tapi..."
"Dengerin! Gak usah ngebantah! Lagian gue kan bakal nemenin lo! Tapi jaga jarak ya! Bau!"
Arsen cemberut. "Bang Yayan tega!"
"Bodo!" cetus Julian, lalu dia berujar pada Robert, "Mas Robert... tolong bawa motor saya ya"
"Baik, Mas" ujar Robert. "Terus... Tuan Muda dan Mas Julian sendiri, bagaimana?"
"Gak usah dipikirin! Saya juga minta tolong, Mas Robert tolong ambilkan baju ganti punya Arsen ya, soalnya habis ini kami mau pergi lagi. Pake motor saya aja" ujar Julian
"Baik Mas Julian. Siap" jawab Robert.
"Ayo jalan!" seru Julian pada Arsen.
"Iyaaa!" Arsen menurut saja.
Dalam perjalanan jalan kaki menuju rumah Nanto, Arsen merasa geli dan jijik dengan dirinya sendiri. "Erewwhh... bau banget! Nanti keburu kering gimana nih?"
"Ya lu bilas nanti yang bener badan lu! Pokoknya gue gak mau tau ya, lu harus wangi! Kalau gak, gue gak mau jalan sama lu!" cetus Julian.
"Kalau gitu mandiin ya"
"Diiih??? Ogah!!! Mending gue deh yang nyemplung ke got!" cetus Julian.
"Katanya minta supaya wangi, ya mandiin lah, biar tau sudut-sudutnya!"
"Jangan ngeres ya! Gue tinggal nih!"
Arsen menyengir manja.
"Lagian kenapa bisa sampe jatoh ke got sih?" tanya Julian.
"Tadi tuh Arsen oleng gara-gara motor lewat, terus Arsen hampir keserempet! Yaudah deh, nyungsep!"
"Iiiihhh... makanya kan gue udah ingetin! Ati-ati!" tukas Julian.
"Iya iya! Ngomel-ngomel mulu, ah! Kapan sih perhatiannya? Ini ngomel ngomel, ngomel ngomel! PMS kali!" cetus Arsen.
Mata Julian mengarah pada seorang Bapak-Bapak yang tengah menyirami halaman di rumahnya. Lalu dia mencetus pada Arsen, "Diem!!!"
Arsen menatap Julian dengan penasaran. "Ada apa sih?"
Julian pun menghampiri rumah si Bapak tersebut. Lalu dia berujar, "Permisi, Pak, saya boleh minta tolong? Temen saya habis kena musibah, dia tadi masuk ke saluran air, Pak. Kalau boleh, saya minta airnya untuk sampai setidaknya temen saya tidak kotor seperti ini, Pak" ujar Julian panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Novela JuvenilWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...