Julian tak masuk pelajaran sama sekali sejak pagi. Dia hanya menghabiskan waktunya di lapangan basket indoor sekolah yang kosong. Dia kesal bukan maim dengan sikapnya yang serba salah. "ARSEEEEENNNN!!! KENAPA LO SELALU DIPIKIRAN GUAAAAA!!!!!" Julian melempar bola ke arah ring dan masuk dengan sempurna. Dia berteriak.
"Jul!" panggil Adit dan Anwar.
Julian mengatur napasnya yang tersengal. "Ngapain lu berdua kesini?"
"Elo yang ngapain? Di lapangan teriak-teriak lu, kesurupan lu?" tanya Anwar.
"Kenapa sih, Jul? Ada masalah apa???" tanya Adit. "Tenang dulu deh mendingan!"
Napas Julian masih tersengal. Lalu dia mengusap wajah tampannya dengan kasar.
"Lu ada masalah apa sama si Arsen, Jul? Satu kelas pada nanyain dari tadi" ujar Anwar.
"Iya, Jul! Bukannya lu mau nembak si Arsen hari ini?" timpal Adit.
"Salah??? Salah gue sama perasaan gue yang kayak tai ini? Hah??? Salah???" tanya Julian berapi-api pada Adit.
Adit melotot ketakutan, "J-jangan ngamuk ke gue atuuuhh, takut kan gue jadinya"
"Ya lu kenapa sih Jul? Ceritanya gimana sih? Emang si Arsen nolak lu?" tanya Anwar.
"Gue baru aja berani mau melangkah lebih jauh, tapi Arsen malah giniin gue" tukas Julian.
Adit dan Anwar saling adu pandang penuh tanya, "Si Arsen nolak lu?" tanya Anwar.
"Bukan, Anwaaaaaarrr!!!"
"Ya terus?"
"Dia jadian sama cowok lain! Sama Randaaaiiii!!! Yang lebih kece, pinter, badai, tajir, gak kayak gue!"
"Haaaa Kak Randai???" ulang Adit dan Anwar bersamaan.
Adit menggeleng tak percaya, "Lo serius?"
Julian manggut-manggut.
"Terus si Arsennya mau?" tanya Anwar.
"Ya maulah! Siapa yang gak mau sama cowok kelas Randai gitu!" jawab Julian, ketus.
Adit dan Anwar terdiam sejenak.
"Masa sih? Kok gue gak yakin ya, si Arsen mau gitu aja sama kak Randai?" tanya Adit.
"Ya maulah! Siapa yang gak mauuuu, tajir gitu?" cetus Julian.
"Cckk! Yaelah, Juuull! Cakepan juga lu kemana-mana dari pada kak Randai!" cetus Anwar.
"Eh, tapi kan masih tajiran kak Randai dong!" beo Adit.
Anwar langsung menjitak kepala Adit. TAK!!!
"Aaaww!!! Sakit, ngentott!!!"
"Makanya punya mulut di jaga! Ngasal aja kalo ngomong! Depan temen lu nih!" cetus Anwar.
"Iye sorry sorry deh, Jul!" ujar Adit ke Julian. "Gue ngasal! Becanda kok!"
Julian terduduk layu di lapangan itu. "Udahlah, mungkin emang gue gak pantes kali buat Arsen!"
Adit dan Anwar berpandangan lagi. "Ah, gak gitulah, Juulll!" ujar Adit, berjongkok menyemangati Julian.
Anwar pun turut mengikutinya, "Atau mungkin... elo yang kelamaan gercep ke si Arsen! Nunda-nunda mulu, makanya si Arsen mikir, kalau lu itu gak akan bisa sayang sama dia!"
"Tapi dia bilang kok ke gue, kalo dia mau nungguin gue!" bantah Julian.
"Yah, Jul! Seyakin-yakinnya orang memegang pernyataan, bakal kalah sama orang yang langsung ngasih jawaban!" ujar Anwar.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK ON YOU (END 18+)
Teen FictionWARNING : LGBT CONTENT!!! (18+) HOMOPHOBIC START TO RUN OUT OF THIS READS. THANKS. (Baik Nama tokoh, tempat, alur, keseluruhan cerita, semuanya hanyalah fiktif belaka. Mengandung kalimat kasar dan tidak di anjurkan untuk di baca oleh usia dibawah 18...