Setibanya di pasar Arsen dan Julian pun turun dari motor. Lalu pandangan Arsen jatuh ke penjuru pasar. Jujur saja, dia belum pernah menginjakkan kakinya di daerah seperti ini. Ini pukul setengah 6, tapi sudah banyak orang yang berlalu lalang disana.
"Bang Yayan... ini kita mau ngapain sih disini? Mau belanja bahan makanan? Kan bisa beli yang udah jadi" tanya Arsen.
"Emangnya di pasar cuma ada bahan makanan doang?" tanya Julian.
Arsen mengernyitkan keningnya. "Terus mau beli apa dong?"
"Beli makanan"
"Hah???" Arsen gagal paham dan masih tak mengerti dengan ucapan Julian. "Iihhh Bang Yayan, serius dooong. Jangan becandain Arsen"
"Ayo ikut aja" ajak Julian.
Kemudian Arsen dan Julian pun tiba di salah satu lapak penjual kue basah. Arsen pun menghela napasnya ketika tahu bahwa Julian menginginkannya membeli kue. "Ooohhh... kita tuh mau beli kue???"
"Iya" jawab Julian.
"Yaudah, Bang Yayan mau beli kue apa? Pesen aja sesuka hati. Biar Arsen yang bayar!" ujar Arsen.
"Beneran nih?" tanya Julian.
"Iyaaa" jawab Arsen.
Julian tersenyum lebar. "Oke" lalu dia beralih pada si Ibu penjual kue, "Bu... saya mau pisang molen satu, donat satu, lemper satu, risoles satu sama pastel satu. Bikin satu paket ya, Bu! Dua puluh kotak" ujar Julian.
"Hah???" Arsen terkejut.
"Baik Mas" jawab Ibu penjual kue.
"Bang Yayan, yang bener aja. Banyak banget sih?"
"Loh, katanya sepuasnya. Gimana sih?" tanya Julian.
"Iya, tapi Bang Yayan mau makan dua puluh kotak. Itu banyak banget kali"
"Siapa yang bilang, kue-kue ini buat gue?" tanya Julian.
"Loh, terus? Buat siapa?" tanya Arsen.
"Gue tanya dulu deh. Ikhlas gak nih?" tanya Julian.
"Ikhlas. Tapi ini semua buat siapa, Bang Yayan?" tanya Arsen.
Dua puluh kotak pun telah siap. Arsen pun turut membayar kue tersebut senilai 250 ribu.
"Ada gak duitnya? Kalau gak ada, gue tambahin nih"
"Ada ada" lalu Arsen memberikan uang tersebut pada si Ibu penjual kue.
"Dah, sekarang bantuin gue! Lu bawa sepuluh dus, gue bawa sepuluh dus" suruh Julian.
"Iya iya" Arsen pun mengambil sepuluh dus tersebut lalu ia dan Julian pun membawa dus itu ke parkiran motor.
Kemudian Julian memberikan satu kotak paket kue tersebut pada tukang parkir di pasar. Seketika kotak-kotak itu di taruh di depan motornya di tempat kaki. Lalu dia pun mulai mengendarai motornya dan berhenti di tiap-tiap jalan dimana ada orang yang melakukan pekerjaan paginya. Tukang sapu jalan, Pemulung, Tukang parkir kereta, Security stasiun kereta, dan sebagainya.
Arsen tersenyum melihat perilaku Julian yang mampu membuatnya terenyuh dan semakin kagum padanya. Dia tidak habis pikir bahwa Bang Yayannya itu sungguh semulia ini dan peduli kepada orang lain.
Selesai membagi-bagikan kue pada orang-orang, Arsen dan Julian pun duduk di depan Indomaret sambil meminum susu kotak.
"Ciyeee... jadi ini toh, maksudnya. Bang Yayan mau kasih liat sisi baik Bang Yayan sama Arsen yaaa...? Aaaa... makin kagum deh Arsen sama Bang Yayan" ujar Arsen memuji perilaku Julian.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Teen FictionWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...