Chapter 16

4.4K 395 26
                                    

DONE.

Cerita Julian di Januari akhirnya selesai dengan akhir yang bahagia. Julian akhirnya mendapatkan cinta Erik, kakak kelasnya. Tentunya akhir kisah itu menjadi meledak dan viral dimanapun. Arsen mampu menyajikan plot twist yang membuat pembaca sudah putus harapan bahwa Julian akan bersatu dengan Erik. Nyatanya hal itu terbantahkan. Saking meledaknya, Arsen dituntut oleh pembaca untuk membuat sekuelnya di musim berikutnya. Tulisan itu sudah memiliki lebih dari dua juta pembaca. Parah. Tak seperti yang Arsen bayangkan sebelumnya. Kenapa bisa. Arsen sendiri pun heran.

Arsen tersenyum manis kala jari jemarinya menyusuri kolom komentar yang positif dan antusiasme dari para pembacanya. Jujur, Arsen merasa bahagia saat cerita pertama berunsur boys love-nya ini bisa sebooming ini. Bahkan Arsen berniat untuk membuat sekuelnya, tapi entah kapan rencana itu akan terbit. Lalu sesaat rencana itu terhapus demikian kala dia teringat bahwa Julian akan memberikan hadiah berupa waktu untuknya. Arsen langsung bergusar pada meja belajarnya, lalu menuliskan sesuatu yang ada di kepalanya.

~

Julian datang seperti biasa menghampiri kelasnya, lalu dia mendesah kala melihat Arsen sudah duduk siap di bangkunya.

"Selamat pagi, Abang Yayaaan" sapa Arsen. Di kelasnya baru ada Julian, Ami dan Noel yang sedang menyalin tugas kimia.

"Minggir, gue mau duduk!" ujar Julian.

"Oh iya" Arsen berdiri dari duduknya, lalu mengambil tissue di sakunya dan mengelap bangku bekasnya duduk. "Silahkan Bang Yayan!"

"Gak usah lebay deh!" ujar Julian.

"Ini tuh gak lebay, tapi tanda sayang!" jawab Arsen.

"Ini tih gik libiy, tipi tindi siying!" ledek Julian, membuat Arsen malah terkikik. "Bilang aja caper! Masih pagi-pagi!"

Arsen cekikikan. "Bang Yayan udah sarapan belum?" tanya Arsen.

"Udah!"

"Oh ya? Pake apa?"

"Nasi goreng!" jawab Julian ketus. Tapi kemudian perutnya berbunyi dan terdengar oleh Arsen.

Arsen tersenyum meledek, "Bang Yayan bohong yaaaa??? Katanya gak laper, tapi kok perutnya keroncongan?"

Julian memegang perutnya, menutupi salah tingkahnya. "Enggak kok. Orang itu suara getar handphone gue!"

Kemudian Arsen memonyongkan bibirnya, memandang tak percaya.

"Beneran!" cetus Julian.

Arsen terus menatap Julian dengan curiga.

Akhirnya Julian pun mengaku, "Iya deh, gue belum sarapan!"

"Hmmmm..." Arsen berdehem maklum pada Julian. Kemudian dia mengeluarkan sebuah tas plastik yang berisi sebungkus nasi uduk dari ranselnya. "Nih! Dimakan Bang!"

"Apaan nih?" tanya Julian, setelah mengambil tas plastik itu dari tangan Arsen.

"Nasi uduk. Pake telor balado, tempe orek, tahu bacem, semur jengkol, plus bawang goreng" jawab Arsen.

Mendengarnya saja, tenggorokan Julian mendadak asam. Dia menelan ludahnya, tak sabar mencicipi.

"Tapi gak ada sendoknya. Bentar ya, Arsen pinjemin di kantin dulu!" ujar Arsen sembari bergegas, namun Julian menghentikan langkahnya.

"Eh, udah gak usah!" kata Julian.

"Loh, kenapa? Terus Bang Yayan makan pake apa?" tanya Arsen.

"Kan bisa gue yang ke kantin. Kenapa harus lu lagi?" tanya Julian.

STUCK ON YOU (END 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang