"Bang Yayaaan..." Arsen menggenggam erat tangan Julian, mengingatkan bahwa ia sudah kelewat batas dalam berujar dengan penuh emosi sampai melupakan Ambu dan perasaannya.
Ambu di buat bungkam tak berujar apa-apa lagi. Matanya terus terpelongo antara Julian dan Arsen.
"Jadi kalian ini... pasangan sesama jenis di sekolah ini???" tanya Pak Rinto tak percaya sama sekali.
Arsen dan Julian hanya bisa diam menelan ludahnya. Julian sama sekali tak peduli akan Pak Rinto ataupun Om Yugo. Yang dia pikirkan saat ini adalah Ambu.
Robert mencoba mengelus-elus bahu Ambu mencoba menenangkan.
Julian menghampiri Ambu dan bersimpuh di hadapannya. "Ambu... Ambu tolong maafin Julian, Ambu... tapi Lian sudah terlanjur sayang sama Arsen, Ambu! Lian tau ini gak bener... Lian tau Ambu kecewa sama Lian. Tapi Lian juga gak bisa berbohong terus menerus akan perasaan Lian ke Arsen, Ambu. Lian sayang sama Arsen. Lebih dari perasaan teman, saudara, ataupun kakak ke adiknya, Mbu"
Bibir Ambu sudah gemetar, dia melihat Julian seakan dua hati antara jijik namun sayang. Ia bagai tak kuat dan tak sanggup lagi untuk berlama-lama ditempat itu. Maka satu-satunya jalan keluarnya adalah ia segera pergi dari ruangan itu.
Tanpa ada narasi. Tanpa ada sepatah dua patah kata lagi, Ambu berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan Julian dan lainnya.
Julian hendak mengejar Ambunya, namun Robert segera menahannya. "Jangan di kejar, Mas! Biar saya saja! Ambu pasti sedang berusaha menenangkan hatinya.
Julian menuruti kata Robert. Dia mengangguk, sementara Robert pun pergi dari situ.
~
"Ambu... Ambu Nasidah... Ambu mau kemana???" tanya Robert sambil terus menyamakan langkahnya dengan Ambu.
Ambu sambil menangis dan terus berjalan menjawab, "Ambu mau pulang! Ambu kecewa sama Julian juga Arsen! Ambu pikir mereka teh anak baik-baik... tapi kenapa..."
"Ambu... biar saya antar pulang ya, Mbu, yah!" ujar Robert halus.
"Tidak perlu! Ambu bisa pulang sendiri" cetus Ambu.
"Ambu... Ambu... please..." Robert berhenti di hadapan Ambu. "Ambu udah Obet anggap seperti Ibu Obet sendiri. Jadi tolong, ijinkan Obet yang mengantar Ambu pulang, ya!"
Ambu hanya diam menatap Robert dengan lamat. Sampai ketika, diamnya pun menandakan iya.
~
"Julian... duduklah kembali, Julian! Tenanglah dulu!" ujar Pak Rinto pada Julian. Mereka masih berada di ruang BK.
Julian juga Arsen turut duduk kembali di sofa.
"Kok Neneknya gak di kejar sih? Kasihan loh itu! Malah milih pacar sejenisnya!" cetus Yugo.
"Eh, lo diem yeh! Gue gak tertarik ngomong sama lo!!!" cetus Julian, seketika membuat Yugo terdiam bungkam.
"Julian!!! Tenang!!!" cetus Pak Rinto. "Selesaikan ini semua dengan kepala dingin"
"Maafin Julian, Pak!" ujar Arsen, "Emosinya sedang tidak stabil!"
Pak Rinto manggut-manggut. Lalu dia menghela napasnya seketika, "Kalau saya boleh tau... sudah berapa lama kalian berpacaran, Arsen?" tanya Pak Rinto.
"Udah dua minggu, pak!" ujar Arsen, "Sebenernya mungkin bakalan sebulan lebih kalo Bang Yayan gak ngegantungin saya waktu itu dan langsung nembak saya. Ngedapetinnya susah, Pak! Dianya galak!" cetus Arsen tanpa pikir panjang. Lalu dia tersadar sendiri, "Eh, maap Pak! Malah curhat jadinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Ficção AdolescenteWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...