Julian terbangun pukul empat pagi. Dia melihat ke sisi kirinya, ada Arsen disana yang tertidur pulas di sisinya dengan mulut terbuka. Ngiler.
Baju Julian basah di sisi kirinya. Julian hanya tersenyum seketika dan mengelus-elus rambut Arsen. Seiring dia mencium kening Arsen dengan lembut.
Sejurus Arsen membuka matanya seketika. Lalu dia pun memandang ke arah Julian yang tengah membuka matanya. Arsen terperangah dan melotot, "Mmm... Arsen ngiler lagi ya, Bang? Maap ya, Bang!"
"Gapapa! Sekali-sekali lah lu ngelukis pulau di baju gue" cetus Julian sambil tersenyum meledek.
Arsen menggerutu malu, "Mmmmm!!! Jahat!"
Julian tersenyum kecil.
"Kok udah bangun?" tanya Arsen. "Kan masih jam segini!"
"Kok lu juga udah bangun? Biasanya bangun kesiangan!" jawab Julian.
"Gak tau! Gini kali ya, rasanya tidur di samping orang tersayang. Pengen cepet-cepet buka mata dan langsung liat senyuman dia!" ujar Arsen.
Julian tersenyum kecil, "Gombal!"
"Tapi kan jujur tauuu!" ujar Arsen sambil menyubit lembut batang hidung Julian.
Julian hanya tersenyum sambil geleng-geleng.
"Bang!"
"Hmm?"
"Arsen cium leher Bang Yayan lagi boleh gak?" tanya Arsen.
"Dih, tumben pake ijin segala! Biasanya langsung nyosor!" jawab Julian.
"Yeee, siapa tau mood Bang Yayan beda kalo baru bangun"
"Emang kalo mood gue berubah-ubah, lu bakal berubah juga ke gue? Enggak kan?"
Arsen menyengir. "Iya sih! Ah tau ah, nyebeliiinn"
"Jadi cium gak?"
Tanpa aba-aba Arsen pun segera menciumi leher kiri Julian dengan lama. Bagi Arsen, Julian memiliki aroma badan yang khas dan tak dipunyai oleh siapapun. Seiring aroma maskulin pria campur aduk dengan wangi cokelat susu berpadu menjadi aroma yang sangat di sukai Arsen.
Julian tertawa kecil, "Iihhhiihh..."
"Kenapa siih??"
"Geli geli gimana gitu!"
"Harus dibiasain mulai sekarang!"
"Kenapa?"
"Soalnya Arsen suka! Paling nyengat itu wanginya di tengkuknya Bang Yayan. Kalo bisa di makan, udah Arsen makan deh!"
"Gue ganti ah nanti parfumnya. Aroma durian!"
"Jangan! Jangan! Jangan!"
"Kenapa?"
"Dibilang Arsen udah terlanjur suka, juga!"
"Iya, becanda!"
Arsen tersenyum sambil mencium pipi Julian lagi. Lalu dia mengelus-elus rambut Julian. Seiring dia melihat ke arah celana Julian yang sudah berjendul. Lalu Arsen pun tersenyum kecil, "Ciyeee... Bang Yayaaan... baru dicium di leher aja udah ngejendul tuh angry birdnya!"
Julian seketika menutup bagian sensitifnya dengan guling. "Yeee enak aja, ini tuh udah jadi patennya cowok kalo pagi-pagi, tauuu!!! Emangnya lu gak ereksi kalo pagi-pagi?"
Arsen tersenyum kemudian berbisik pada Bang Yayannya. "Ini lagi ereksi! Sange sama Bang Yayan"
"Jangan mulai!"
"Hehehe, becandaaaa! Makanya jadian dong, biar bisa begituan! Arsen rela deh di perkosa sama Bang Yayan. Pasti hawt banget deh!"
"Dasar mesum! Masa jadian cuma buat muasin hasrat birahi doang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Ficção AdolescenteWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...