Julian mempercepat langkahnya seketika menuju kelasnya. Disusul dengan Arsen dan Nanto di belakangnya yang juga mempercepat langkahnya.
"Bang! Bang Yayan mau ngapain dia, Bang???" tanya Arsen bingung.
"Diem, Sen!!! Ini urusan laki!" cetus Julian sambil terus berjalan cepat dan tergesa-gesa.
Arsen dan Nanto seketika berpandangan dengan heran. Nanto sambil terus berjalan turut mengamati Arsen dari atas ke bawah. Lalu dia berujar pelan, "Elo... masih laki kan, Sen???"
Arsen manggut-manggut.
Nanto berpikir lagi sambil berjalan di belakang Julian. Nih orang kalo emosi tuh jadi bego apa gimana ya?
DARRR!!! Julian menendang meja guru ketika di kelasnya. Seisi kelas terkejut seketika. "MANA JUNIOR???!!" teriak Julian.
Seisi kelas turut menunjuk dengan kompak namun ke sembarang arah, karena saking takutnya akan tatapan mata Julian yang berapi-api.
"Gue serius!!! Mana dia???" teriak Julian lagi.
"Di kantin, Jul! Di kantin!" jawab Anwar sambil mengompor. "Abisin ae Jul! Abisin!!!"
"Iye, Jul!!! Cubit teteknya Jul!!!" tukas Adit lagi.
Seisi kelas turut menoleh ke arah Adit dengan heran.
Nanto menatap heran pada Adit, "Cubit tetek???" ulangnya tanpa suara. Kemudian geleng-geleng dengan sikap Adit.
Julian kembali berjalan cepat menuju kantin untuk menemui Junior. Arsen dan Nanto, juga seisi kelas turut mengikuti Julian dari belakang karena rasa penasarannya.
"Bang! Abang mau mukul si Junior ya???" tanya Arsen sambil terus berusaha menyamakan langkahnya dengan Julian.
Julian terus berjalan tak menjawab.
"Bang, jangan, Bang! Nanti Bang Yayan masuk BK, Arsen gak mau!" ujar Arsen.
"Diem, Arsen!" jawab Julian, sambil terus menjawab.
Arsen terdiam dan tak berani melawan Julian yang dikuasai amarah dahsyatnya.
Setibanya Julian di kantin, ia pun turut mengedarkan pandangannya. Deg. Sekali jeli, dia langsung menemukan Junior yang sedang duduk sendiri di kantin dengan segelas susu hangatnya.
Sejurus Julian langsung menarik kerah kemeja Junior, sama halnya dengan yang Junior lakukan pada Arsen tadi. "Heh, anjing! Lo apain Arsen, hah???"
Junior menjawab santai, "Gak gue apa-apain!"
PLAKKK!!! Julian menampar pipi kanan Junior dengan sangat kasar sampai ia terjatuh ke meja makan. "Jangan bohong lu bangsat!!!!" tunjuk Julian. Seisi kantin turut heboh dan bertepuk tangan mendukung Julian.
Junior yang ikut emosi turut bangkit dan menyiram Julian dengan susu hangatnya.
Walau susu itu terasa panas mengenai wajah Julian, Julian langsung naik pitam. Dia berjalan menghampiri Junior dengan wajah kesalnya. Junior yang hendak berlari, terjatuh seketika kala punggungnya di tendang kasar oleh Julian.
"Bang Yayan, udah stop, Bang!!!" teriak Arsen.
Saat Junior terjatuh, Julian langsung menginjak dada Junior dengan kencang. PCUHHH!!! Julian meludahi wajah Junior dengan hina. Seiring Julian turut menonjok rahang Junior berkali-kali sampai hidungnya pecah mengeluarkan darah. "JANGAN!!!" BUGKK!!! "PERNAH!!!" BUGGGKKK!!! "SENTUH!!!" BUGKKKK!!! "ARSEN!!!!" BRUGKKKK!!!
Satu tonjokan terakhir dari Julian sukses membuat Junior pingsan dengan darah yang terus mengalir deras dari hidungnya.
Arsen langsung menarik lengan Julian berdiri, "Bang, udah, Bang!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Novela JuvenilWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...