Robert datang bersama secangkir kopi di tangannya, lalu dia menaruhnya dengan lembut di meja makan di hadapan Arkan.
"Terima kasih, Robert" ujar Arkan.
Robert mengangguk, "Sama-sama, Tuan" ujarnya, lalu kemudian dia bertanya lagi, "Mmm, mau saya siapkan makan malam sekalian, Tuan?"
Arkan berhenti menyeruput kopinya, lalu dia menatap Robert dengan senyuman nakal, "Kenapa? Kamu mau makan malam sama saya?"
Robert tersipu malu lagi. Pipinya memerah merona, "Tuan Besar ini ada-ada saja. Saya hanya ingin menyiapkan makan malam untuk Tuan, kalau Tuan menginginkan makan malam"
"Yeah, sure! Saya memang ingin makan malam, tapi sama kamu juga ya?" pinta Arkan.
Robert mengangguk, "Baik, Tuan"
Tak lama kemudian Robert pun segera menyiapkan makanan yang sudah dia hangatkan lagi di dapur. Seiring dia menata rapih piring-piring tersebut di atas meja.
Arkan sambil iseng menyodorkan piringnya ke arah Robert. Meminta di ambilkan.
Robert yang peka, langsung saja mengambilkan beberapa sendok nasi di atas meja. "Segini cukup, Tuan?"
"Ya, cukup!" jawab Arkan.
"Mau pakai apa?"
Arkan melongo ke arah pilihan makanan di atas meja. Lalu dia menunjuk, "Itu saja tuh, capcai sama ayamnya saja"
"Dada atau paha?" tanya Robert seketika.
Arkan seketika tersenyum penuh maksud, meledek Robert. "Uuuuuwww... hot question!"
Robert memejamkan matanya seketika, "Tuan udah deh, jangan ngegodain saya terus"
"Jadi udah gak suka di godain nih???"
"Gak enak, Tuan, kalau sampe Tuan Muda sama Mas Julian dengar"
Arkan tertawa lagi, "Iya iya... ya sudah, kamu makan juga dong!"
Robert manggut-manggut lagi, lalu mengambil nasinya.
Arkan sambil mengaduk-ngaduk makanannya, tersenyum memandangi Robert. "Kamu tau gak, Bet! Kita berdua itu... udah seperti Ibu dan Bapaknya anak-anak! Yang lain udah pada tidur, kita masih ngobrol berdua selarut ini"
Robert tersenyum manggut-manggut. "Iya, Tuan, saya juga ngerasa seperti itu"
"Kita jodoh kali ya, Bet?"
"OHOK!!!!" Robert mendadak batuk tak tertahankan.
Arkan melotot seketika, "Kamu kenapa???" dia segera mengambilkan air minum untuk Robert, namun Robert memberikan isyarat bahwa dia bisa mengambilnya sendiri di tengah tersedaknya.
Robert pun mengambil segelas air dan meminumnya pelan-pelan.
"Makanya kalo makan tuh di kunyah dulu, dong! Baru di telen!" cetus Arkan.
Robert pun mencoba bernafas normal setelah meminum airnya. Seiring dia kembali melanjutkan makan malamnya.
"Balik lagi ke Arsen, Bet! Jadi gimana... awal ceritanya sampai sekolah bisa tahu bahwa Arsen dan Julian berpacaran???" tanya Arkan dengan serius. Tatapannya mendadak tajam seketika. Dia benar-benar ingin tahu dan penasaran.
"Semua berawal... dari anak baru di sekolah, yang bernama Junior, Tuan!" ujar Robert. Seiring dia pun terus melanjutkan ceritanya sampai kasus tadi di sekolah. Dan itu amatlah membuat Arkan murka.
"Lihat saja apa yang akan terjadi besok, Robert!" cetus Arkan, geram.
"M-memangnya... kalau boleh tau, besok Tuan ingin apa?" tanya Robert berhati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Novela JuvenilWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...