"Minum dulu tehnya tuh! Udah di buatin sama Arsen!" ujar Mama Julian setelah keluar dari kamar mandi"
"Gak aus! Udah minum tadi!" kata Julian.
Arsen menekuk alisnya, bingung. "Loh, Bang Yayan kan dari kamar mandi. Minum gimana?"
"Minum aer keran!!!" jawab Julian jutek, lalu dia pun pergi ke kamarnya.
"Juliaaann... Mama gak pernah ngajarin kamu ketus begitu ya, sama orang!" ujar Mamanya lembut.
Julian pun berteriak dari kamarnya, "Beda cerita kalo orangnya Arsen!!!"
Mama Julian menoleh ke arah Arsen. "Kalian tuh kenapa sih? Berantem?" tanya Mama Julian pada Arsen.
Arsen hanya menyengir. "Udah Tante tenang aja. Arsen tau ngebujuknya pake apa!"
"Duren ya?"
"Es krimnya, Tante. Hehehe! Abis pas di jalan gak nemu sih, orang yang jual duren!" jelas Arsen.
"Kamu tuh ah, ada-ada aja!"
Arsen pun mengambil es krim durian dari lemari pembeku. "Arsen ke kamar Julian dulu ya, Tante!"
"Yaudah sana!"
"Oke!" Arsen berjalan menuju kamar Julian, lalu mengetuk pintu kamarnya. Tuk tuk tuk.
"Siapaaa???" teriak Julian.
"Arseeenn!!"
"Yang nanya!!!" teriak Julian lagi.
Arsen menekuk alisnya. "Ih, Bang! Marah boleh, tapi hargain dikit dong pengorbanan Arsen kesini"
"Bodo! Gak ada yang nyuruh, juga!"
"Ih, buka dulu! Liat nih Arsen bawa apaan!"
"Ogaaah!"
"Bang Yayan! Ngambeknya di pause dulu bisa gak, lima meniiiitt.. aja! Paling gak, Bang Yayan ambil dulu nih apa yang Arsen bawa!"
Tak lama kemudian Julian membuka pintu kamarnya setengah. Julian tengah memegang ponselnya. "Apaan sih???" tanya Julian ketus, dilihatnya raut wajah Arsen sudah pucat.
"Nih, liat Arsen bawa apa?"
"Lu kok pucet amat sih?"
"Ini liat dulu! Es krim durian!" ujar Arsen tersenyum dan menyodorkan es krim durian itu pada Julian, tanpa ia sadari bahwa hidungnya sudah mengeluarkan darah.
Julian membelalakan matanya, "Sen! Lu mimisan ituu!!!"
Arsen lalu berdesis, raut wajahnya menyiratkan dia sedang menahan sakit.
"Lu gapapa?"
Kemudian yang terjadi, Arsen pingsan di depan Julian, sambil tak sengaja menjatuhkan kotak es krim dan ponsel dari tangan Bang Yayannya itu. Kotak es krim itu jatuh berceceran di lantai. Bahkan layar ponsel Julian pun rusak seketika dan mati total. Namun Julian tak mempedulikannya. Dia panik dan mencoba membangun- bangunkan Arsen. Namun Arsen tak kunjung sadar juga.
Julian pun berteriak, "Maaaa!!! Mamaaaa!!! Ma, Arsen Maaa!!!"
Mama Julian turut berlari menghampiri kamar Julian. Dia terkejut bukan main, "Astaga Arseeen!!"
Lalu Julian pun dengan tergesa memesan taksi dan membawa Arsen ke rumah sakit.
~
Setibanya di rumah sakit, Arsen pun di rawat di sebuah kamar sementara sembari menunggu kesehatannya pulih.
Tak lama kemudian Robert dengan cemas mendatangi Julian dan Mamanya di kamar pasien tersebut. "Mas Julian... Ibu... Tuan Arsen kenapa? Kok dia bisa gak sadarkan diri begini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Novela JuvenilWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...