"Mau cari buku apa? Gece cepetan!" cetus Julian pada saat ia dan Arsen sudah berada di toko buku Gramedia Matraman.
Arsen berdecak sambil menyibakkan matanya ke penjuru toko buku yang luas tersebut. "Sebentar deh, baru juga nyampe"
"Kita tuh masih mau main time zone sama atmosfear! Lu mau gak jadi nonton?" tanya Julian mengomel.
Arsen melihat jam tangannya, "Iya Bang Yayan sabaarr! Ini Arsen juga lagi mau nyari"
"Mau nyari?" ulang Julian heran.
Arsen manggut-manggut.
"Gue pikir lu udah tau buku apa yang mau lu beli" cetus Julian, geram.
"Arsen tuh mau beli novel! Buat referensi!"
"Referensi apaan sih?" tanya Julian lagi.
"Ya nulis wattpad laaah!" ceplos Arsen.
"Hah? Apa?" ulang Julian, tak percaya.
Arsen melotot, gelagapan. Mampus. "Eee..."
"Lo mau nulis wattpad?" tanya Julian.
"Mmm... Eee..."
"Ditanya tuh dijawab, bukan aa ee aa ee!"
"M-maksudnya Arsen tuh mau belajar nulis di wattpad!" Kampret ah.
"Kayak yang bisa aja nulis wattpad"
"Namanya juga mau belajar"
"Yaudah deh. Cepet sana pilih bukunya!"
"Saran doooong!!!"
"Saran apaan?"
"Saran buku yang bagus! Rekomen dong!"
Julian menjalarkan matanya ke tumpukan buku-buku best seller. Lalu dia tersenyum begitu dia menemukan satu. Dia pun mengambil buku tersebut, lalu dia menjulurkan buku tersebut pada Arsen. "Nih! Lu tuh kudu baca buku ini!"
Arsen melihat buku tersebut yang berjudul; Cara berpikir seperti bukan orang bodoh.
Julian tersenyum tipis kala melihat ekspresi Arsen yang cembetut saat membaca judul buku tersebut.
"Enak aja! Emangnya Arsen bodoh, apa?"
"Bodoh lah!"
"Siapa bilang?"
"Gue, barusan!"
"Bodoh kayak gimana maksudnya?"
"Lu cepet banget jatuh cinta sama orang! Dan kekeuh banget untuk dapetin hati orang itu!"
"Itu bukan bodoh, tapi usaha! Berjuang!" cetus Arsen
"Tetep aja"
"Ah tau ah! Capek ngomong sama Bang Yayan! Arsen kalah mulu"
Julian tersenyum kecil. "Udah dapet belum bukunya? Buru!!!"
"Sabar" lalu Arsen mengambil tiga buah buku novel secara acak.
Julian hanya terkekeuh melihatnya. Kemudian ia tak sengaja menjatuhkan pandangannya ke arah sebuah buku yang berjudul; Mengenang Kenangan. Dan pada covernya terdapat gambar sebuah keluarga lengkap. Julian mengambil buku tersebut dan memerhatikannya baik-baik. Dia mencoba menata hatinya agar tidak memunculkan perasaan-perasaan aneh.
"Bang Yayan!"
"Hah?" Julian terkesiap dengan suara Arsen yang mengejutkannya. Lalu dia refleks menaruh lagi buku tersebut pada raknya.
"Ngapain sih?"
"Gak, gapapa" jawab Julian
"Kok mukanya merah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Teen FictionWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...