Chapter 17

3.9K 355 23
                                    

"Bang Yayan!" teriakan Arsen yang memekik sudah pasti membuat orang yang namanya di sebut tadi sudah hafal benar siapa pemiliknya. Belum lagi satu-satunya panggilan berbeda darinya.

"Sen, bisa gak sih, gak manggil gue Bang Yayan?" tanya Julian. "Nama gue kan Julian, bukan Yayan!"

"Biarin. Itu kan panggilan kesayangan! Liat dong, buktinya cuma Arsen doang kan yang manggil Julian itu Bang Yayan?" tanya Arsen.

"Iye! Karna cuma lu doang yang gesrek otaknya!"

"Jahat!" cetus Arsen.

Julian kembali melangkahkan kakinya menuju gerbang.

"Arsen anterin pulang ya?" tanya Arsen.

"Gausah! Gue udah mesen ojol!" Jawab Julian.

"Kebiasaan banget sih mesen-mesen ojol?"

"Ya hak gue lah. Nanti mau pulang sama siapa gue kalau gak sama ojol?"

"Sama Arsen!"

Julian tertegun mendengar ucapan Arsen barusan. "Gak usah, ngerepotin!"

"Arsen seneng kok di repotin Bang Yayan" jawab Arsen.

"Beneran?"

"Iya!"

"Kalau gitu bisa gak, untuk gak ngerepotin gue?" tanya Julian.

"Kalau untuk itu, Arsen gak bisa!" jawab Arsen. Lalu kemudian, "Pinjem hape Julian!"

"Buat apa?"

"Buat cancel-in ojolnya!"

"Gak!"

"Bang Yayan pulang bareng Arsen aja. Arsen mau kok anterin Bang Yayan. Arsen juga mau ketemu sama Mamanya Bang Yayan lagi!" tutur Arsen.

"Enggak! Jangan maksa deh, Sen!" cetus Julian.

"Kasian abang ojolnya kalau gak di cancel dari sekarang, Bang Yayaaan!"

"Arsen apaan sih??? Justru lebih kasian lagi kalau di cancel pesanannya! Kalo abangnya udah di setengah jalan gimana?" tanya Julian.

"Kan Bang Yayan mau pulang bareng Arsen!"

"Dih! Siapa yang mau pulang bareng lu?"

"Bang Yayan" jawab Arsen tanpa dosa.

Julian memutar bola matanya dengan gemas. Kemudian dia memegang kedua pundak Arsen tanpa ragu-ragu. "Arsen... please... ijinin gue tenang ya... sebentaaaar aja. Ini gue minta baik-baik loh ke elo!"

Arsen melotot, hampir tak percaya dengan perlakuan Julian padanya. Lalu dia berujar, "Bang Yayan cium tangannya deh!"

"Hah?" Julian mengernyitkan kening, "Buat apa?"

"Cium aja coba"

Julian pun mencium kedua telapak tangannya. Gak ada yang salah sama sekali. Arsen kenapa sih.

"Wangi atau bau?" tanya Arsen.

"Sedikit wangi sih. Parfum!" ujar Julian.

"Hahhhhh, syukurlaaaaahhh"

"Kenapa sih??"

"Arsen kira badan Arsen bau, makanya gak enak kalau dipegang Bang Yayan. Makanya kalau mau pegang bilang-bilang dong! Kebiasaan beud suka yang buru-buru" cetus Arsen usil.

"Apaan sih. Alay!" cetus Julian.

"Enak aja, ngatain alay"

"Emang alay!"

STUCK ON YOU (END 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang